KABARBURSA.COM – PT BUMA Internasional Grup Tbk (DOID) melaporkan kinerja semester I-2025 yang masih tertekan, meski menunjukkan pemulihan pada kuartal kedua.
Pendapatan konsolidasi tercatat USD730 juta, turun 15 persen secara tahunan, dipicu penurunan produksi batu bara 10 persen menjadi 38 juta ton akibat cuaca ekstrem dan insiden operasional di kuartal pertama.
EBITDA perseroan merosot menjadi USD64 juta dengan margin 11 persen, dibandingkan 22 persen pada periode sama tahun lalu. Beban operasional yang tinggi membuat DOID membukukan rugi bersih USD79,7 juta, membengkak dari rugi USD26,5 juta pada semester I-2024. Arus kas bebas berhasil berbalik positif USD5 juta setelah tahun lalu minus USD47 juta, ditopang pengetatan efisiensi.
Total aset perseroan per Juni 2025 mencapai USD1,57 miliar, sedikit turun dari akhir 2024. Liabilitas naik menjadi USD1,47 miliar, dengan utang bank jangka panjang sebesar USD480 juta dan obligasi jangka pendek USD226 juta. Ekuitas menurun tajam menjadi USD100 juta, dari USD193 juta pada akhir 2024, seiring akumulasi rugi yang membengkak.
Anak usaha utama Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) masih menjadi kontributor terbesar, sementara ekspansi aset non-termal melalui Atlantic Carbon Group di AS dan 29Metals di Australia mulai memberi kontribusi margin.
Analisis Kinerja Saham dan Valuasi
Harga saham DOID di Bursa Efek Indonesia (BEI) cenderung bergerak fluktuatif sepanjang 2025, sejalan dengan volatilitas harga batu bara global.
Meski ada pemulihan operasional di kuartal kedua, rugi bersih yang besar dan penurunan ekuitas menjadi faktor penekan sentimen investor.
Saham DOID tercatat diperdagangkan di bawah nilai buku, dengan price to book value (PBV) hanya sekitar 0,9 kali berdasarkan posisi ekuitas Juni 2025.
Dari sisi price to earnings ratio (P/E), DOID masih mencatatkan angka negatif akibat rugi bersih. Kondisi ini membuat valuasi fundamental perseroan kurang menarik dalam jangka pendek, meski perbaikan operasional terlihat sejak Mei 2025.
Beberapa analis memperkirakan harga wajar DOID berada di kisaran Rp250–300 per saham, dengan asumsi pemulihan kinerja keuangan pada paruh kedua tahun.
Prospek jangka pendek masih dibayangi curah hujan tinggi di sejumlah area tambang dan beban bunga yang cukup besar.
Namun, keberhasilan manajemen menekan biaya bahan bakar hingga 17 persen dan biaya tenaga kerja 42 persen pada semester I memberi sinyal disiplin efisiensi. Faktor ini dapat membantu menjaga margin bila volume produksi stabil hingga akhir tahun.
Prospek Kepemilikan Saham DOID
Bagi investor, prospek kepemilikan saham DOID perlu dipertimbangkan dengan hati-hati. Dari sisi fundamental, perseroan masih menanggung kerugian dan liabilitas besar, meski mulai ada perbaikan arus kas dan diversifikasi pendapatan dari batu bara non-termal yang kini menyumbang 30 persen total pendapatan. Diversifikasi ini diproyeksikan menjadi penopang keberlanjutan bisnis jangka panjang.
Secara teknikal, pergerakan harga saham DOID masih cenderung sideways dengan kecenderungan lemah.
Volume transaksi belum menunjukkan akumulasi signifikan dari investor institusi, menandakan pasar masih menunggu kepastian arah kinerja keuangan. Jika pemulihan operasional berlanjut pada kuartal ketiga, saham ini berpotensi mengalami re-rating.
Dengan risiko utang tinggi dan kinerja rugi bersih yang besar, investor konservatif disarankan untuk menahan diri terlebih dahulu.
Sebaliknya, investor dengan profil risiko agresif dapat memanfaatkan momentum harga rendah untuk posisi jangka menengah, dengan catatan pemulihan operasional tetap konsisten.
Secara keseluruhan, saham DOID masih berada pada fase uji fundamental yang menuntut kewaspadaan ekstra. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.