Logo
>

Bursa Asia Ditutup Melemah, Ternyata ini Biang Keroknya

Ditulis oleh KabarBursa.com
Bursa Asia Ditutup Melemah, Ternyata ini Biang Keroknya

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Asia Jum'at, 19 Juli 2024, mayoritas di tutup melemah dengan indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) Asia-pasifik di luar Jepang jatuh 1.56 persen, sehingga mencatatkan kinerja mingguan terburuk dengan penurunan hampir 3 persen.

    Berdasarkan analisa Phillip Sekuritas Indonesia, ketidakpastian di sejumlah negara maju menjadi tantangan tersendiri bagi investor meskipun siklus penurunan suku bunga global sudah mulai bergulir.

    Pekan ini, Phillip Sekuritas menilai, kondisi pasar saat ini tengah menghadapi turbulensi dengan aksi jual atas saham sektor teknologi yang memperburuk ketegangan dagang antara AS dan Tiongkok.

    "Ketidakpastian nasib Joe Biden dalam Pemilihan Presiden AS serta kekecewan atas sejumlah rilis data ekonomi Tiongkok," tulis Phillip Sekuritas dalam keterangannya.

    Di pasar Valuta Asing (Valas), Phillip Sekuritas menyebut serangkaian aksi intervensi pasar oleh Pemerintah Jepang juga membuat pelaku pasar gelisah. Sementara dari Tiongkok, Phillip Sekuritas menyebut investor merasa dikecewakan oleh tidak adanya rincian yang diberikan pada penutupan acara Rapat Pleno Ketiga (Third Plenum) Partai Komunis Tiongkok mengenai langkah-langkah implementasi untuk mencapai tujuan kebijakan ekonomi.

    "Para pejabat Tiongkok hari ini mengakui bahwa daftar panjang sasaran kebijakan ekonomi mengandung banyak kontradiksi, indikasi bahwa implementasi kebjakan tidak akan berjalan mulus di masa-masa yang akan datang," ulas Phillip Sekuritas.

    Dari sisi makro ekonomi, laju inflasi Jepang bertahan di level tertinggi sejak bulan Februari, 2,8 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) selama dua bulan beruntun di bulan Juni 2024. Phillip Sekuritas menyebut laju Inflasi Inti Jepang naik 2,6 persen yoy di bulan Juni 2024.

    "Meningkat selama dua bulan beruntun dan lebih cepat dari laju kenaikan 2,5 persen yoy di bulan Mei," tulisnya.

    Dengan demikian, Phillip Sekuritas menyebut, tingkat Inflasi Inti Jepang sudah berada di atas 2 persen selama lebih dari dua tahun. Meskipun sedikit lebih rendah dari perkiraan pasar sebesar 2,7 persen yoy angka inflasi inti terbaru ini memperkuat ekspektasi pasar bahwa Bank of Japan (BOJ) dapat menaikkan suku bunga dari level hampir nol saat ini ketika mereka bertemu di akhir bulan Juli.

    Diketahui, BOJ telah merubah kebijakan moneternya di bulan Maret lalu dengan menaikkan suku bunga untuk pertama kali sejak 2007 dan mengakhiri delapan tahun rezim suku bunga negatif di tengah kenaikan upah dan lonjakan inflasi.

    Sebagaimana mana diketahui, IHSG pekan ini ditutup di level 7,294.49 atau menurun -26.58 poin sebesar 0.36 persen. Adapun volume shares saham hari ini tercatat sebesar 14.62 miliar dengan total value Rp9,52 triliun. Adapun market cap IHSG pada penutupan saham Jum'at ini sebesar 12,392 triliun, saham naik sebesar 225 dan saham turun 320.

    Selain itu, pelemahan bursa Asia pada hari ini, terutama dipicu oleh kekhawatiran investor terhadap resesi global. Hal ini dapat memberikan sentimen negatif bagi IHSG di hari-hari berikutnya.

    Inflasi di Amerika Serikat mencapai level tertinggi dalam 40 tahun terakhir, yaitu 9,1 persen pada Juni 2024. Hal ini dapat mendorong Bank Sentral Amerika (The Fed) untuk menaikkan suku bunga secara agresif, yang dapat memperlambat ekonomi global dan memberikan tekanan pada pasar saham di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

    Ketidakpastian geopolitik, seperti perang di Ukraina dan ketegangan AS-China, masih terus berlanjut. Hal ini dapat meningkatkan volatilitas pasar dan memberikan sentimen negatif bagi investor.

    Pertumbuhan ekonomi China melambat pada kuartal II 2024, dipicu oleh kebijakan "nol-COVID" dan krisis properti. Hal ini dapat berdampak negatif pada ekonomi global dan memberikan sentimen negatif bagi IHSG, karena China merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia.

    Dari data terkini, Terdapat beberapa sektor penekan IHSG, diantaranya Basic Material -8.15 poin, Financial -2.35 poin, dan Technology -1.41 poin. Adapun Top Gainers saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini sebagai berikut:

    1. STTP : Rp14,875 per lembar saham, naik 675 poin atau sekitar 4.75 persen
    2. GEMS : Rp8,475 per lembar saham, naik 375 poin atau 4.63 persen
    3. ITMG : Rp26,525 per lembar saham, naik 350 poin atau 1.34 persen
    4. UNTR : Rp24,650 per lembar saham, naik 300 poin atau sekitar 1.34 persen
    5. JSMR : Rp5,350 per lembar saham, naik 225 poin atau 1.23 persen

    Top Losers: 

    1. DSSA : Rp28,500 per lembar saham, turun  500 poin atau sekitar 1.72 persen
    2. ISAT : Rp11,500 per lembar saham, turun 325 poin atau 2.75 persen
    3. TPIA :  Rp9,475 per lembar saham, turun 200 poin atau 2.07 persen
    4. PTRO :  Rp8,475 per lembar saham, turun 175 poin atau 2.02 persen
    5. ISEA :  Rp376 per lembar saham, turun 124 poin atau 24.8 persen. (And/*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi