KABARBURSA.COM - Saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) mulai menunjukkan sinyal positif yang tak bisa diabaikan pelaku pasar.
Sejak menembus level Rp850 per saham, pergerakan harganya terlihat semakin solid. Hal ini didukung pula oleh volume transaksi yang meningkat secara konsisten sejak awal bulan. Pola teknikal yang terbentuk menjadi sinyal awal bahwa saham ini sedang membangun momentum.
Dari sisi sentimen, Algoresearch melihat BRPT juga diuntungkan oleh geliat dari Grup Barito secara keseluruhan. Dalam waktu dekat, para investor mulai mengantisipasi penawaran umum perdana (IPO) dari PT Chandra Daya Investasi, perusahaan cucu BRPT yang berada di bawah naungan anak usaha TPIA (PT Chandra Asri Petrochemical Tbk).
Rencana IPO ini dijadwalkan berlangsung pada kuartal kedua 2025 dan diyakini akan menjadi katalis positif bagi seluruh ekosistem Grup Barito, termasuk BRPT sebagai induk usaha.
Menariknya, jika dilihat dari sisi valuasi, BRPT justru terkesan belum mencerminkan potensi sesungguhnya. Kapitalisasi pasar BRPT saat ini tercatat sekitar Rp76 triliun, sementara dua anak usahanya, TPIA dan Barito Renewables Energy (BREN), masing-masing memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp737 triliun dan Rp802 triliun.
Padahal, BRPT memiliki 34,6 persen saham di TPIA dan 64,6 persen di BREN. Dengan porsi kepemilikan sebesar itu, nilai intrinsik BRPT diperkirakan jauh lebih tinggi dari harga pasar saat ini.
Di sisi lain, langkah manajemen BRPT untuk mengalokasikan dana sebesar Rp500 miliar guna program pembelian kembali saham (buyback) pada kuartal kedua 2025, semakin memperkuat kepercayaan investor.
Program ini dipandang sebagai sinyal bahwa manajemen melihat saham perusahaan masih undervalued dan punya ruang apresiasi. Selain itu, buyback juga biasanya berdampak positif terhadap likuiditas dan kestabilan harga saham.
Secara umum, kombinasi antara kekuatan teknikal, prospek bisnis grup yang terus berkembang, dan valuasi yang relatif murah menjadi alasan mengapa BRPT kini mulai kembali dilirik pasar.
Investor pun kini menanti apakah momentum ini bisa terjaga, terutama menjelang realisasi IPO dan implementasi buyback yang direncanakan dalam waktu dekat.
BRPT, Perusahaan Energi Tangguh yang Tumbuh dari Akar Industrialisasi Nasional
PT Barito Pacific Tbk (BRPT) bukan nama baru di dunia usaha Indonesia. Perusahaan yang kini dikenal luas di sektor energi dan industri ini memulai operasional komersialnya pada 1983, saat perekonomian Indonesia sedang giat mendorong industrialisasi.
Sepuluh tahun kemudian, tepatnya pada 1 Oktober 1993, BRPT resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia lewat penawaran umum perdana (IPO).
Dalam IPO tersebut, BRPT menawarkan 85 juta saham kepada publik dari total 700 juta saham yang terdaftar. Sementara sisanya, yakni 615 juta saham, masih dipegang oleh para pendiri. Ini berarti, porsi saham publik saat itu hanya sekitar 12,14 persen.
Meski terbilang kecil, perusahaan berhasil menggalang dana hingga Rp612 miliar, angka yang cukup mencerminkan besarnya kepercayaan pasar pada masa itu. Harga penawaran ditetapkan di level Rp7.200 per saham.
Proses penawaran tersebut dikawal oleh PT Makindo sebagai penjamin emisi utama, sementara PT Sirca Datapro Perdana bertindak sebagai biro administrasi efek. BRPT sendiri masuk melalui papan pencatatan pengembangan, menandai langkah awalnya dalam dunia pasar modal.
Seiring perjalanan waktu, BRPT terus berkembang dan memperluas cakupan bisnisnya. Kini, portofolio usaha perusahaan meliputi sektor petrokimia, properti, logistik, investasi, hingga produksi bahan perekat untuk papan partikel.
Diversifikasi ini menjadi bukti bahwa BRPT tak hanya bertahan, tapi juga adaptif terhadap perubahan dan peluang baru.
Yang patut dicermati adalah ekspansi BRPT ke sektor energi, yang menjadi semakin strategis di tengah transisi global menuju sumber daya yang lebih bersih. Salah satu langkah nyatanya adalah kerja sama dengan Indonesia Power, anak usaha dari PLN, dalam mengembangkan pembangkit listrik tenaga uap yang dilengkapi dengan teknologi pengurangan emisi.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.