KABARBURSA.COM - Kementerian BUMN mendorong adopsi digitalisasi berbasis Internet of Things (IoT) di semua Regional di bawah naungan Sub Holding PTPN IV PalmCo sebagai bagian dari upaya optimalisasi produksi dan pengembangan nilai tambah.
Faturohman, Asisten Deputi Bidang Industri Perkebunan dan Kehutanan Kementerian BUMN, menyampaikan bahwa digitalisasi seperti yang diterapkan di PTPN IV Regional III, baik di tingkat on-farm maupun off-farm, adalah langkah masa depan dalam menghadapi berbagai tantangan di sektor perkebunan kelapa sawit.
"Corporate Dashboard yang diterapkan di PTPN IV Regional III memberikan manfaat besar," ujar Fatur saat mengunjungi fasilitas tersebut bersama Direktur Utama PTPN IV PalmCo, Jatmiko Santosa, dan Kepala Regional III, Rurianto dikutip Jakarta, Kamis 4 Juli 2024.
Corporate Dashboard ini tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional, tetapi juga berdampak pada pengambilan keputusan strategis secara tepat waktu berdasarkan data yang akurat.
Perangkat Corporate Dashboard ini terintegrasi dengan seluruh operasional perusahaan dan ditampilkan melalui monitor besar di Kantor Regional PTPN IV Regional III. Sejak diterapkan empat tahun lalu, Corporate Dashboard ini telah menjadi bagian integral dari upaya transformasi perusahaan sejak namanya masih PTPN V.
Fatur mengakui bahwa transformasi perusahaan dengan ribuan karyawan dan budaya konservatif bukanlah tugas yang mudah. Namun, melalui pendekatan digitalisasi yang terpadu dengan sistem manajemen yang diperkuat, perusahaan berhasil mengimplementasikan perubahan besar sebagai akselerator transformasi.
"Peta jalan digital yang dirancang empat tahun lalu terus berjalan dan membawa perusahaan memasuki era Industri 4.0," tambahnya.
Menurut Fatur, kesuksesan digitalisasi ini di PTPN IV Regional III dapat dijadikan proyek pilot untuk diterapkan di seluruh regional di bawah naungan PalmCo. PalmCo sendiri merupakan salah satu Sub Holding dari Perkebunan Nusantara III (Persero) yang mengelola perkebunan kelapa sawit terluas di dunia.
"Ini adalah langkah yang sangat signifikan. Prestasi yang telah diraih oleh tim PTPN IV Regional III ini sangat penting dan dapat direplikasi di regional lainnya. Kami berharap bahwa program digitalisasi ini dapat diaplikasikan di semua kebun unit bisnis PalmCo," ungkapnya.
Pasca Merger
Pasca-merger, produksi Crude Palm Oil (CPO) dari kebun milik PTPN III (Persero) diproyeksikan akan mencapai 2,5 juta ton pada tahun 2024.
Bambang Agustian, Corporate Secretary PTPN III, menyampaikan bahwa angka produksi ini diantisipasi akan terus meningkat, mencapai 2,8 juta ton CPO pada tahun 2027 mendatang.
Dalam konteks luas lahan, terutama planted area setelah merger pada tahun 2024, perkiraan menunjukkan angka sekitar 560 ribu hektar (Ha). Bambang menjelaskan bahwa luas lahan ini mencakup area Tanaman Menghasilkan dan Tanaman Replanting.
Setelah penggabungan, produk CPO dari PTPN diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan diekspor ke berbagai destinasi internasional, termasuk India, Pakistan, Bangladesh, Amerika, dan Eropa. Bambang menekankan bahwa mayoritas CPO akan diolah menjadi produk turunan seperti Olein.
Pasca-merger oleh Kementerian BUMN yang melibatkan 13 perusahaan di bawah holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) menjadi dua subholding, yaitu PalmCo dan SupportingCo, menggambarkan ambisi perusahaan dalam industri sawit.
PalmCo diharapkan menjadi perusahaan sawit terbesar di dunia dengan luas lahan mencapai lebih dari 600 ribu hektare pada tahun 2026, menjadikannya pemain utama dalam industri sawit global.
Sementara itu, SupportingCo akan berperan sebagai pengelola aset perkebunan unggul. Tugasnya mencakup pemanfaatan optimal dan divestasi aset, pengelolaan tanaman perkebunan, diversifikasi usaha, serta pengembangan green business. Proyeksi ini menandai langkah strategis PTPN III dalam mengukuhkan posisinya di industri CPO dan perkebunan secara keseluruhan.
13 Anak Perusahaan
ementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) secara resmi melangsungkan penggabungan 13 anak perusahaan Holding Perkebunan Nusantara atau PTPN III menjadi dua Subholding, yaitu PalmCo dan SupportingCo.
Langkah ini adalah bagian dari implementasi Program Strategis Nasional (PSN) dengan tujuan mewujudkan kemandirian, terutama dalam aspek ketahanan pangan dan energi.
Subholding PalmCo terbentuk melalui peleburan VI dan XIII ke dalam PTPN IV sebagai surviving entity, serta pemisahan tidak murni PTPN III ke dalam PTPN IV. Di sisi lain, Subholding SupportingCo dihasilkan dari penggabungan PTPN II, VII, VIII, IX, X, XI, XII, dan XIV ke dalam PTPN I.
Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, menyatakan bahwa setelah penandatanganan ini, proses integrasi sistem, SDM, operasional, keuangan, dan aspek lainnya diupayakan akan selesai dalam enam bulan. “Setelah itu kita harus kembali fokus ke tugas masing-masing,” tambahnya.