KABARBURSA.COM - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan data inflasi bulan ke bulan (month to month/MoM) dan tahun ke tahun (year on year/YoY) pada Maret 2024. Terdapat sejumlah komoditas yang menjadi pendorong inflasi ini.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala BPS Amalia A Widyadanti menjelaskan, inflasi Maret terhadap Februari sebesar 0,52 persen (MoM) sedangkan inflasi Maret 2024 terhadap Maret 2023 adalah 3,05 persen.
"Inflasi bulanan Maret 2024 yang bertepatan dengan momen Ramadan lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan bulan yang sama pada tahun lalu," kata dia dalam Rilis Berita Resmi Statistik secara daring, Senin, 1 April 2024.
Adapun kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar tentunya berasal dari kategori makanan, minuman, dan tembakau dengan laju inflasi sebesar 1,42 persen dan memberikan andil inflasi sebesar 0,41 persen.
"Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini adalah telur ayam ras dengan andil inflasi sebesar 0,09 persen, daging ayam ras dengan andil inflasi sebesar 0,09 persen, beras 0,09 persen, cabai rawit 0,02 persen, dan bawang putih dengan andil inflasi sebesar 0,02 persen pada kelompok makanan," urai Amalia.
Pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau juga terdapat komoditas yang memberikan andil deflasi di antaranya adalah cabai merah dan tomat yang memberikan andil deflasi masing-masing sebesar minus 0,02 persen.
Selanjutnya sebaran inflasi bulanan menurut wilayah. Sebanyak 34 dari 38 provinsi di Indonesia mengalami inflasi sedangkan empat lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi sebesar 1,07 persen terjadi di Provinsi Sulawesi Utara deflasi terdalam terjadi di Provinsi Maluku sebesar 0,46 persen.
"Berikutnya adalah inflasi bulan ke bulan (MoM) menurut komponen. Inflasi pada Maret 2024 sebesar 0,52 persen didorong oleh seluruh komponen terutama komponen harga bergejolak," tutur Amalia.
Komponen inti, sambung dia, mengalami inflasi sebesar 0,23 persen. Komponen ini memberi andil inflasi sebesar sebesar 0,15 persen komoditas yang dominan memberikan andil invasi inflasi pada komponen inti adalah emas perhiasan minyak goreng dan nasi dengan lauk.
"Untuk komponen harga diatur pemerintah mengalami inflasi sebesar 0,08 persen dengan andil inflasi yang hanya sebesar 0,01 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi pada komponen harga diatur pemerintah adalah sigaret kretek mesin atau SKM," jelas Amalia.
Selanjutnya, komponen harga bergejolak mengalami inflasi sebesar 2,16 persen komponen ini memberikan ambil inflasi terbesar yaitu sebesar 0,36 persen adapun komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah telur ayam ras daging ayam ras beras cabai rawit bawang putih dan bawang merah. (ari/adi)