KABARBURSA.COM – PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) baru saja mengantongi fasilitas pinjaman jumbo senilai Rp2 triliun dari konsorsium Bank Mega.
Langkah ini menjadi sinyal penting bagi pelaku pasar, mengingat dana segar tersebut tidak hanya digunakan untuk menutup utang lama, tetapi juga membiayai proyek ekspansi jangka panjang yang berpotensi mendongkrak kinerja perusahaan.
Dalam keterangannya, manajemen BRMS menyebut pinjaman berdurasi 12 bulan itu memiliki tingkat bunga 9,75 persen per tahun. Sebagian besar dana akan digunakan untuk melunasi utang senilai USD 75 juta dari Bank BNI, Permata, dan Bank Mega. Selebihnya dialokasikan untuk pembangunan tambang emas bawah tanah di Palu serta kegiatan eksplorasi tembaga di Gorontalo.
Restrukturisasi Utang: Sinyal Finansial yang Lebih Sehat
Bagi investor, pelunasan utang lama bisa dibaca sebagai langkah positif. Artinya, BRMS tengah menata kembali struktur keuangannya agar lebih efisien dan siap menyambut ekspansi. Meski bunga pinjaman baru cukup tinggi, keputusan ini dinilai lebih strategis daripada terus membiarkan beban utang lama menumpuk dengan risiko bunga mengambang.
“Perusahaan tampaknya tengah bersiap menyambut lonjakan pendapatan di masa depan. Tapi yang perlu dicatat, bunga 9,75% tetap jadi beban yang tidak ringan,” ujar seorang analis pasar modal kepada KabarBursa.com.
Tambang Emas Palu: Kartu As yang Ditunggu-tunggu
Dari sisi bisnis, proyek tambang emas bawah tanah di Palu menjadi sorotan utama. Tambang ini diklaim memiliki kadar emas lebih tinggi dibanding proyek sebelumnya, dan ditargetkan mulai beroperasi pada 2027. Jika terealisasi sesuai jadwal, proyek ini bisa menjadi mesin pertumbuhan baru BRMS.
Namun investor perlu bersabar. “Proyek ini masih dalam tahap konstruksi dan hasilnya baru akan terlihat dua-tiga tahun ke depan. Risikonya tetap ada, terutama jika terjadi hambatan teknis atau penundaan,” jelas sumber yang enggan disebutkan namanya.
Diversifikasi ke Tembaga: Menyambut Tren Global
Selain emas, BRMS juga mulai menjejakkan kaki di sektor tembaga melalui eksplorasi di Gorontalo. Langkah ini dipandang tepat mengingat tembaga menjadi komoditas krusial dalam transisi energi, terutama untuk kendaraan listrik dan infrastruktur digital.
Diversifikasi ini menunjukkan bahwa BRMS tak sekadar bergantung pada emas. Perusahaan mulai membuka peluang baru yang berpotensi menarik minat investor institusional dengan visi jangka panjang.
Beban Bunga dan Pendanaan Lanjutan
Meski strategi ekspansi BRMS tampak menjanjikan, perlu dicatat bahwa tambahan utang bukan tanpa konsekuensi. Beban bunga baru bisa menyedot kas perusahaan jika proyek tidak menghasilkan sesuai harapan.
Terlebih, manajemen juga memberi sinyal akan mencari pendanaan tambahan untuk proyek di Banten dan Aceh. Jika dilakukan melalui penerbitan saham baru (rights issue), maka ada potensi dilusi kepemilikan bagi investor ritel yang tidak ikut serta.
Potensi Cerah, Tapi Jalan Masih Panjang
Dari kacamata investor, aksi korporasi BRMS menunjukkan arah yang agresif namun terukur. Proyek emas di Palu dan ekspansi ke tembaga menjadi cerita pertumbuhan baru yang layak ditunggu, apalagi di tengah tren harga komoditas yang masih relatif stabil.
Namun, keberhasilan rencana ini sangat bergantung pada eksekusi proyek dan strategi pembiayaan ke depan. Investor disarankan tetap waspada, terutama terhadap sinyal tambahan utang atau aksi korporasi lain yang bisa berdampak pada valuasi.
Untuk investor, ada baiknya awasi perkembangan proyek dan laporan keuangan berkala. BRMS mungkin sedang mempersiapkan lompatan besar, tapi langkah awalnya tetap perlu dipantau dengan hati-hati.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.