Logo
>

BRMS Masuk Indeks Global VanEck, Apa Artinya untuk Investor

Masuknya BRMS ke indeks global VanEck jadi penanda keseriusan pasar internasional melirik potensi tambang emas RI. Investor lokal disarankan tidak lagi mengabaikan.

Ditulis oleh Yunila Wati
BRMS Masuk Indeks Global VanEck, Apa Artinya untuk Investor
Ilustrasi PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS). (Foto: AI untuk KabarBursa)

KABARBURSA.COM - Nama PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) kembali jadi sorotan. Bukan karena aksi harga yang volatil seperti biasanya, melainkan karena sebuah pengakuan prestisius dari panggung investasi internasional. 

VanEck, manajer investasi global asal Amerika Serikat, akan meluncurkan indeks baru bernama MarketVector Global Miners Index (MVGDXTR) pada September mendatang. Dari 65 emiten tambang emas dan perak yang masuk ke dalam indeks itu, BRMS menjadi satu-satunya wakil dari Indonesia.

Indeks ini dirancang untuk mencerminkan kinerja saham-saham tambang logam mulia dari berbagai negara. Penentuan bobot dilakukan berdasarkan metode free float market capitalization, hanya saham yang beredar di publik yang dihitung. 

Ini merupakan pendekatan yang lazim digunakan oleh institusi global untuk menjamin likuiditas dan representasi yang kredibel.

Masuknya BRMS ke dalam indeks global seperti ini bukan sekadar pengakuan simbolis. Menurut pengamat pasar modal Hazan Zein Mahmud, Rabu, 16 Juli 2025, ini adalah validasi atas perkembangan fundamental perusahaan yang selama ini perlahan tapi konsisten membangun reputasi sebagai pemain tambang logam mulia yang patut diperhitungkan. 

Perusahaan yang terafiliasi dengan Grup Bakrie ini tengah mempercepat ekspansi tambang emas dan tembaga. Kadar cadangan emas yang tinggi dan efisiensi operasional menjadi dua faktor yang mulai menarik perhatian investor asing.

Bagi pasar, ini membuka peluang strategis. Banyak dana institusional, baik pasif maupun aktif, menjadikan indeks seperti MVGDXTR sebagai acuan investasi. Artinya, ketika indeks mulai diperdagangkan, BRMS otomatis akan masuk ke radar investor global. 

Dan ketika itu terjadi, arus modal asing bisa mulai mengalir lebih deras ke saham ini.

Validasi dan Likuiditas BRMS Jadi Perhatian

Namun apa arti kabar ini bagi investor, khususnya yang sudah atau sedang mempertimbangkan untuk masuk ke BRMS?

Pertama, ini adalah validasi. Tak semua emiten bisa masuk indeks global. Proses kurasi oleh VanEck tidak main-main, dan keterlibatan BRMS membuktikan bahwa perusahaan ini dianggap punya bobot dan prospek yang relevan secara internasional.

Kedua, peluang likuiditas. Dana asing yang mengikuti indeks seperti ini cenderung masuk ke saham-saham konstituen. Jika BRMS benar-benar mulai dibeli oleh dana ETF atau manajer investasi berbasis indeks, bukan tidak mungkin akan muncul tekanan beli berkelanjutan, yang mendongkrak harga secara teknikal.

Ketiga, prospek pertumbuhan. Meskipun laporan keuangan 2025 belum dirilis, riset BB Verdhana sebelumnya menyebutkan bahwa produksi emas BRMS diperkirakan tumbuh rata-rata 32 persen per tahun hingga 2028, dengan proyeksi lonjakan laba bersih sebesar 57 persen per tahun di periode yang sama. 

Proyeksi itu tak lepas dari rencana BRMS mengoperasikan pabrik pemrosesan baru dan mengaktifkan proyek-proyek tambang yang sebelumnya belum optimal.

Keempat, risiko tetap ada. Harga emas dan tembaga di pasar global masih sangat fluktuatif, dan itu akan memengaruhi margin BRMS. 

Namun, posisi cadangan berkadar tinggi dan fokus pada efisiensi biaya memberi BRMS modal kuat untuk mengelola risiko tersebut secara lebih baik dibanding sejumlah pesaingnya.

Bagi investor jangka menengah hingga panjang, momentum ini bisa menjadi titik awal untuk meninjau ulang posisi BRMS di portofolio. Saham ini tak lagi hanya dilihat sebagai saham tambang lokal dengan pergerakan spekulatif, tapi mulai dinilai berdasarkan potensi nyatanya di sektor logam mulia global.

Jika ekspansi yang dicanangkan manajemen berjalan sesuai rencana, dan harga komoditas global tetap berada dalam tren positif, target harga ambisius seperti Rp600 yang pernah dirilis BB Verdhana bukanlah hal yang berlebihan. Namun tentu saja, keputusan investasi tetap perlu didasari pada riset mandiri dan pengelolaan risiko yang hati-hati.

Karena pada akhirnya, ketika pasar global mulai memberi tempat bagi satu nama Indonesia dalam lanskap tambang dunia, itu bukan hanya kemenangan untuk BRMS, tapi juga sinyal bahwa investor lokal tak boleh tertinggal membaca arah.(*)

Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79