KABARBURSA.COM-Dalam rangka mendorong inisiatif kredit hijau, green bond atau obligasi hijau telah menjadi salah satu opsi pendanaan yang semakin populer di kalangan lembaga keuangan. Namun, proyeksi mengenai penerbitan green bond oleh sektor perbankan pada tahun ini menunjukkan bahwa aktivitas tersebut diprediksi akan meningkat pada paruh kedua tahun ini.
Menurut data dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), saat ini baru satu mandat penerbitan green bond senilai Rp 2,5 triliun yang telah diterima dari sektor perbankan. Meskipun tidak diungkap secara spesifik bank mana yang menjadi penerbit, dapat disimpulkan bahwa mandat tersebut berasal dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) yang baru-baru ini menawarkan green bond pada akhir pekan sebelumnya.
BRI menerbitkan Obligasi Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan I Tahap III Tahun 2024 sebesar Rp 2,5 triliun dalam tiga seri. Seri A senilai Rp 1,23 triliun dengan jangka waktu 370 hari sejak tanggal emisi dengan kupon sebesar 6,15persen. Seri B senilai Rp 879,43 miliar dengan jangka waktu 2 tahun dan kupon sebesar 6,25persen. Seri C senilai Rp 382,9 miliar dengan jangka waktu 3 tahun dan kupon sebesar 6,25persen.
Langkah korporasi ini menjadi bagian dari upaya BRI dalam mendukung perekonomian hijau dan merupakan strategi pendanaan yang mengikuti prinsip-prinsip keberlanjutan. Dana yang terkumpul akan dialokasikan untuk pembiayaan proyek-proyek berwawasan lingkungan serta untuk kegiatan modal kerja.
"Melalui green bond ini, masyarakat diundang untuk turut serta dalam menciptakan pola bisnis yang berkelanjutan di dalam negeri," ungkap seorang perwakilan BRI.
Analis Divisi Pemeringkatan Jasa Keuangan Pefindo, Danan Dito, memproyeksikan bahwa aktivitas penerbitan green bond kemungkinan akan meningkat pada semester II/2024. Menurutnya, ini disebabkan oleh tingginya likuiditas pasar saat ini.
Namun, Dito juga menekankan bahwa pertumbuhan ini mungkin akan bertahap, mengingat kesadaran akan pentingnya ekonomi hijau masih terus berkembang. Tingkat likuiditas perbankan juga akan mempengaruhi aktivitas penerbitan obligasi.
"Tahun lalu, terlihat ada peningkatan penerbitan green bond, sekitar Rp 5 triliun," ujar Danan Dito.
Di sisi lain, beberapa bank yang telah aktif dalam penyaluran kredit hijau mungkin tidak merasa perlu untuk menerbitkan green bond saat ini. Sebagai contoh, PT Bank CIMB Niaga Tbk telah menyalurkan kredit hijau sebesar Rp 33,49 triliun sepanjang tahun lalu.