Logo
>

Chef Juna Resmi Bergabung sebagai Komisaris Independen LUCY

Ditulis oleh Yunila Wati
Chef Juna Resmi Bergabung sebagai Komisaris Independen LUCY

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Junior John Rorimpandey atau lebih dikenal dengan nama Chef Juna ditunjuk sebagai komisaris independen dalam Rapat Umum Pemegang Saham PT Lima Dua Lima Tiga Tbk (LUCY), 25 November 2024.

    Keputusan ini mencuri perhatian, karena Chef Juna menggantikan posisi Sri Wulandari, atau lebih populer dengan nama Wulan Guritno, yang resmi mengundurkan diri pada 11 November 2024.

    Bergabungnya Chef Juna ke dalam jajaran komisaris LUCY merupakan langkah besar yang diharapkan dapat memberikan perspektif segar bagi perusahaan.

    Direktur Utama LUCY Hermansyah, menyatakan bahwa pengangkatan Chef Juna akan memberikan nuansa baru dalam dunia kuliner dan gaya hidup yang merupakan fokus utama bisnis LUCY.

    Dalam keterangan tertulisnya, Hermansyah menjelaskan, "Chef Juna diharapkan membawa perspektif unik dan inovasi baru untuk mendukung pertumbuhan LUCY ke depan, terutama di sektor gaya hidup dan kuliner."

    Chef Juna, yang telah lama dikenal di dunia kuliner dan hiburan, memiliki rekam jejak yang mengesankan dalam dunia gastronomi. Ia dikenal luas bukan hanya sebagai chef, tetapi juga sebagai sosok inspiratif yang sering tampil di berbagai acara televisi. Chef Juna juga memiliki pengaruh besar dalam mempopulerkan kuliner Indonesia di kancah internasional.

    Dengan pengalaman luas tersebut, kehadiran Chef Juna di perusahaan ini diharapkan dapat mendorong LUCY untuk semakin berkembang di pasar yang semakin kompetitif.

    Selain pengangkatan Chef Juna, RUPS tersebut juga menyetujui pengangkatan Hermansyah sebagai direktur utama dan Ryan yang akan menempati posisi direktur. Keputusan ini juga diharapkan dapat membawa LUCY menuju fase baru yang lebih dinamis dalam menjalankan operasional bisnisnya, khususnya di sektor gaya hidup yang tengah berkembang pesat di Indonesia.

    Langkah strategis ini juga mencerminkan komitmen LUCY untuk terus berkembang dan beradaptasi dengan tren pasar yang berubah-ubah.

    Dengan penguatan tim pengurus yang terdiri dari profesional berpengalaman seperti Chef Juna, Hermansyah, dan Ryan, LUCY diharapkan dapat mengukir kesuksesan baru dan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan industri kuliner dan gaya hidup Indonesia ke depannya.

    Analisis Fundamental LUCY

    PT Lima Dua Lima Tiga Tbk (LUCY), yang beroperasi di sektor gaya hidup dan kuliner, menghadirkan konsep unik melalui jaringan restoran dan bar seperti Lucy in the Sky. Meski memiliki daya tarik pada segmen gaya hidup, kinerja fundamental perusahaan saat ini menghadapi sejumlah tantangan yang signifikan.

    Dari sisi valuasi, LUCY menunjukkan rasio Price-to-Book Value (PBV) sebesar 1,65. Angka ini mencerminkan bahwa harga sahamnya relatif mendekati nilai bukunya, yang mungkin menarik bagi investor yang mencari saham undervalued.

    Namun, rasio Price-to-Earnings (P/E) LUCY mencatatkan angka negatif sebesar -11,66, yang menandakan perusahaan mengalami kerugian pada periode terakhir. Dengan Earnings Per Share (EPS) tahunan sebesar -9,18, jelas bahwa profitabilitas masih menjadi kendala utama.

    Hal ini terlihat pula dari rasio laba bersih terhadap pendapatan (Net Profit Margin) yang negatif sebesar -17,72 persen pada kuartal terakhir.

    Dari sisi solvabilitas, rasio utang terhadap ekuitas (Debt-to-Equity Ratio) tercatat di angka 0,29, yang menunjukkan tingkat leverage yang masih cukup terkendali. Namun, rasio cepat (Quick Ratio) sebesar 0,74 menandakan bahwa perusahaan mungkin menghadapi tantangan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek tanpa mengandalkan penjualan inventaris.

    Tingkat likuiditas yang rendah ini perlu menjadi perhatian, terutama karena perusahaan memiliki utang jangka pendek sebesar Rp29 miliar dengan kas hanya Rp23 miliar. Kondisi ini menghasilkan utang bersih (Net Debt) sebesar Rp6 miliar.

    Pada aspek profitabilitas, marjin laba kotor (Gross Profit Margin) sebesar 66,94 persen menunjukkan efisiensi operasional yang cukup baik dalam pengelolaan biaya langsung. Namun, kerugian operasional tercermin dalam marjin laba operasi yang negatif sebesar -21,58 persen.

    Kondisi ini menjadi hambatan utama dalam menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham, yang semakin terlihat dari rendahnya tingkat pengembalian ekuitas (Return on Equity/ROE) dan aset (Return on Assets/ROA) yang sama-sama nol persen.

    Meskipun demikian, LUCY masih mampu mempertahankan pembayaran dividen sebesar Rp4,70 per saham, dengan dividend yield sebesar 4,39 persen. Namun, payout ratio negatif sebesar -51,22 persen menunjukkan bahwa pembayaran dividen dilakukan meskipun perusahaan mengalami kerugian, yang dapat berdampak pada kesehatan keuangan jangka panjang.

    Dari sisi pertumbuhan, pendapatan tahunan mengalami penurunan sebesar -6,63 persen secara year-on-year (YoY) pada kuartal terakhir, sementara laba bersih menunjukkan penurunan drastis sebesar -488,24 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan belum berhasil meningkatkan skala bisnisnya untuk menghasilkan pertumbuhan pendapatan yang berkelanjutan.

    Dalam analisis keseluruhan, saham LUCY saat ini belum menunjukkan daya tarik yang cukup kuat dari sisi fundamental untuk layak dikoleksi. Kinerja keuangan yang negatif, marjin operasional yang rendah, serta tantangan likuiditas menjadi faktor utama yang menghambat potensi pengembangan perusahaan.

    Investor yang tertarik dengan LUCY perlu berhati-hati dan mempertimbangkan prospek industri gaya hidup serta langkah strategis perusahaan untuk mengatasi tantangan keuangan. Untuk saat ini, LUCY lebih cocok sebagai saham yang diawasi ketat daripada dijadikan portofolio utama.

    Sekilas tentang LUCY

    PT Lima Dua Lima Tiga Tbk (LUCY) adalah perusahaan yang berfokus pada sektor gaya hidup dan kuliner. Emiten ini mengoperasikan jaringan restoran dan bar dengan konsep modern, salah satunya adalah Lucy in the Sky, yang populer sebagai tempat makan dan hiburan dengan atmosfer rooftop dan nuansa yang Instagramable.

    Perusahaan ini resmi melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) pada 5 Mei 2021. Dalam IPO tersebut, LUCY melepas sebanyak 337,5 juta saham baru dengan harga penawaran Rp100 per saham, sehingga berhasil mengumpulkan dana segar sebesar Rp33,75 miliar.

    Dana hasil IPO digunakan untuk ekspansi bisnis, termasuk membuka cabang baru dan meningkatkan kualitas layanan untuk memperkuat posisinya di industri gaya hidup dan kuliner.(*)

    Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan  Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79