KABARBURSA.COM - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mendorong percepatan proyek manajemen banjir perkotaan terpadu di Jabodetabek guna mengurangi dampak bencana hidrometeorologi di wilayah tersebut.
"Proyek Integrated Urban Flood Management bertujuan mengurangi dampak kerusakan akibat banjir di Jabodetabek," ujar Basuki dalam pernyataannya di Jakarta, Jumat, Jakarta 21 Juni 2024.
Basuki menjelaskan, manajemen banjir perkotaan terpadu bisa dilakukan melalui langkah-langkah pengendalian yang komprehensif. Ini termasuk perbaikan sungai, penggalian dasar sungai, perlindungan tepian, kolam penahan, dan saluran pintas.
Sebelumnya, Menteri PUPR mengadakan pertemuan dengan Senior Deputy Director of Southeast Asia Division Japan International Cooperation Agency (JICA) Hidenori Hashimoto di Gedung Kementerian PUPR.
Pertemuan tersebut membahas proyek Manajemen Banjir Perkotaan Terpadu di Jabodetabek serta potensi kerja sama di bidang infrastruktur lainnya seperti jalan, jembatan, perumahan, dan pengembangan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Dalam kesempatan itu, Basuki juga mengapresiasi hasil studi yang disampaikan oleh Yachiyo Engineering Consultant JICA dan mendorong percepatan proyek Integrated Urban Flood Management di Jabodetabek. "Saya berterima kasih atas hibah JICA yang membantu survei persiapan proyek dari tahun 2023-2025. Saya berharap konstruksi untuk satu atau dua komponen pekerjaan bisa dimulai pada periode 2025-2029," ucap Basuki.
Dalam proyek Integrated Urban Flood Management tersebut, akan mencakup paket pekerjaan yang meliputi perubahan Bendung Bekasi, kolam retensi di Sungai Bekasi, Cikeas dan Cileungsi, peningkatan saluran, kolam retensi, dan saluran bawah tanah di Jakarta Barat, stasiun galian dan pompa di Jakarta Timur, serta pemeliharaan anak Sungai Sabi ke Sungai Cisadane.
Basuki juga menyinggung potensi kolaborasi bagi investor Jepang dalam proyek Bandung Intra Urban Toll Road (BIUTR) yang didanai dengan skema KPBU Support-Built-Operate-Transfer (SBOT) dengan total investasi mencapai Rp12,5 triliun. Selain itu, Menteri PUPR mendiskusikan potensi kerja sama dalam pengembangan IKN dan proyek infrastruktur lainnya.
Tindak lanjut permohonan Kementerian PUPR kepada Duta Besar Jepang yang baru di Indonesia pada pertemuan bilateral Maret 2024 untuk dukungan konektivitas di IKN, mencakup pembangunan jalan untuk menghubungkan area immersed tunnel dengan IKN dan studi antisipasi banjir di Ibu Kota Nusantara. "Saat ini, Kementerian PUPR telah menyusun program pengelolaan banjir di IKN dan kami berharap dukungan JICA untuk me-review program tersebut," ungkap Basuki.
Dia menyebutkan potensi kerja sama lainnya seperti pengembangan Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi sepanjang 125,72 km dalam dua tahap, pembangunan jalan lintas selatan Pulau Jawa sepanjang 134 km, serta pengembangan jalan tol Sicincin-Bukittinggi-Payakumbuh.
Basuki juga membahas potensi kolaborasi di bidang pengolahan limbah, pembangunan sabo dam, dan perumahan. Ini termasuk progres kerja sama pada Jakarta Sewerage Development Project Zona 6 Tahap I (IP-579), penyusunan masterplan untuk 56 proyek Sabo Dam di Indonesia, dan inovasi pembangunan perumahan modular atau sistem volumatric untuk bangunan tinggi atau apartemen.
Basuki menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Jepang dan JICA atas kerja sama dan dukungannya, termasuk dalam pelaksanaan World Water Forum ke-10 di Bali pada Mei 2024. "Dengan adanya Japan Pavilion dan kehadiran delegasi Jepang, forum tersebut berjalan dengan baik. Semoga kerja sama dan kolaborasi kita akan terus berlanjut," tandas Basuki.
Sementara itu, Hidenori Hashimoto menilai wilayah Jabodetabek sangat membutuhkan pengendalian banjir. "Saat ini sedang dilaksanakan studi persiapan termasuk di Jakarta Pusat dan Bekasi. JICA telah memulai survei persiapan sejak April 2024 dan berencana melaksanakan appraisal pada akhir tahun 2024," ujar Hidenori.
Peringatan BMKG
Pulau Jawa menjadi pusat perhatian karena berpotensi menghadapi banjir akibat curah hujan tinggi di awal Ramadhan 2024. Jawa Tengah dan Jawa Timur menjadi daerah yang paling rentan.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memperingatkan kemungkinan cuaca ekstrem, termasuk hujan lebat hingga sangat lebat disertai petir/angin kencang, yang diperkirakan terjadi pada periode 8-14 Maret.
Menurut BMKG, cuaca dalam satu minggu ke depan masih berpotensi mengalami peningkatan curah hujan yang signifikan di beberapa wilayah. Pada tanggal 8-14 Maret 2024, terdapat potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir/angin kencang di Jabodetabek.
Berbagai faktor atmosfer seperti aktivitas gelombang atmosfer Madden Julian Oscillation (MJO) dan fenomena Gelombang Kelvin serta Rossby Equatorial yang aktif di wilayah Indonesia, menjadi pemicu cuaca ekstrem. Selain itu, peningkatan kecepatan angin dari arah utara Indonesia hingga ekuator melalui Selat Karimata juga mengindikasikan aktivitas Cross Equatorial Northerly Surge (CENS) atau angin utara yang kuat. Terakhir, potensi pembentukan pusat tekanan rendah di Samudera Hindia Barat Daya – selatan Jawa dan Australia bagian utara dapat memicu terbentuknya pola pumpuna dan perlambatan angin di Indonesia bagian selatan.