Logo
>

Butuh Dana Rp5,9 Triliun, WIFI Segera Gelar Right Issue

Perusahaan akan menerbitkan maksimal 2.949.193.897 lembar saham baru dengan rasio 5:4.

Ditulis oleh Yunila Wati
Butuh Dana Rp5,9 Triliun, WIFI Segera Gelar Right Issue
Ilustrasi saham WIFI. (Gambar dibuatkan oleh AI untuk KabarBursa.com)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Solusi Sinergi Digital Tbk atau WIFI telah mengumumkan rencana aksi korporasi berupa Rights Issue (Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu/PMHMETD) yang telah mendapatkan persetujuan awal pada 4 September 2024 dan dijadwalkan untuk diproses pada Juni 2025. 

    Langkah strategis ini bertujuan untuk mendukung pembangunan 4 juta homepasses oleh anak usahanya, IJE Subsidiary, yang berfokus pada pengembangan infrastruktur jaringan.

    Harga penutupan saham WIFI pada saat pengumuman adalah Rp1.980, sementara harga pelaksanaan rights issue ditetapkan sebesar Rp2.000 per saham. Perusahaan akan menerbitkan maksimal 2.949.193.897 lembar saham baru dengan rasio 5:4, artinya setiap pemegang 4 saham lama berhak membeli 5 saham baru. 

    Dengan asumsi seluruh saham baru terserap, perseroan berpotensi meraih dana segar maksimal Rp5,89 triliun pada skenario partisipasi penuh, atau Rp2,98 triliun jika hanya sebagian pemegang saham yang berpartisipasi.

    Struktur kepemilikan saham saat ini menunjukkan PT Investasi Sukses Bersama (ISB) sebagai pemegang saham mayoritas dengan 50,37 persen atau sekitar 1,19 miliar saham. Sisanya dimiliki oleh individu seperti Tinawati (0,29 persen), Djoni (5,09 persen), dan masyarakat dengan kepemilikan di bawah 5 persen sebesar 44,26 persen.

    Jika seluruh pemegang saham berpartisipasi dalam rights issue (skenario 1), maka struktur kepemilikan pasca aksi korporasi akan tetap sama secara persentase, dengan total saham meningkat menjadi sekitar 5,3 miliar lembar. ISB tetap menguasai 50,37 persen saham, Tinawati 0,29 persen, Djoni 5,09 persen, dan masyarakat 44,26 persen.

    Namun, apabila hanya ISB dan Tinawati yang mengambil bagian dalam rights issue (skenario 2), maka komposisi kepemilikan akan mengalami perubahan signifikan. ISB akan meningkatkan penguasaannya menjadi 69,39 persen, sedangkan Tinawati naik menjadi 0,39 persen. Djoni yang tidak berpartisipasi akan terdilusi menjadi 3,11 persen, dan porsi masyarakat menyusut drastis menjadi 27,10 persen.

    Aksi ini menyoroti dua hal penting: pertama, komitmen ISB sebagai pemegang saham utama dalam mendukung ekspansi strategis perusahaan; kedua, potensi terjadinya dilusi signifikan bagi pemegang saham publik dan investor lain yang tidak berpartisipasi. 

    Dengan proyek besar pembangunan 4 juta homepasses, langkah ini merupakan sinyal positif terhadap prospek pertumbuhan jangka panjang WIFI IJ, khususnya dalam memperkuat jaringan dan penetrasi pasar broadband di Indonesia.

    Namun, calon investor juga harus mempertimbangkan aspek risiko, termasuk dilusi kepemilikan, beban pembiayaan tambahan, serta efektivitas realisasi proyek infrastruktur yang direncanakan. 

    Rights issue ini membuka peluang akumulasi bagi pemegang saham eksisting dan investor strategis baru, terutama jika manajemen dapat mengeksekusi proyek dengan tepat sasaran dan menghasilkan arus kas positif dalam jangka menengah hingga panjang.

    Kinerja Keuangan WIFIKinerja keuangan PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) menunjukkan tren yang menarik dan penuh dinamika sepanjang beberapa tahun terakhir, dengan lonjakan signifikan terutama pada periode 2023 hingga kuartal pertama 2024. 

    Data laba bersih yang tercatat setiap kuartal memberikan gambaran mendalam mengenai arah pertumbuhan perusahaan, sekaligus mencerminkan keberhasilan strategi ekspansi dan efisiensi operasional.

    Memasuki tahun 2020 dan 2021, perusahaan mengalami tantangan besar. Pada tahun 2020, tercatat rugi bersih di kuartal pertama sebesar Rp1 miliar dan kerugian yang lebih dalam hingga Rp16 miliar di kuartal ketiga. 

    Situasi ini kemungkinan dipicu oleh tekanan pandemi terhadap permintaan layanan infrastruktur telekomunikasi dan keterbatasan belanja modal dari mitra strategis. Namun, mulai kuartal keempat 2020, kinerja mulai pulih dengan laba Rp14 miliar, menandakan awal dari pemulihan.

    Tahun 2021 menjadi momen konsolidasi, di mana laba bersih relatif stabil pada kisaran Rp14–17 miliar per kuartal, walaupun sempat mengalami kerugian kecil pada kuartal ketiga sebesar Rp9 miliar. Tahun berikutnya, 2022, memperlihatkan fluktuasi yang cukup tajam: laba Rp15 miliar di kuartal kedua berubah menjadi kerugian Rp5 miliar di kuartal ketiga. 

    Namun demikian, perusahaan kembali mencatatkan kinerja kuat di kuartal keempat dengan laba sebesar Rp46 miliar, mempertegas kemampuan manajemen dalam menjaga arus kas dan efisiensi.

    Momentum pertumbuhan sebenarnya mulai terasa kuat pada tahun 2023. Di tengah gejolak ekonomi global dan ketatnya likuiditas industri, PT WIFI mampu membalikkan kondisi kuartal pertama dari laba Rp2 miliar menjadi Rp20 miliar. 

    Walaupun sempat mengalami kerugian sebesar Rp11 miliar di kuartal kedua, perusahaan cepat bangkit dengan mencetak laba Rp14 miliar di kuartal ketiga dan kemudian melonjak drastis ke Rp35 miliar di kuartal keempat. P

    ertumbuhan laba ini memperlihatkan adanya efisiensi operasional dan peningkatan pendapatan dari proyek-proyek tower maupun solusi infrastruktur digital.

    Memasuki tahun 2024, lonjakan yang luar biasa terjadi. Hanya dalam kuartal pertama, perusahaan mencatatkan laba bersih sebesar Rp29 miliar, jauh melampaui periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini menjadi sinyal kuat bahwa PT WIFI tengah berada dalam fase pertumbuhan yang agresif dan sehat. 

    Dukungan dari aksi korporasi seperti rights issue yang akan diproses pada Juni 2025, dengan potensi dana segar hingga Rp5,8 triliun, menunjukkan komitmen perusahaan untuk memperkuat struktur permodalan dan mendanai ekspansi besar, khususnya untuk pembangunan 4 juta homepasses melalui entitas anak, IJE.

    Secara keseluruhan, tren kinerja keuangan PT WIFI menunjukkan arah yang sangat positif, terutama dalam dua tahun terakhir. Dengan strategi pertumbuhan yang agresif namun terukur, penguatan struktur modal, dan pengelolaan biaya yang efisien, perusahaan ini berada di jalur yang menjanjikan untuk mencetak kinerja yang lebih solid di masa mendatang. 

    Hal ini tentu menjadi perhatian penting bagi investor yang mencari emiten dengan fundamental yang semakin kokoh di sektor infrastruktur digital dan telekomunikasi.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79