Logo
>

DAAZ Laporkan Realisasi Penggunaan Dana IPO

Ditulis oleh Pramirvan Datu
DAAZ Laporkan Realisasi Penggunaan Dana IPO

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Daaz Bara Lestari Tbk. (DAAZ), emiten yang bergerak di sektor perdagangan besar logam, bijih logam, serta penyedia jasa perusahaan holding, melaporkan realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum perdana saham (IPO) per 31 Desember 2024.

    Dalam keterangan tertulisnya pada Jumat (10/1), Direktur DAAZ, Muljanto, mengungkapkan bahwa Perseroan berhasil mengantongi dana IPO sebesar Rp264 miliar setelah mendapatkan izin efektif pada 11 November 2024. Dari jumlah tersebut, biaya pelaksanaan IPO tercatat mencapai Rp6,76 miliar, sehingga hasil bersih yang diterima perusahaan mencapai Rp257,23 miliar.

    Dana IPO sebesar Rp84,5 miliar telah dialokasikan untuk pembelian bijih nikel, sementara Rp1,2 miliar digunakan untuk modal kerja. Selain itu, pinjaman kepada entitas anak, yakni PT Bara Makmur, sebesar Rp84,02 miliar beserta tambahan modal kerja Rp1,71 miliar juga telah direalisasikan.

    DAAZ juga menyalurkan pinjaman dan modal kerja kepada entitas anak lainnya, yaitu PT Indo Lautan, dengan rincian masing-masing Rp84,88 miliar dan Rp857,3 juta. Dengan demikian, seluruh dana IPO sebesar Rp257,23 miliar telah terealisasi sepenuhnya sesuai rencana.

    Sebagai catatan, IPO DAAZ dilaksanakan pada 11 November 2024 dengan melepas 300 juta saham bernilai nominal Rp100 per lembar pada harga penawaran Rp880 per lembar, menghasilkan total dana IPO senilai Rp264 miliar.

    Kenaikan Luar Biasa

    Daaz Bara Lestari Tbk, perusahaan yang berfokus pada penyawaan kapal untuk batu bara dan lainnya, berkode saham DAAZ, dua minggu lalu baru saja melakukan initial public offering (IPO).

    Tepatnya pada 11 November 2024, DAAZ melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Saat itu, saham DAAZ mencatatkan kenaikan luar biasa.

    Pada Senin, 18 November 2024, misalnya, saham perusahaan ini melonjak 24,72 persen dan ditutup di level Rp3.330 per saham. Dalam sepekan perdagangan sejak debutnya, harga saham DAAZ telah melambung hingga 142,18 persen.

    Kenaikan signifikan ini tentu saja menjadi sorotan, karena saat IPO harga saham DAAZ ditetapkan hanya sebesar Rp880 per saham. Dari IPO tersebut, DAAZ berhasil meraup dana segar sebesar Rp264 miliar.

    Volatilitas yang tinggi juga memunculkan kekhawatiran terkait stabilitas pasar, sehingga BEI mengambil tindakan preventif melalui suspensi ini. Keputusan tersebut memberikan ruang bagi pelaku pasar untuk mengevaluasi potensi investasi dengan lebih rasional dan berdasarkan data yang akurat.

    Dan, akhirnya pada Selasa, 19 November 2024, BEI menghentikan sementara perdagangan saham DAAZ di pasar reguler dan pasar tunai. Langkah ini dilakukan sebagai bentuk cooling down, menyusul lonjakan harga kumulatif yang dinilai signifikan.

    Kinerja Fundamental DAAZ

    Saat ini, DAAZ memiliki Price to Earnings Ratio (P/E) annualized sebesar 46,94, jauh di atas median P/E IHSG sebesar 7,16. Hal ini menunjukkan valuasi saham yang relatif mahal dibandingkan rata-rata pasar.

    Price to Book Value (P/B) DAAZ tercatat sebesar 8,82, yang juga cukup tinggi dan mengindikasikan harga saham yang sudah sangat premium terhadap nilai buku perusahaan.

    Profitabilitas dan Efisiensi terlihat dari Net Profit Margin, yang pada kuartal terakhir hanya 1,69 persen. Angka ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih masih terbatas.

    Rasio efisiensi DAAZ seperti Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), dan Return on Capital Employed (ROCE) masih berada di 0,00 persen. Ini artinya, belum ada nilai tambah yang signifikan dari aset atau modal yang digunakan.

    Kesehatan keuangan tampak baik-baik saja. DAAZ memiliki Current Ratio sebesar 1,68 dan Quick Ratio 1,58, menunjukkan likuiditas yang memadai untuk memenuhi kewajiban jangka pendek.

    DAAZ memiliki Debt to Equity Ratio sebesar 0,18, yang mengindikasikan struktur modal yang konservatif dengan tingkat utang rendah, sehingga risiko finansial relatif terkendali.

    Sementara, posisi kas bersih perusahaan kuat dengan kas Rp285 miliar, sementara utang total hanya Rp170 miliar. Dengan Net Debt negatif sebesar Rp115 miliar, perusahaan memiliki fleksibilitas keuangan yang cukup baik.

    Pertumbuhan dan solvabilitas DAAZ terlihat dari data laba bersih tahunan (annualized) yang menunjukkan kinerja moderat, dengan laba sebesar Rp175 miliar di 2024 Q1.

    Altman Z-Score sebesar 2,58 berada di zona aman, mengindikasikan risiko kebangkrutan yang relatif rendah dalam waktu dekat.

    Selanjutnya, DAAZ memiliki Days Sales Outstanding (DSO) sebesar 27,95 hari dan Days Payables Outstanding (DPO) 16,73 hari. Siklus konversi kas yang relatif cepat, yaitu 15,64 hari, menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola arus kas operasionalnya dengan baik.

    Dengan skor Piotroski sebesar 3, perusahaan berada dalam kategori fundamental yang lemah. Hal ini memperkuat perlunya investor untuk berhati-hati dalam menyikapi saham ini, meskipun harga sahamnya menunjukkan performa yang impresif.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.