KABARBURSA.COM - Israel dengan tegas menyatakan kesiapan untuk merespons serangan dari Iran setelah serangan yang terjadi di Teheran. Serangan Garda Revolusi Iran pada Sabtu 13 April 2024 membuat Israel menghadapi ancaman yang signifikan.
Serangan tersebut, yang melibatkan lebih dari 300 pesawat nirawak dan rudal balistik, telah memicu kekhawatiran akan situasi geopolitik global.
Konflik ini telah menarik perhatian internasional dan mendapat kecaman dari berbagai negara.
Serangan drone dan rudal Iran dianggap sebagai balasan atas serangan terhadap Kedutaan Besar Teheran di Damaskus, Suriah, yang menewaskan beberapa pejabat tinggi Iran.
Namun, apa yang akan terjadi jika Israel memutuskan untuk melakukan serangan balasan terhadap Iran?
Kabinet perang Israel sedang mempertimbangkan tindakan balasan atas serangan tersebut.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah menegaskan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa AS tidak akan terlibat dalam tindakan Israel. Biden juga menekankan perlunya berpikir secara hati-hati dan strategis.
Beberapa negara Barat, termasuk AS, Inggris, Prancis, dan Yordania, telah memberikan dukungan dalam menangkis serangan rudal balistik Iran.
Namun, peneliti senior dari Institute Keamanan Nasional Israel, Yoel Guzansky, mengatakan bahwa Israel akan menghadapi risiko besar jika bertindak sendiri. Menurutnya, Israel dapat kehilangan banyak keuntungan jika melancarkan serangan balasan.
Dukungan dari negara-negara Arab juga lebih merupakan bentuk pertahanan diri daripada dukungan untuk tindakan agresif Israel.
Kendati demikian, ada kekhawatiran akan eskalasi konflik yang lebih luas jika kedua belah pihak terus saling serang.
Beberapa pakar bahkan menyebut potensi Perang Dunia III (PD III) sebagai kemungkinan yang mengerikan, terutama setelah serangan Iran terhadap Israel.
Kegagalan PBB untuk menanggapi konflik tersebut menunjukkan bahwa dunia mungkin berada di ambang PD III.
Israel harus mempertimbangkan tindakan yang akan diambil dengan hati-hati, mengingat dampaknya terhadap konflik di Timur Tengah.
Iran, sebagai negara yang membela diri, juga siap menghadapi segala kemungkinan dalam konflik tersebut.
Sementara itu, dalam konteks lain, Indonesia sedang berupaya memperkuat hubungan dengan Apple untuk meningkatkan investasi dalam negeri. Meskipun Apple belum membuka pabrik di Indonesia, mereka telah memenuhi regulasi TKDN dengan cara lain.