Logo
>

BRIS Catatkan Laba Bersih Mei Rp2,76 Trilun, Belum Terdampak Talak Tiga Muhammadiyah?

Ditulis oleh Yunila Wati
BRIS Catatkan Laba Bersih Mei Rp2,76 Trilun, Belum Terdampak Talak Tiga Muhammadiyah?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) masih menunjukkan kehebatannya. Kinerja keuangannya pada Mei 2024 ditutup positif, baik dari pembiayaan hingga laba bersih yang tumbuh dalam kisaran tinggi. Rupanya rumor BSI mulai ditinggalkan nasabah dan talak tiga dari PP Muhammadiyah, yang menarik dananya sebesar Rp15 triliun, sepertinya tidak berdampak besar.

    Mengacu pada laporan keuangan Mei 2-24, laba bersih tahun berjalan BSI justru melompat 18,54 persen year on year (yoy) menjadi sebesar Rp2,76 triliun. Ini sungguh suatu prestasi luar biasa dibandingkan dua bulan sebelumnya yang tercatat 17,07 persen pada Maret 2024 dan turun di April ke 15,05 persen.

    Keberhasilan ini diduga karena BRI berhasil menekan beban operasional lainnya dan tetap membukukan pertumbuhan di pos pendapatan penyaluran dana secara neto. Tidak hanya itu, pembiayaan BSI pun tetap berjalan kencang.

    Hal ini berpengaruh pada emiten bersandi BRIS ini. Beban operasional lainnya secara neto tercatat turun 11,04 persen menjadi Rp3,54 triliun. Penurunan beban operasional tersebut didukung komisi/provisi/fee/dan administrasi yang naik hingga 21,56 persen menjadi Rp795,34 miliar. Beberapa pos operasional pun mengerek pendapatan.

    Selanjutnya, dari sisi intermediasi. Pendapatan penyaluran dana bertumbuh 11,58 persen menjadi Rp10,44 triliun. Ditopang pula bisnis pembiayaan seperti piutang, pembiayaan bagi hasil, dan sewa pembiayaan, yang melesar 17,11 persen yoy menjadi Rp253,36 triliun.

    Namun, bagi hasil untuk pemilik dana investasi yang menjadi pos pengurang, tercatat melesat 41,23 persen menjadi Rp3,22 triliun, menandai BSI sedang mengalami tantangan lonjakan biaya dana (imbal hasil). Dengan demikian, pendapatan setelah distribusi bagi hasil hanya naik tipis 2,01 persen menjadi Rp7,21 triliun.

    Sebelumnya diberitakan, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) telah mengumumkan niatnya untuk menyalurkan dividen tunai pada 20 Juni 2024, sejalan dengan keputusan yang diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Jumat, 17 Mei 2024.

    BRIS menetapkan dividen sebesar Rp18,55 per saham atau total Rp855,56 miliar, yang setara dengan 15 persen dari total laba bersih BRIS selama tahun buku 2023.

    Menurut Hery Gunardi, Direktur Utama BRIS, pembayaran dividen tersebut mencerminkan kinerja yang kokoh yang berhasil dicapai perusahaan selama tahun buku 2023. Selain dividen, sebesar 20 persen dari laba bersih dialokasikan sebagai cadangan wajib, sementara sisanya digunakan sebagai laba ditahan.

    “Laba bersih perusahaan pada tahun 2023 mencapai Rp5,7 triliun, dan RUPST menetapkan penggunaan laba bersih sebesar 15 persen dari laba bersih perusahaan pada tahun 2023, atau sekitar Rp855,56 miliar, yang akan dibagikan sebagai dividen,” ungkap Hery dalam keterangan resmi pada Kamis, 13 Juni 2024.

    Jumlah dividen yang dibagikan oleh BRIS naik 100 persen dibandingkan dengan tahun buku 2022, yang sebesar Rp9,24 per lembar saham. Selain itu, RUPST juga menyepakati alokasi 20 persen saham perseroan sebagai cadangan wajib senilai Rp1,14 triliun. Sisa 65 persen atau sekitar Rp3,7 triliun akan menjadi saldo laba ditahan.

    Penerima dividen termasuk para pemegang saham seperti Bank Mandiri, BNI, dan BRI, yang masing-masing memiliki komposisi saham sebesar 51,47 persen, 23,24 persen, dan 15,38 persen, serta pemegang saham publik sebesar 9,91 persen.

    Berdasarkan keterbukaan informasi, dividen tunai akan dibagikan kepada pemegang saham yang namanya tercantum dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) atau memiliki rekening efek di PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada tanggal 31 Mei 2024, yang juga dikenal sebagai recording date.

    Sementara itu, saham BRIS menunjukkan kinerja yang sangat mengesankan sepanjang tahun 2024. Hingga menjelang penutupan perdagangan pada Rabu, 12 Juni 2024, kenaikan saham BRIS secara year to date (ytd) mencapai 23,56 persen.

    Pergerakan saham BRIS yang positif bahkan diakui sebagai salah satu faktor penggerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada paruh pertama tahun ini. Rentang harga saham BRIS sepanjang tahun 2024 berkisar antara Rp1.740 hingga Rp2.850.

    BSI telah memegang peranan penting dalam industri perbankan syariah dengan mendominasi aset sebesar 42 persen pada tahun 2023. Tingkat margin pembiayaan bersih yang tinggi, mencapai 5,9 persen, sejajar dengan empat bank besar lainnya.

    Dana Pihak Ketiga (DPK) BSI juga mengalami pertumbuhan yang signifikan, mencapai 10,43 persen secara tahunan dengan total mencapai Rp297 triliun. Pertumbuhan ini didorong oleh dana murah dari tabungan wadiah, yang menyumbang 38 persen dari total DPK. Tabungan Wadiah BSI, yang merupakan tabungan tanpa margin, tumbuh sebesar 10,38 persen year-on-year, dengan jumlah nasabah mencapai 13,9 juta, yang mewakili lebih dari 60 persen dari total nasabah.

    Selain itu, dana murah yang didominasi oleh tabungan di BSI juga tumbuh lebih tinggi dari industri secara keseluruhan, sebesar 8,75 persen year-on-year, sehingga memastikan cost of fund dapat tetap terjaga. BSI juga berada di posisi lima besar secara nasional dalam hal tabungan.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79