Logo
>

Catatkan Net Income Rp10,7 Triliun, Segini Target Harga Saham BBNI

Ditulis oleh Yunila Wati
Catatkan Net Income Rp10,7 Triliun, Segini Target Harga Saham BBNI

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) mencatatkan net income sebesar Rp10,7 triliun pada semester I-2024, mengalami kenaikan 3,8 persen YoY dan melampaui ekspektasi. Nico Laurens, Head of Research Panin Sekuritas, menyebutkan bahwa pertumbuhan ini didorong oleh kinerja kredit yang kuat, stabilnya Net Interest Margin (NIM), serta kontrol credit cost yang baik.

    “Kredit tumbuh lebih cepat dari yang diperkirakan, berkat likuiditas yang membaik dan meningkatnya insentif RRR,” ujar Nico.

    BNI juga sedang melakukan pengurangan eksposur kredit di segmen Small Medium Enterprise (SME) untuk memperbaiki kualitas kreditnya. Perbaikan likuiditas diperkirakan akan berlanjut, seiring dengan penurunan issuance SRBI dan peluncuran mobile banking baru, Wondr, pada Juli 2024, di mana 69 persen tabungan ritel berasal dari aplikasi mobile.

    Nico juga merekomendasikan saham BNI untuk dibeli dengan target harga Rp6.200, didorong oleh pertumbuhan kredit yang positif, perbaikan likuiditas, kualitas kredit yang membaik, dan valuasi yang menarik.

    Dana Pihak Ketiga (DPK) BNI mencapai Rp772 triliun pada Juni 2024, dengan CASA meningkat ke Rp546 triliun dan CASA ratio naik menjadi 70,7 persen. Penurunan cost of fund menjadi 2,72 persen mencerminkan keberhasilan dalam menurunkan biaya dana, didorong oleh peningkatan tabungan ritel yang lebih murah.

    Likuiditas juga menunjukkan perbaikan berkat penurunan issuance SRBI menjadi Rp98 triliun dan rate turun ke 7,34 persen.

    Saat ini, BNI melakukan restrukturisasi kredit sebesar Rp39 triliun dengan loan at risk menurun ke 12,3 persen. NPL tetap stabil di 2 persen, seiring dengan perbaikan proses penyaluran kredit. Eksposur di segmen SME dikurangi, dengan 12 persen dari Rp80 triliun eksposur kredit dikategorikan sebagai risiko tinggi.

    Melalui peluncuran Wondr, diharapkan akan mendorong transaksi dan meningkatkan layanan, termasuk registrasi, transfer grup, remittance same-day, dan layanan tabungan serta investasi melalui aplikasi.

    Agenda Pubex

    PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) akan menggelar paparan publik atau public expose (pubex) live 2024, yang dijadwalkan pada Jumat, 30 Agustus 2024, dari pukul 10.00 hingga 10.45 WIB. Acara ini akan dihadiri oleh Direktur Keuangan Perseroan, Novita Widya Anggraini.

    Meskipun informasi terkait materi paparan belum diumumkan, publikasi ini diharapkan memberikan wawasan penting bagi para investor mengenai kinerja dan strategi masa depan BNI. Simak update dan informasi lebih lanjut di situs BEI.

    Aliran Dana Asing Menjanjikan

    Dalam sepekan berakhir kemarin, aliran dana asing ke saham BBNI sangat signifikan, dengan net buy sebesar Rp18,62 miliar di pasar reguler. Beberapa investor besar yang aktif membeli saham BBNI termasuk:

    1. HSBC Holdings PLC: Menambah 720.500 lembar saham dalam sepekan. Pembelian terbesar terjadi pada Jumat, 16 Agustus 2024 dengan 327.500 lembar, diikuti oleh pembelian 393.000 lembar pada hari berikutnya.
    2. BlackRock Inc.: Menambah 666.311 lembar saham. Pembelian terbesar terjadi pada 16 Agustus 2024 dengan 455.000 lembar, diikuti oleh pembelian 207.300 lembar pada hari berikutnya dan 4.011 lembar pada 21 Agustus  2024.
    3. FIL Ltd (Fidelity International): Meningkatkan kepemilikan dengan membeli 310.000 lembar saham pada Rabu, 21 Agustus 2024.
    4. American Century Cos Inc: Membeli 179.400 lembar saham pada Rabu, 21 Agustus 2024.
    5. RHB OSK Asset Management PTE LTD: Menambah 177.500 lembar saham pada Jumat, 16 Agustus 2024.

    Kenaikan saham BBNI ini mencerminkan optimisme investor terhadap kinerja keuangan yang solid dan prospek masa depan yang menjanjikan.

    Kinerja Keuangan BBNI

    BNI berhasil mencatat laba bersih sebesar Rp10,7 triliun untuk periode Januari-Juni 2024, yang meningkat 3,8 persen secara tahunan (year on year/yoy).

    Peningkatan laba ini didukung oleh pertumbuhan kredit yang naik 11,7 persen yoy menjadi Rp727 triliun pada akhir Juni 2024. Penyaluran kredit atau loan disbursement BNI (bank saja) selama semester I 2024 mencapai Rp171 triliun, naik 48 persen dibandingkan semester I 2023.

    “Kami fokus pada ekspansi kredit kepada debitur top tier di berbagai industri dan regional, serta mengoptimalkan bisnis dari ekosistem debitur, sehingga mendorong pertumbuhan kredit di segmen lainnya, seperti kredit konsumer yang tumbuh hingga 15,1 persen yoy,” ungkap Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar.

    Kinerja kredit BBNI masih lebih tinggi dibandingkan rata-rata perbankan nasional. Berdasarkan laporan Bank Indonesia (BI), kredit perbankan pada Mei 2024 tumbuh sebesar 12,15 persen, yang lebih lambat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 13,09 persen. Pertumbuhan ini menjadi yang tertinggi dalam sektor perbankan selama lima tahun terakhir.

    Dari penyaluran kredit tersebut, BNI berhasil mengumpulkan pendapatan bunga sebesar Rp 26,09 triliun, meningkat 4,82 persen (yoy) pada Mei 2024. Sayangnya, beban bunga juga meningkat tajam hingga 36,76 persen (yoy) menjadi Rp 10,80 triliun.

    BBNI telah menjelaskan bahwa biaya dana pihak ketiga (cost of third-party funds) terus meningkat sejak akhir 2022 hingga saat ini. Rata-rata biaya dana pihak ketiga BBNI telah meningkat 139 basis poin (bps) dari 1,40 persen pada kuartal III-2022 menjadi 2,79 persen pada kuartal I 2024.

    Peningkatan biaya dana ini sejalan dengan kenaikan BI Rate yang dimulai pada Agustus 2022, yang telah meningkat sebesar 275 basis poin, dari 3,50 persen menjadi 6,25 persen. Hal ini berkontribusi pada penurunan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII), yang tercatat turun 10,04 persen (yoy) menjadi Rp 15,28 triliun pada Mei 2024.

    Namun, ada kabar baik dari sisi beban operasional lainnya, yang tercatat lebih rendah atau turun 23,90 persen (yoy) menjadi Rp 5,05 triliun. Penurunan ini terutama didukung oleh pengurangan kerugian dari penurunan nilai wajar aset keuangan dan pengurangan beban penurunan nilai (impairment). Sementara itu, pendapatan dari komisi, provisi, dan fee administrasi tetap menunjukkan pertumbuhan positif.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79