KABARBURSA.COM - Rencana PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) membeli kembali saham hingga Rp2,49 triliun (maksimal 10 persen modal disetor) dengan dana kas internal, sambil menunggu restu RUPSLB 3 November 2025, pada dasarnya menjadi sinyal keyakinan manajemen terhadap prospek bisnis dan upaya menstabilkan harga saham.
Tetapi pertanyaannya, apakah kinerja keuangannya menopang? Data kuartalan menunjukkan bisnis masih solid meski mengalami normalisasi dari puncak siklus. Pada Q2-2025, pendapatan tercatat sekitar Rp7,21 triliun dengan laba kotor Rp1,48 triliun dan laba usaha Rp730 miliar.
Laba bersih mencapai Rp455 miliar, menurun dibanding Q1-2025 yang Rp1,09 triliun dan lebih rendah dari Q2-2024 yang Rp1,09 triliun. Kondisi ini menandakan tekanan marjin di tengah harga batu bara yang berfluktuasi.
Kendati demikian, struktur laba tetap positif, beban bunga relatif terkelola, dan cakupan bunga berada di kisaran dua digit, mengindikasikan ruang likuiditas yang memadai untuk membiayai buyback tanpa mengganggu operasional.
Dari kacamata pemegang saham, buyback berpotensi akretif terhadap EPS dan membantu meredam volatilitas harga di fase normalisasi komoditas. Track record profit besar pada 2022–2023 juga menyiratkan neraca yang masih tangguh.
Risiko yang perlu dicatat adalah sensitivitas pada harga batu bara dan dinamika permintaan China. Apabila siklus berbalik tajam, ruang buyback bisa terserap untuk menjaga kestabilan saja, bukan mendorong rerating valuasi.
Teknikal Tunjukkan Bias Beli
Secara teknikal harian, ringkasan indikator menunjukkan bias Beli. Mayoritas moving average jangka pendek–menengah (MA5/10/20/50) masih memberi sinyal naik, sementara MA100–200 belum sepenuhnya konfirmatif, sehingga tren kenaikan lebih meyakinkan di horizon pendek ketimbang panjang.
Osilator menandakan kondisi overbought: Stochastic, StochRSI, Williams %R, dan CCI berada di area beli berlebih, mengingatkan potensi tarik napas sebelum lanjut. MACD masih memberi sinyal jual ringan dan ATR tinggi menunjukkan volatilitas meningkat.
Zona pivot harian berada di sekitar 22.508, dengan support terdekat 22.441–22.308 dan resistance 22.641–22.708; tembus bersih di atas 22.708 membuka ruang uji 22.841, sementara gagal bertahan di atas 22.441 berisiko memicu uji 22.308.
Bagi investor, kombinasi fundamental yang tetap positif dan rencana buyback memberi bantalan bawah untuk harga ITMG, namun disiplin masuk tetap penting mengingat sinyal jenuh beli. Strategi yang masuk akal adalah akumulasi bertahap saat melemah menuju area pivot/support sambil memasang manajemen risiko ketat sedikit di bawah support kunci.
Untuk medium term, konfirmasi resmi buyback, detail pelaksanaannya (periode dan rentang harga), serta arah harga batu bara dalam beberapa pekan ke depan akan menjadi penentu apakah rerating valuasi bisa berlanjut.
Singkatnya, neraca dan arus kas ITMG cukup untuk mendukung buyback, teknikal jangka pendek berpihak, tetapi timing entry sebaiknya memanfaatkan pullback agar risk–reward tetap sehat.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.