Logo
>

Boy Thohir Keruk 450,36 Juta Saham AADI, Tujuannya?

Ditulis oleh Yunila Wati
Boy Thohir Keruk 450,36 Juta Saham AADI, Tujuannya?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Sejak IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI), saham AADI (PT Adaro Andalan Indonesia Tbk), memang selalu menarik perhatian. Tidak hanya investor, Boy Thohir pun menaruh minat tinggi pada saham ini.

    Apa yang dilakukan oleh Garibaldi Thohir atau yang lebih dikenal dengan Boy Thohir, mencuri perhatian. Dalam transaksinya, Boy berhasil membeli sekitar 450,36 juta saham AADI senilai total Rp2,68 triliun.

    Hasil dari transaksi ini adalah Boy kini memegang kendali atas 5,78 persen saham AADI. Artinya, saat ini ia memungkinkan untuk terlibat lebih jauh dalam manajemen perusahaan tersebut bersama PT Adaro Strategic Investment (ASI).

    Dalam keterbukaan informasi yang dipublikasi pada Jumat, 13 Desember 2024, diketahui, ASI juga ikut melakukan pembelian yang sangat besar, yaitu mencapai 3,2 miliar saham AADI atau setara dengan Rp19,07 triliun. Dengan pembelian ini, maka ASI menjadi pemegang saham utama AADI dengan proporsi 41,10 persen saham.

    Selain para pemegang saham utama, jajaran direksi dan komisaris AADI juga tidak ketinggalan dalam memanfaatkan kesempatan ini untuk menambah kepemilikan saham mereka. Direktur Utama AADI Julius Aslan, membeli sebanyak 2,5 juta saham, sementara Direktur AADI lainnya, Priyadi, menambah 207.108 saham. Komisaris AADI, Primus Dorimulu, juga turut serta dengan membeli 8.500 saham.

    PUPS yang dilaksanakan AADI merupakan lanjutan dari langkah sebelumnya, yaitu penawaran umum perdana saham (IPO). Melalui PUPS ini, ADRO menawarkan seluruh saham yang dimilikinya, yang semula mencapai sekitar 7 miliar saham, kepada para pemegang sahamnya yang tercatat per 29 November 2024.

    Dengan harga penawaran Rp5.960 per saham, proses ini menjadi bagian dari upaya ADRO untuk memisahkan pilar bisnis batubara termalnya dari sektor-sektor lain yang berfokus pada keberlanjutan, termasuk dalam industri mineral dan energi hijau.

    Melihat besarnya nilai transaksi dan perubahan besar dalam struktur kepemilikan saham ini, PUPS AADI memegang peranan penting dalam langkah strategis bagi masa depan perusahaan.

    Selain itu, aksi ini menunjukkan upaya perusahaan dalam menciptakan sinergi yang lebih efektif antara sektor-sektor bisnis yang berbeda, yang pada akhirnya dapat mendukung tumbuhnya perusahaan dalam jangka panjang, di tengah dinamika ekonomi dan industri yang semakin berkembang.

    PT Adaro Andalan Indonesia Tbk memang telah mencatatkan perubahan besar dalam struktur kepemilikan sahamnya setelah melakukan Penawaran Umum oleh Pemegang Saham (PUPS), yang dimulai dengan pengalihan saham milik PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO). Melalui proses ini, ADRO menjual sebanyak 5,81 miliar saham AADI dengan harga Rp5.960 per saham, menghasilkan transaksi senilai Rp34,63 triliun.

    Proses ini dilakukan dalam tiga tahapan, yakni pada tanggal 9, 10, dan 11 Desember 2024. Tujuan dari pengalihan saham tersebut adalah untuk memisahkan bisnis pertambangan batubara termal dari sektor Minerals dan Green yang lebih berfokus pada kelestarian lingkungan, untuk memastikan sinergi yang solid dalam pengelolaan bisnis yang berkaitan erat.

    Transaksi ini menyebabkan perubahan signifikan dalam kepemilikan saham AADI oleh ADRO. Sebelumnya, ADRO mengendalikan hampir 90 persen saham AADI, namun setelah pelaksanaan PUPS, kepemilikan ADRO menurun drastis menjadi 15,37 persen, dengan sisa sebanyak 1,19 miliar saham. Dengan perubahan ini, ADRO kini tidak lagi menjadi pengendali utama dari AADI.

    Peluang Investasi Jangka Panjang

    Pada tanggal 5 Desember 2024, Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (IDX), memulai debut yang membawa perhatian besar, baik di pasar modal maupun di kalangan investor. IPO AADI ini memberikan peluang menarik tidak hanya bagi investor jangka pendek yang fokus pada fluktuasi harga saham, tetapi juga bagi mereka yang ingin melihat nilai lebih melalui analisis fundamental dalam jangka panjang.

    Salah satu faktor utama yang menjadi daya tarik bagi investor adalah potensi dividen yield yang sangat menarik, diperkirakan mencapai sekitar 17 persen, sebuah angka yang jauh lebih tinggi dibandingkan perusahaan tambang batu bara lainnya di Indonesia.

    Dilihat dari sisi valuasi, meskipun proyeksi laba bersih AADI diperkirakan akan mengalami penurunan pada tahun 2025 akibat hilangnya keuntungan sekali pakai dari penjualan anak usaha, perusahaan diperkirakan masih memiliki potensi besar untuk meningkatkan nilainya.

    AADI, yang saat ini tercatat dengan valuasi IPO yang relatif rendah—hanya sekitar 2,9 kali Price-to-Earnings (P/E) berdasarkan proyeksi laba 2025—memiliki ruang untuk re-rating atau pemulihan nilai perusahaan. Dengan berbagai asumsi konservatif dan wajar, harga saham AADI berpotensi meningkat hingga 9.650 rupiah per saham, yang berarti kenaikan sebesar 74 persen dari harga IPO.

    Selain itu, bila perusahaan dapat mencapai level P/E yang lebih tinggi, seperti rata-rata historis yang dimiliki oleh perusahaan induknya, Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO), atau bahkan mendekati valuasi PT Bukit Asam Tbk (PTBA), maka harga saham AADI bisa melonjak hingga Rp13.525 per saham—sebuah kenaikan signifikan sebesar 144 persen dari harga saat IPO.

    Yang lebih menarik, meskipun profit perusahaan diperkirakan tidak akan tumbuh signifikan, dividen yield yang bisa diperoleh investor sangat menggiurkan. Dengan asumsi perusahaan mempertahankan rasio pembagian dividen (Dividend Payout Ratio atau DPR) sekitar 50 persen, yang merupakan rata-rata DPR ADRO dalam tiga tahun terakhir, AADI dapat membagikan dividen sekitar Rp966 per saham pada tahun buku 2025. Dengan harga IPO Rp5.550, ini menghasilkan dividen yield hampir mencapai 17 persen, angka yang sangat tinggi di sektor batu bara.

    Meskipun manajemen perusahaan telah menyatakan dalam prospektus bahwa mereka berencana membagikan dividen dengan DPR sebesar 45 persen, proyeksi DPR 50 persen dinilai tidak terlalu agresif mengingat perusahaan belum memiliki rencana belanja modal yang besar dalam waktu dekat.

    Oleh karena itu, AADI tetap memiliki ruang yang cukup besar untuk meningkatkan pembayaran dividen sambil tetap mempertahankan ketahanan finansial untuk melakukan ekspansi jika diperlukan, termasuk pengembangan dua tambang batu bara mereka, Pari Coal dan Ratah Coal.

    Potensi untuk AADI beralih menjadi salah satu pemain utama dengan dividen yield yang sangat menarik adalah berdasarkan pada sejumlah faktor, termasuk prospek stabilitas harga batu bara yang diperkirakan tidak akan mengalami penurunan signifikan dalam waktu dekat.

    Selain itu, volume penjualan batu bara yang diperkirakan akan tumbuh modestly, meskipun sedikit turun pada 2024, memberikan stabilitas bagi prospek pendapatan AADI di masa depan.

    Secara keseluruhan, meskipun sebagian besar perhatian pasar terfokus pada perdagangan jangka pendek pasca-IPO, banyak yang beranggapan bahwa AADI memiliki potensi jangka panjang yang kuat, terutama untuk investor yang ingin menikmati dividen stabil dari sektor batu bara yang relatif tidak terlalu terpengaruh oleh ketidakpastian global.

    Dengan likuiditas yang meningkat dan potensi dividen yang lebih menarik daripada perusahaan tambang batu bara besar lainnya, AADI dapat menjadi pilihan investasi menarik dalam waktu dekat.(*)

    Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79