Logo
>

BRI Salurkan KUR Rp83,38 triliun, Pertanian Jadi Motor Utama

Hingga Juni 2025, BRI telah menyalurkan KUR Rp83,38 triliun dengan 63 persen ke sektor produksi. Pertanian menyerap paling besar hingga Rp37 triliun.

Ditulis oleh Syahrianto
BRI Salurkan KUR Rp83,38 triliun, Pertanian Jadi Motor Utama
Ilustrasi: BRI dengan Kredit Usaha Rakyat atau KUR-nya. (Foto: Dok. BRI)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat pemberdayaan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Melalui peran aktif sebagai penyalur utama Kredit Usaha Rakyat (KUR), BRI menghadirkan akses pembiayaan yang inklusif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat secara berkelanjutan.

    Hingga akhir Triwulan II tahun 2025, BRI telah menyalurkan KUR sebesar Rp83,88 triliun, atau setara 47,93 persen dari total alokasi KUR tahun ini sebesar Rp175 triliun. Penyaluran ini dilakukan dengan tetap menjaga kualitas pembiayaan, tercermin dari rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) yang terjaga di level 2,48 persen. KUR terus didorong sebagai solusi keuangan bagi pelaku UMKM untuk memperkuat kapasitas usaha dan mendorong pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor.

    Direktur Utama BRI Hery Gunardi menekankan bahwa KUR memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan usaha masyarakat dan perluasan kesempatan kerja. Ia menyebut bahwa akses terhadap modal yang terjangkau merupakan kunci dalam meningkatkan skala usaha dan menciptakan dampak ekonomi yang lebih luas.

    “KUR menjadi instrumen penting dalam memperluas inklusi keuangan, khususnya bagi pengusaha UMKM yang selama ini terkendala akses permodalan. Program ini mampu mendorong peningkatan produktivitas sekaligus menciptakan lapangan kerja di berbagai sektor strategis. Kami percaya bahwa pembiayaan yang tepat sasaran akan memperkuat kontribusi sektor riil terhadap pertumbuhan ekonomi nasional,” ungkapnya.

    Sebagian besar KUR yang disalurkan BRI dialokasikan ke sektor produksi. Tercatat sekitar 63,63 persen dari total penyaluran mengalir ke sektor seperti pertanian, perikanan, industri pengolahan, dan kegiatan produksi lainnya. Sektor pertanian sendiri menjadi penyerap terbesar dengan nilai pembiayaan mencapai Rp37,11 triliun atau sekitar 44,25 persen dari total KUR yang telah disalurkan hingga akhir Juni 2025. Capaian ini mencerminkan komitmen BRI dalam menyentuh sektor-sektor esensial yang memiliki dampak luas terhadap kesejahteraan masyarakat, termasuk dalam menjaga ketahanan pangan dan memperkuat ekonomi kerakyatan.

    “KUR bukan sekadar instrumen pembiayaan, tetapi merupakan langkah penting dalam mendorong pengusaha UMKM agar lebih tangguh dan produktif. Dalam menjalankan peran sebagai penggerak ekonomi di akar rumput, BRI terus memperkuat kapasitas pelaku UMKM melalui pemberdayaan hingga perluasan akses pasar agar pembiayaan semakin berdampak nyata terhadap pertumbuhan dan keberlanjutan usaha,” pungkasnya. (Info-Bks/*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.