Logo
>

Bos Bapanas: Harga Beras Naik Bukan Karena Bansos

Ditulis oleh Syahrianto
Bos Bapanas: Harga Beras Naik Bukan Karena Bansos

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi membantah bantuan pangan (banpang) beras sebelum Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 menyebabkan harga beras naik.

    "Jangan dibilang itu (bantuan sosial) yang ngabisin (stok) beras di nasional, enggak, itu posnya sendiri-sendiri," ujarnya kepada media di The Margo Hotel, Depok, Selasa, 27 Februari 2024.

    Arief menegaskan bahwa bansos beras berasal dari gudang Bulog yang tidak menyerap beras hasil panen lokal. Sebab, hasil panen lokal sendiri tidak memenuhi kebutuhan nasional.

    "Panen lokal kemarin angkanya hanya di bawah sejuta ton. Kebutuhan sebulan itu 2,5-2,6 juta ton. Jadi ini mesti clear ya," ucap dia.

    Lebih lanjut, Arief menjelaskan program bansos Presiden Joko Widodo merupakan bentuk perhatian pemerintah terhadap 270 juta penduduk Indonesia.

    "Sebanyak 22 KPM (keluarga penerima manfaat) yang berada pada desil terbawah yang harus diberikan bantuan pangan (beras). Sekali lagi, tidak ada kaitannya dengan politik ya," ucapnya.

    Adapun kepala Nasional Food Agency (NFA) itu memastikan pemerintah menyetop penyaluran bansos sejak dua pekan sebelum Pemilu 2024.

    "Tanggal 8 sampai 14 Februari kita stop (salurkan bansos). Kemudian kita mulai lagi tanggal 15 Februari," pungkas Arief. (ari/prm)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.