Logo
>

Carbon Capture Storage (CCS) Peluang Baru PGN

Ditulis oleh KabarBursa.com
Carbon Capture Storage (CCS) Peluang Baru PGN

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM-PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) atau yang lebih dikenal sebagai PGAS, telah menetapkan matanya pada peluang bisnis Carbon Capture Storage (CCS). Inisiatif baru ini dipandang memiliki prospek yang cerah, yang bisa menjadi pendorong peningkatan kinerja perusahaan.

    Direktur Utama PGN Arief Setiawan Handoko, menjelaskan bahwa PGN saat ini menunggu arahan dari Holding Pertamina, apakah akan berperan sebagai agregator atau transporter CO2. "Kementerian ESDM mendukung penuh pelaksanaan CCS ini, dengan harapan segera terwujudnya kesepakatan tentang siapa yang akan menjadi agregatornya," katanya  Senin 4 Maret 2024.

    "Potensi bisnis CCS ini dianggap sangat menjanjikan, baik sebagai agregator maupun transporter. Dengan asumsi regulasi yang sudah jelas dan terinci, termasuk tarif dan besaran pajak karbon yang sudah ditetapkan," kata Arief

    Menurut Arief, dari perspektif pelanggan, PGN sebagai pengguna industri yang nantinya akan mengimplementasikan penangkapan karbon, akan memiliki hubungan yang erat dengan CCS.

    Pengamat migas menyatakan bahwa tantangan utama dalam pelaksanaan bisnis CCS adalah pada praktik dan kesiapan investasi dari para pelaku usaha.

    Founder dan Advisor ReforMiner Institute, Pri Agung Rakhmanto, menjelaskan bahwa bisnis CCS memiliki potensi besar bagi Indonesia. Namun, ada masalah mendasar yang harus diperhatikan oleh pemerintah terkait implementasinya.

    Saat ini, Indonesia telah menetapkan regulasi terkait CCS melalui dua kebijakan utama: Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 2 Tahun 2023 tentang Implementasi CCS/CCUS di Sektor Hulu Minyak dan Gas Bumi, serta Peraturan Presiden (Pepres) Nomor 14 Tahun 2024 tentang Pelaksanaan Kegiatan Penangkapan dan Penyimpanan Karbon.

    Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Indonesia saat ini memiliki 15 proyek yang akan mengembangkan teknologi penyimpanan karbon CO2, khususnya di sektor minyak dan gas bumi (Migas).

    Proyek-proyek ini memiliki kapasitas total mencapai 4,31 Giga Ton CO2, yang sebagian besar masih dalam tahap studi dan persiapan, dengan sebagian ditargetkan untuk beroperasi sebelum 2023. Mayoritas proyek dilakukan oleh perusahaan hulu migas, utamanya oleh Pertamina, dengan melibatkan kolaborasi bersama pihak nasional maupun internasional.

    Secara global, investasi di CCS telah mencapai sekitar US$ 6,4 miliar, di mana Asia memberikan kontribusi sebesar US$ 1,2 miliar. Indonesia dipandang memiliki peran penting dalam investasi teknologi CCS di kawasan ini.

     

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi