KABARBURSA.COM - Sebagian warga Amerika Serikat (AS) yang berpenghasilan rendah lebih memilih memasak di rumah dibandingkan makan di restoran cepat saji seperti McDonald’s.
Ian Borden, Chief Financial Officer (CFO) McDonald’s, menyatakan bahwa kondisi ekonomi yang dipengaruhi oleh inflasi, suku bunga yang tinggi, dan berkurangnya tabungan memengaruhi perilaku konsumen. Hal ini terlihat dari data yang menunjukkan penurunan pengeluaran untuk makanan di luar rumah.
“Dampak inflasi telah mendorong orang AS untuk mengurangi pengeluaran mereka untuk makanan di restoran cepat saji,” kata Ian seperti dikutip dari CNN, Kamis, 14 Maret 2024.
Data inflasi Februari 2024 menunjukkan bahwa harga makanan di rumah tumbuh lebih rendah daripada harga makan di restoran. Hal ini memicu lebih banyak warga AS memilih untuk memasak di rumah sebagai alternatif.
McDonald’s berusaha untuk memenangkan kembali pelanggan dengan menawarkan lebih banyak keuntungan, terutama melalui layanan drive-thru.
Mereka juga menawarkan paket dengan harga terjangkau, dengan harapan memikat konsumen yang lebih memilih untuk makan di rumah.
Namun, McDonald’s juga menghadapi masalah keuangan secara internasional, seperti gejolak di Timur Tengah yang memengaruhi penjualan di wilayah tersebut.
Meskipun demikian, baik saat pelanggan berbelanja atau makan di luar, harga saat ini terlihat lebih baik dibandingkan beberapa tahun terakhir sejak awal pandemi.
Data terbaru menunjukkan bahwa inflasi pangan secara keseluruhan mengalami peningkatan pada laju paling lambat sejak Mei 2021.
Kenaikan harga di toko kelontong atau ritel juga berada pada level terendah sejak Juni 2021, sementara inflasi pangan di restoran naik paling rendah sejak Juli 2021.
Hal ini menunjukkan bahwa tren harga saat ini memberikan sedikit kelonggaran bagi konsumen, namun McDonald’s tetap berupaya untuk mengatasi tantangan ekonomi yang dihadapi. (*/adi)