KABARBURSA.COM - Harga pangan global mengalami kenaikan pada bulan Maret setelah mengalami koreksi selama tujuh bulan berturut-turut. Kenaikan harga minyak nabati menjadi salah satu penyebab utamanya.
Menurut Indeks Harga Pangan Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO), pada bulan Maret indeks mencapai angka 118,3. Ini merupakan peningkatan sebesar 1,3 poin (1,1 persen) dibandingkan bulan sebelumnya.
Laporan FAO menyatakan bahwa kenaikan harga minyak nabati, produk susu, dan daging berhasil menutup penurunan harga gula dan serealia. Meskipun demikian, jika dibandingkan dengan bulan Maret tahun sebelumnya, indeks masih mengalami penurunan sebesar 9,9 poin (7,7 persen).
Sub-indeks untuk serealia pada bulan Maret mencapai angka 110,8, mengalami penurunan sebesar 3 poin (2,6 persen) dibandingkan bulan Februari, dan 27,7 poin (20 persen) lebih rendah dibandingkan Maret tahun sebelumnya.
“Ekspor gandum Rusia dan Amerika Serikat (AS) masih kuat. Di tengah pasokan yang memadai, pembatalan pembelian gandum oleh China menambah tekanan terhadap harga,” lanjut laporan FAO.
Adapun harga beras dunia turun pada Maret. Penyebabnya adalah permintaan global yang mulai berkurang.
Sub-indeks minyak nabati berada di 130,6 pada Maret. Melonjak 9,7 poin (8 persen) dibandingkan Februari dan menjadi yang tertinggi dalam setahun terakhir.
Harga minyak sawit, kedelai, biji bunga matahari, hingga rapeseed naik. Khusus harga minyak sawit, kenaikan disebabkan oleh penurunan produksi di tengah kenaikan permintaan di kawasan Asia Tenggara.
Sub-indeks dairy pada Maret berada di 124,4. Bertambah 3,5 poin (2,9 persen) dibandingkan Februari dan menjadi kenaikan 6 bulan beruntun. Namun dibandingkan Maret 2023, indeks ini masih turun 11,1 poin (8,2 persen).
Kenaikan tertinggi dialami oleh harga keju, seiring peningkatan permintaan di Asia. Padahal produksi, seperti di Oseania, sedang turun.
Sub-indeks harga daging pada Maret terparkir di 113 poin. Naik 1,9 poin (1,7 persen) dibandingkan Februari dan menjadi kenaikan selama 2 bulan beruntun. Dibandingkan Maret tahun lalu, koreksinya tinggal 1,7 poin (1,5 persen).
Harga unggas dunia naik bulan lalu, seiring peningkatan permintaan. Harga daging babi juga naik, karena peningkatan permintaan karena perayaan Hari Paskah.
Sub-indeks harga gula pada Maret tercatat 133,1. Turun 7,6 poin (5,4 persen) dibandingkan bulan sebelumnya setelah koreksi 2 bulan beruntun. Dibandingkan Maret tahun lalu, indeks ini naik 6,1 poin (4,8 persen).
Penurunan disebabkan oleh perkiraan peningkatan produksi di India dan panen yang lebih baik di Thailand. Tingginya ekspor gula Brasil juga menambah tekanan harga.
Bagaimana dengan di dalam negeri? Apakah harga sembako juga ikut naik?
Sayangnya demikian. Berbagai harga komoditas pangan naik pada Maret, akibat peningkatan permintaan saat Ramadan.
Mengutip catatan Badan Pangan Nasional (Bapanas), rata-rata harga beras premium pada Maret ada di Rp16.410/kg. Naik 3,21 persen dibandingkan Februari dan 21,29 persen dari Maret tahun lalu.
Kemudian rerata harga beras medium pada Maret tercatat Rp14.270/kg. Bertambah 2,51 persen dalam sebulan dan 20,62 persen dalam setahun.
Lalu harga bawang putih bonggol bulan lalu adalah Rp40.590/kg. Naik 5,18 persen dari posisi Februari dan 29,76 persen dari Maret tahun lalu.
Sementara harga daging sapi pada Maret ada di Rp135.220/kg. Tumbuh 0,69 persen dibandingkan Februari dan 0,39 persen dari Maret 2023.
Sedangkan harga telur ayam ras pada Maret rata-ratanya adalah Rp31.540/kg. Naik 9,13 persen dibandingkan Februari dan 11,09 persen dari Maret tahun lalu.
Adapun harga daging ayam ras pada Maret adalah Rp37.900/kg. Bertambah 4,87 persen sebulan dan 11,83 persen dalam setahun.
Harga gula konsumsi pun naik. Pada Maret, rata-rata harga gula adalah Rp17.820/kg. Naik 1,65 persen ketimbang Februari dan 23,92 persen dari Maret 2023.