Logo
>

Daftar Rating Global saat Kondisi Ketidakpastian Fiskal

Ditulis oleh KabarBursa.com
Daftar Rating Global saat Kondisi Ketidakpastian Fiskal

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Sejumlah lembaga pemeringkat internasional menilai Indonesia dari berbagai sisi, mulai dari ekonomi hingga utang dan pasar saham. Berdasarkan dokumen yang diterbitkan, banyak yang sepakat bahwa Indonesia akan tumbuh sekitar 5 persen pada 2024.

    Potensi sumber daya alam dan kemampuan menjaga defisit fiskal pasca-pandemi Covid-19 menjadi faktor pendorong ekonomi. Namun, banyak lembaga memberikan catatan pada kebijakan fiskal Indonesia di masa mendatang, terutama terkait kepastian program pemerintahan baru.

    Daftar Lembaga Rating Global

    Fitch Rating: Utang RI 'BBB'

    Fitch Ratings memberi Indonesia peringkat utang BBB dengan prospek stabil, sama seperti sebelumnya. Namun, Fitch mengingatkan bahwa penurunan harga komoditas global bisa berdampak besar pada pendapatan Indonesia. Rasio pendapatan terhadap PDB diperkirakan turun menjadi 14,6 persen pada 2024 dari 15 persen pada 2023, jauh di bawah median 21,3 persen untuk kategori BBB.

    Selain itu, rasio bunga/pendapatan diproyeksikan sebesar 14,8 persen pada 2024, jauh di atas median 8,7 persen untuk kategori yang sama. Fitch juga menyoroti risiko ketidakpastian fiskal jangka pendek dan program makan siang serta susu gratis di sekolah yang diusulkan oleh Tim Prabowo, yang bisa menelan biaya 2 persen dari PDB per tahun.

    Mengutip websitenya, Fitch Ratings didirikan oleh John Knowles Fitch di New York City pada tahun 1914. Awalnya, Fitch memberikan informasi keuangan dan analisis untuk investor di pasar obligasi.

    Selama beberapa dekade pertama, Fitch berkembang dengan menyediakan informasi keuangan dan layanan analitis untuk investor obligasi, terutama selama masa-masa sulit seperti Depresi Besar. Pada tahun 1924, Fitch memperkenalkan sistem penilaian obligasi menggunakan skala huruf, yang kini menjadi standar industri.

    Pada tahun 1989, Fitch diakuisisi oleh Fimalac, sebuah perusahaan induk asal Prancis. Kemudian pada tahun 1997, Fitch bergabung dengan IBCA Limited yang berbasis di London, menciptakan entitas global yang dikenal sebagai Fitch IBCA. Pada tahun 2000, Fitch IBCA mengakuisisi Duff & Phelps Credit Rating Co. dan Thomson BankWatch, memperluas cakupan internasional dan kekuatan analitisnya.

    Pada tahun 2001, Fitch menghapus "IBCA" dari namanya dan kembali dikenal sebagai Fitch Ratings. Dengan konsolidasi ini, Fitch memperkuat posisinya sebagai salah satu dari tiga besar lembaga pemeringkat kredit internasional.

    Fitch Ratings  menyediakan analisis kredit, riset keuangan, dan layanan informasi di seluruh dunia. Fitch berfokus pada berbagai sektor, termasuk pemerintah, perusahaan, lembaga keuangan, dan sekuritas yang didukung aset.

    Moody's Ratings: Utang RI Baa2

    Moody's mempertahankan Sovereign Credit Rating (SCR) Indonesia pada peringkat Baa2 dengan prospek stabil. Ekonomi RI dianggap kuat dan berkelanjutan, didukung oleh sumber daya alam yang melimpah dan demografi yang kuat. Moody's memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024-2025 akan rata-rata 5 persen, lebih tinggi dibandingkan negara-negara peringkat Baa lainnya yang hanya sekitar 3 persen.

    Namun, Moody's juga memberikan catatan mengenai potensi pelebaran fiskal akibat program-program baru tanpa reformasi pendapatan, serta risiko depresiasi mata uang dan arus modal asing yang keluar yang bisa berdampak pada keterjangkauan utang dan cadangan devisa.

    Moody's Investors Service, yang lebih dikenal sebagai Moody's, adalah salah satu lembaga pemeringkat kredit terbesar di dunia, bersama dengan Standard & Poor's dan Fitch Ratings. Berikut adalah sejarah singkat Moody's Ratings:

    Moody's didirikan oleh John Moody pada tahun 1909. Lembaga ini awalnya dikenal sebagai Moody's Manual of Railroads and Corporation Securities, yang memberikan informasi keuangan terperinci dan analisis tentang perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat, terutama perusahaan kereta api.

    Pada tahun 1914, John Moody mulai menerbitkan peringkat obligasi dengan menggunakan sistem penilaian yang menyerupai sistem yang digunakan saat ini, yaitu dengan menggunakan huruf (Aaa, Aa, A, dll.) untuk menunjukkan tingkat risiko kredit. Sistem ini dengan cepat diterima oleh investor sebagai alat yang berguna untuk menilai risiko investasi.

    Selama beberapa dekade berikutnya, Moody's memperluas cakupan analisanya ke berbagai sektor, termasuk pemerintah, perusahaan, lembaga keuangan, dan sekuritas yang didukung aset. Ekspansi ini membantu Moody's menjadi salah satu sumber utama informasi kredit di pasar keuangan.

     

    Morgan Stanley: Peringkat Saham RI 'Underweight'

    Morgan Stanley menurunkan peringkat ekuitas Indonesia menjadi underweight, melihat risiko berinvestasi di tengah ketidakpastian arah kebijakan fiskal dan pelemahan pasar valas akibat suku bunga AS yang tinggi dan prospek dolar yang menguat. Janji kampanye Presiden terpilih Prabowo Subianto juga dinilai bisa menimbulkan beban fiskal yang substansial.

    Perubahan sikap Morgan Stanley terjadi saat indeks dolar naik menjelang keputusan suku bunga Federal Reserve dan keputusan Bank Indonesia pekan depan.

    Mengutip berbagai sumber, Morgan Stanley didirikan pada tanggal 16 September 1935 oleh Henry Sturgis Morgan dan Harold Stanley, bersama dengan beberapa rekan dari J.P. Morgan & Co. Pembentukan Morgan Stanley adalah hasil dari Glass-Steagall Act tahun 1933, yang memisahkan perbankan komersial dan investasi di Amerika Serikat. Tujuan utama pendirian Morgan Stanley adalah untuk menjalankan layanan perbankan investasi yang terpisah dari aktivitas perbankan komersial.

    Dalam tahun-tahun awalnya, Morgan Stanley dengan cepat membangun reputasi sebagai salah satu bank investasi terkemuka. Pada tahun pertama operasinya, perusahaan ini mengelola transaksi sekuritas publik terbesar di dunia pada saat itu, dengan total nilai lebih dari $1 miliar. Pada dekade-dekade berikutnya, Morgan Stanley terus memperkuat posisinya di pasar keuangan, terlibat dalam berbagai transaksi besar dan penting di Wall Street. (*)

     

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi