KABARBURSA.COM – BRI (Bank Rakyat Indonesia) jalankan strategi jitu untuk meningkatkan porsi kredit pada UMKM (Usaha Kecil dan Menengah) khususnya di ultra mikro yang menjadi sumber pertumbuhan laba. Pada tahun 2023, porsi kredit untuk UMKM telah mencapai 84,23 persen, dengan target peningkatan menjadi 85 persen pada tahun 2025 mendatang.
Direktur Utama Bank BRI, Sunarso sebagaimana dipantau pada dialog yang ditayangkan CNBC Indonesia, Kamis, 15 Februari 2024 mengungkapkan bahwa Bank yang dipimpinnya itu memiliki berbagai trik untuk maksimal di tahun 2024. "BRI memiliki beberapa trik jitu yang sedang dikembangkan dan dijalankan oleh BRI. Itu semua adalah strategi BRI di tahun 2024,” ungkap Sunarso.
Menurut Direktur Utama Bank BRI, Sunarso, bank tersebut memiliki beberapa strategi untuk maksimal di tahun 2024.
Pertama, fokus pada UMKM ultra mikro dengan penguatan pada retail banking dan anak perusahaan.
Kedua, memastikan adanya modal yang cukup untuk menopang pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan di tahun 2024.
Ketiga, menerapkan secara konsisten strategi likuiditas yang sesuai dan tepat. Terakhir, penerapan manajemen risiko yang baik dan fokus pada aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan (ESG).
BRI juga memiliki komitmen untuk mengimplementasikan ESG (Environmental, Social, and Governance). Sunarso menekankan pentingnya aspek Governance dalam konteks ESG, di mana BRI berkomitmen untuk menggerakkan seluruh organisasi dalam menjalankan ESG. BRI telah membentuk komite ESG dan divisi khusus yang bertanggung jawab atas implementasi ESG, mulai dari perencanaan strategis hingga monitoring dan pelaporan.
Dalam konteks lingkungan, BRI telah melakukan penghitungan emisi karbon dan aktif berupaya untuk mengurangi emisi karbon melalui penggunaan kendaraan listrik dan penyaluran kredit ke sektor-sektor hijau.
BRI juga meningkatkan kesadaran terkait isu lingkungan, termasuk dengan memberikan bibit kepada nasabah yang menandatangani kredit dan memiliki lahan untuk ditanam. Progres ini telah mencapai sembilan ratus empat ribu bibit yang tersebar di 2593 desa di seluruh Indonesia, dengan rencana untuk mengukur biomasa dan karbon yang dihasilkan dari tanaman tersebut setelah lima tahun. (mar/carlos)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.