Logo
>

Bursa Asia Keok Gegara Drama Darurat Militer Korea Selatan

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Bursa Asia Keok Gegara Drama Darurat Militer Korea Selatan

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Drama politik di Korea Selatan bikin geger bursa Asia. Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, bikin kejutan dengan mengumumkan darurat militer Selasa malam, 3 Desember 2024. Meski dibatalkan hanya enam jam kemudian, dampaknya langsung terasa di bursa saham.

    Indeks Kospi anjlok hingga 2 persen pada Rabu pagi, 4 Desember 2024, diikuti pelemahan aset-aset terkait Korea Selatan di perdagangan semalam. Hang Seng berjangka mencatat penurunan 0,1 persen, sementara Topix Jepang relatif stabil dengan perubahan yang sangat kecil.

    Di Australia, Topix Australia dan S&P/ASX 200 sama-sama turun 0,4 persen, menandakan tekanan di pasar saham negara tersebut.

    Namun, optimisme terlihat di pasar Eropa dan AS. Euro Stoxx 50 berjangka mencatat kenaikan signifikan sebesar 0,9 persen, sementara Nasdaq 100 berjangka di AS juga naik 0,2 persen.

    [caption id="attachment_103888" align="alignnone" width="1980"] Indeks saham global usai Korsel umumkan darurat militer. Foto: KabarBursa.com[/caption]

    “Kondisi ini pasti bikin volatilitas pasar meningkat. Tapi, untuk jangka pendek, ini justru jadi peluang beli,” kata Jung In Yun, kepala eksekutif Fibonacci Asset Management. Meski begitu, ia menambahkan bahwa “masalah diskon Korea akan terus jadi hambatan jangka panjang.”

    Saham Teknologi Korsel Ikut Ambruk

    Saham Samsung Electronics yang terdaftar di London terjun bebas hingga 7,5 persen, sementara reksa dana iShares MSCI Korea turun 7,1 persen di perdagangan AS. Di dalam negeri, Bank of Korea mengumumkan rapat darurat untuk membahas langkah-langkah stabilisasi ekonomi setelah suku bunga acuan dipotong pekan lalu.

    Analis ANZ Group, Brian Martin dan Daniel Hynes, menilai gejolak ini lebih banyak terkait isu politik domestik Korea Selatan. “Tapi, ini juga jadi pengingat bahwa risiko politik global sedang meningkat,” tulis mereka dalam laporan.

    Wall Street Menguat

    Sementara bursa Asia tengah panik, pasar saham Amerika Serikat atau Wall Street kembali bergerak dengan hati-hati namun berhasil mencetak rekor baru di tengah perdagangan Selasa, 3 Desember 2024, yang cukup beragam. Indeks S&P 500 naik 2 poin atau kurang dari 0,1 persen dan mencatat rekor tertinggi sepanjang masa untuk ke-55 kalinya tahun ini. Dengan kenaikan di 10 dari 11 hari terakhir, indeks ini berada di jalur menuju salah satu tahun terbaik sejak pergantian milenium.

    Tren pasar saham

    Dilansir dari Apnews, Indeks Dow Jones Industrial Average justru turun 76 poin atau 0,2 persen, sementara Nasdaq Composite naik 0,4 persen dan kembali mencatat rekor baru yang sebelumnya tercipta sehari sebelumnya.

    AT&T Naik, U.S. Steel Tergelincir

    Saham AT&T melonjak 4,6 persen setelah perusahaan meningkatkan proyeksi laba tahunan. AT&T juga mengumumkan rencana pembelian kembali saham senilai 10 miliar dolar AS dan berencana untuk mengulang langkah tersebut dengan jumlah yang sama pada 2027.

    Sebaliknya, U.S. Steel menjadi salah satu yang mengalami kerugian besar, dengan sahamnya turun 8 persen. Presiden terpilih Donald Trump menegaskan melalui media sosial bahwa ia tidak akan membiarkan Nippon Steel asal Jepang mengambil alih perusahaan baja ikonis yang berbasis di Pennsylvania itu.

    Desember lalu, Nippon Steel mengumumkan rencananya untuk membeli produsen baja yang berbasis di Pittsburgh itu dengan harga 14,1 miliar dolar AS dalam bentuk tunai. Langkah tersebut menimbulkan kekhawatiran tentang dampaknya terhadap pekerja serikat, rantai pasok, dan keamanan nasional AS. Presiden Joe Biden sebelumnya juga menyuarakan keberatan terhadap akuisisi ini.

    Tesla Tersandung Keputusan Pengadilan

    Tesla ikut terkena dampak dengan sahamnya turun 1,6 persen. Penurunan ini terjadi setelah pengadilan di Delaware menegaskan kembali keputusan sebelumnya yang membatalkan paket gaji miliaran dolar untuk Elon Musk. Hakim menolak permintaan dari tim hukum Musk dan dewan direksi Tesla untuk mencabut putusan yang sebelumnya memerintahkan pencabutan paket gaji tersebut.

    Secara keseluruhan, S&P 500 naik 2,73 poin menjadi 6.049,88. Dow Jones turun 76,47 menjadi 44.705,53, sedangkan Nasdaq Composite naik 76,96 menjadi 19.480,91.

    Semua Mata Tertuju ke Data Tenaga Kerja

    Di pasar obligasi, imbal hasil Treasury 10 tahun relatif stabil, naik tipis dari 4,20 persen pada Senin menjadi 4,23 persen. Stabilitas ini muncul setelah laporan menunjukkan perusahaan di AS sedikit meningkatkan jumlah lowongan pekerjaan pada akhir Oktober dibandingkan bulan sebelumnya. Data tersebut meningkatkan optimisme bahwa ekonomi AS masih mampu menghindari resesi yang semula dikhawatirkan banyak investor.

    Imbal hasil Treasury telah naik-turun sejak Hari Pemilu di tengah kekhawatiran bahwa preferensi Trump untuk tarif yang lebih besar dan pajak yang lebih rendah bisa memicu inflasi lebih tinggi seiring pertumbuhan ekonomi. Namun, pedagang tetap percaya bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga utamanya lagi pada pertemuan berikutnya dalam dua minggu.

    Menurut data CME Group, kemungkinan pemangkasan ini hampir 75 persen. Suku bunga yang lebih rendah dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga berisiko memicu inflasi lebih tinggi.

    Laporan utama minggu ini yang akan menentukan langkah The Fed berikutnya adalah laporan bulanan tenaga kerja yang dijadwalkan rilis Jumat. Laporan ini akan menunjukkan berapa banyak pekerja yang dipekerjakan dan diberhentikan oleh perusahaan AS selama November. Angka ini bisa sulit diinterpretasikan karena pengaruh badai dan pemogokan pada data Oktober.

    Menurut para analis Barclays Capital, laporan tenaga kerja hari Jumat diperkirakan menjadi penggerak pasar terbesar hingga pengumuman keputusan suku bunga berikutnya pada 18 Desember.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).