Logo
>

BREN Siapkan Belanja Modal Rp2,57 Triliun, Ini Strateginya

Ditulis oleh Syahrianto
BREN Siapkan Belanja Modal Rp2,57 Triliun, Ini Strateginya

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) akan mengalokasikan dana modal atau capital expenditure (capex) sebesar USD160 juta atau sekitar Rp2,57 triliun untuk tahun 2024. Direktur Barito Renewables Energy, Merly, menjelaskan bahwa rencana pengeluaran tersebut mencakup berbagai aktivitas dan pengembangan perusahaan yang akan dilakukan secara bertahap dari kuartal II hingga kuartal IV tahun 2024.

    Merly menyatakan bahwa hingga kuartal I 2024, perusahaan telah mengalokasikan capex sebesar USD13 juta untuk kegiatan pengeboran. Dia menjelaskan bahwa dari jumlah tersebut, persiapan untuk kegiatan pengeboran di salah satu aset perusahaan, seperti Darajat, akan dilakukan dalam waktu dekat pada tahun 2024.

    Pada kesempatan yang sama, Presiden Direktur BREN, Hendra Sptjipto Tan, menyatakan bahwa perusahaan sedang berfokus pada pengembangan pembangkit listrik tenaga angin sebesar 116 MW di Wayang Windu. Hendra menekankan bahwa saat ini mereka sedang menunggu perizinan yang diperlukan dan melakukan negosiasi dengan kontraktor yang telah dipilih untuk melaksanakan proyek-proyek tersebut.

    Hendra berharap proyek 116 MW itu bisa diselesaikan BREN pada juni 2024. Selain itu, ia bilang, pihaknya juga memiliki capex yang sifatnya rutin untuk pengembangan bisnis panas bumi.

    "Di luar itu kita akan mempunyai capex yang rutin sifatnya yaitu seperti pengeboran sumur-sumur supaya dijaga tingkat kesediaan uap supaya kami bisa menjalankan semua powerplan yang kami operasikan secara maksimum," pungkasnya.

    Kenaikan Saham BREN

    Untuk informasi, harga penawaran awal (IPO) saham BREN adalah Rp780 per saham, dengan penggalangan dana sebesar Rp3,13 triliun dari IPO yang besar. Melihat pergerakan harga saham BREN, dalam enam bulan terakhir, tercatat kenaikan sebesar 2,4 persen, sementara dalam satu tahun terakhir, kenaikannya mencapai 4,9 persen.

    Hendra menjelaskan bahwa kenaikan harga saham BREN dapat disebabkan oleh dua faktor utama. Pertama, BREN telah memperoleh popularitas sebagai salah satu perusahaan energi terbarukan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

    "Dari segi penawaran saham, BREN sangat diminati oleh investor, sehingga permintaan yang tinggi ini menjelaskan mengapa pergerakan sahamnya terus meningkat dalam beberapa bulan terakhir," katanya.

    Hendra juga menyoroti bahwa kepercayaan dari para investor adalah kunci keberhasilan dalam mengembangkan bisnis. Selama empat tahun terakhir, perusahaan telah mencatatkan kinerja positif yang mendukung fondasi kuat dari pergerakan saham BREN. "Tentunya, kepercayaan dari investor atas kinerja kami selama empat tahun terakhir telah membuat pergerakan saham kami solid dan terus berkembang," tambahnya.

    Selain itu, Hendra juga menyatakan bahwa BREN memiliki banyak portofolio yang akan dikembangkan di bidang energi panas bumi. Pengembangan panas bumi ditargetkan mencapai 2.000 MW, sementara pengembangan energi angin mencapai 300 MW. "Kami juga terus mencari aset-aset baik di dalam maupun di luar negeri untuk menambah portofolio kami," jelasnya.

    Hendra menegaskan bahwa harapan positif dari para investor, didukung oleh fondasi yang kuat, tercermin dalam pergerakan harga saham BREN yang dinamis. "Inilah dua alasan utama mengapa harga saham BREN sangat aktif dan terus meningkat," tandasnya.

    Fokus Geothermal BREN

    Perlu dicatat bahwa BREN saat ini mengoperasikan pembangkit listrik geothermal dengan kapasitas mencapai 886 MW, yang berasal dari tiga sumber, yaitu Salak, Wayang Windu, dan Darajat. BREN berencana menambah kapasitas sebesar 116 MW dari ketiga sumber tersebut.

    BREN juga sedang mengembangkan beberapa proyek, termasuk Salak Binary berkapasitas 15 MW yang sudah selesai dibangun. Proses koneksi Salak Binary dengan jaringan listrik PLN sedang berlangsung dan diharapkan dapat terhubung pada kuartal III-2024.

    Selain itu, BREN juga sedang mengembangkan Salak Unit 7 dan Wayang Windu Unit 3, sebagai bagian dari penambahan kapasitas 116 MW yang direncanakan untuk dikembangkan dalam dua atau tiga tahun ke depan di Darajat, Salak, dan Wayang Windu.

    Selain tiga sumber tersebut, BREN juga akan menggarap aset geothermal baru yaitu Hamiding dan Sekincau Selatan, yang memiliki potensi kapasitas masing-masing sebesar 500 MW. Ini berarti BREN memiliki potensi pengembangan area baru sebesar 1.000 MW. Dengan menggabungkan semua aset tersebut, total potensi kapasitas geothermal BREN mencapai 2.002 MW.

    Selain geothermal, BREN juga aktif dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) atau angin. BREN telah mengakuisisi beberapa aset PLTB di Sidrap, Sukabumi, dan Lombok, dengan PLTB Sidrap 1 yang sudah beroperasi sebesar 78 MW.

    BREN juga sedang mengejar pengembangan area baru dengan potensi sebesar 318 MW yang berasal dari proyek Sidrap 2, Sukabumi, dan Lombok. Dengan demikian, secara total, potensi kapasitas PLTB BREN akan mencapai 396 MW.

    Hendra menyatakan bahwa BREN membuka peluang untuk menjelajahi ekspansi ke pembangkit energi baru terbarukan (EBT) lainnya, terutama tenaga air dan surya. BREN juga sedang mencari peluang akuisisi terhadap aset EBT baik di dalam maupun di luar negeri.

    Dalam rencana akuisisi, BREN mempertimbangkan tiga kriteria, yaitu jenis aset yang akan diakuisisi, negara yang menjadi target, dan tingkat kelayakan ekonomi yang dapat diterima. Hendra menegaskan bahwa selain mengembangkan aset yang sudah ada dalam portofolio, BREN akan terus berupaya mencari aset-aset yang bagus dan ekonomis, baik di Indonesia maupun di luar negeri.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.