Logo
>

Bulapak Cuma Pakai 56{ebdbbc6e6776edee5015c7a1b8b6f85fb1398462916d4269298bb0b7121d79da} dari Dana IPO, Ada Apa?

Ditulis oleh KabarBursa.com
Bulapak Cuma Pakai 56{ebdbbc6e6776edee5015c7a1b8b6f85fb1398462916d4269298bb0b7121d79da} dari Dana IPO, Ada Apa?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM- Emiten teknologi dari mantan startup unicorn Indonesia, Bukalapak.com (BUKA), hanya menggunakan 56 persen dari total dana yang diperoleh dari penawaran umum perdana (IPO). Meskipun telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama dua setengah tahun, Bukalapak masih memiliki dana dari IPO terbesar dalam sejarah yang belum digunakan sepenuhnya.

    Sejak melantai pada 8 Agustus 2021, BUKA, sebagai unicorn pertama Indonesia, berhasil mengumpulkan dana investor sebesar Rp 21,90 triliun sebelum dikurangi biaya emisi dan lainnya. Namun, hanya 56 persen dari total tersebut yang telah digunakan.

    Dalam laporan terbarunya kepada BEI, BUKA mengungkapkan bahwa hingga akhir 2023, mereka masih memiliki dana IPO sebesar Rp 9,34 triliun yang belum terserap sepenuhnya.

    Sebagian besar dana tersebut digunakan untuk modal kerja perusahaan sebesar Rp 5,57 triliun, modal kerja lima entitas anak sekitar Rp 1 triliun, dan untuk pertumbuhan dan pengembangan usaha lainnya sebesar Rp 5,40 triliun.

    Meskipun terdapat investasi senilai Rp 213,26 miliar yang belum direalisasikan ke PT Buka Investasi Bersama (BIB), BUKA menegaskan bahwa kas BIB masih kuat dan mampu mendukung kegiatan usahanya.

    Perlu dicatat bahwa sesuai prospektus IPO, rencana penggunaan dana IPO untuk modal kerja entitas anak harus direalisasikan paling lambat pada 31 Desember 2025.

    BUKA menyatakan bahwa penyaluran dana IPO yang terbatas merupakan bagian dari kehati-hatian perusahaan dalam melakukan investasi, dengan tujuan untuk memberikan keuntungan terbaik bagi para pemegang saham dan pemangku kepentingan perusahaan.

    Deposito yang besar

    Meskipun Bukalapak belum merilis laporan keuangan tahunan untuk tahun 2023, hingga September tahun lalu, perusahaan telah memiliki total kas sebesar Rp 19,17 triliun, meningkat 18 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

    Meskipun demikian, BUKA masih mencatatkan kerugian hingga akhir September 2023, dengan sebagian besar merupakan kerugian dari investasi yang belum direalisasikan. Namun, mereka berjanji untuk mencapai EBITDA positif pada kuartal terakhir tahun tersebut.

    Pendapatan BUKA tumbuh sebesar 28,93 persen menjadi Rp 3,34 triliun, namun beban penjualan dan pemasaran juga meningkat sebesar 37,50 persen menjadi Rp 2,49 triliun pada periode yang sama.

    Hingga akhir September, BUKA menempatkan sebagian besar dananya dalam deposito berjangka, dengan jumlah total mencapai Rp 14,23 triliun dalam rupiah dan Rp 2,41 triliun dalam dolar AS. Suku bunga tahunan untuk deposito berjangka berkisar antara 5 persen hingga 6,25 persen untuk rupiah dan 5,25 persen untuk dolar AS.

    Meskipun Bukalapak telah memperoleh cuan yang signifikan dari penempatan dana di deposito, saham BUKA masih menunjukkan performa yang kurang memuaskan sejak IPO pada Agustus 2021. Saham tersebut telah merosot sebanyak 80 persen sejak saat itu.

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi