KABARBURSA.COM – PT Bank Capital Indonesia Tbk, berkode saham BACA, baru saja menerima dana asing sebesar Rp470,40 miliar. Adalah Bank of Singapore Limited, sebagai pemegang sahan besar, membeli sebanyak 2,8 miliar saham di harga Rp168 per lembar.
Namun, pasar bereaksi lebih kompleks. Minat beli memang meningkat tetapi tekanan jual belum sepenuhnya surut.
Pada perdagangan Rabu siang, 24 Desember 2025, saham BACA menguat 2,75 persen ke level 187. Secara kasat mata, ini terlihat sebagai respons positif pasar. Namun jika dibedah lebih dalam melalui mikrostruktur orderbook, terlihat bahwa pasar masih berada dalam fase tarik-menarik yang intens.
Di satu sisi, antrean bid relatif rapat di kisaran 178–187. Ada minat beli lanjutan yang menjaga harga tidak kembali jatuh. Di sisi lain, lapisan offer di atasnya juga cukup tebal hingga area 190–197, di mana suplai saham masih deras.
Volume transaksi pada perdagangan hingga siang ini mencapai sekitar Rp3,6 miliar dengan frekuensi lebih dari 800 kali menunjukkan partisipasi pasar yang luas, tetapi bukan lonjakan ekstrem. Ini mengindikasikan bahwa pembelian besar oleh Bank of Singapore belum otomatis memicu akumulasi lanjutan oleh investor lain secara agresif.
Sebaliknya, pasar tampak memanfaatkan momentum kenaikan untuk rotasi kepemilikan, di mana sebagian pelaku lama memilih melepas saham saat harga bergerak naik.
Tekanan jual ini dapat dibaca sebagai efek lanjutan dari transaksi besar yang terjadi secara off-market pada 19 Desember. Masuknya pemegang saham baru dengan porsi 14,033 persen sering kali diikuti oleh penyesuaian posisi oleh pemegang saham lama atau trader jangka pendek.
Mereka melihat kehadiran investor asing sebagai kesempatan untuk keluar di harga yang lebih baik, bukan langsung sebagai sinyal reli berkelanjutan.
Fakta bahwa Bank of Singapore secara tegas menyatakan tidak berniat menjadi pengendali juga turut memengaruhi psikologi pasar. Tanpa narasi akuisisi atau perubahan kontrol, ekspektasi pasar menjadi lebih moderat.
Investor tidak langsung membayangkan aksi korporasi lanjutan seperti tender offer atau restrukturisasi besar. Akibatnya, sentimen positif yang muncul lebih bersifat fundamental jangka menengah, bukan pemicu lonjakan harga jangka pendek.
Dengan kata lain, asing sudah masuk, tetapi pasar masih mencerna implikasinya. Kenaikan harga yang terjadi sejauh ini lebih mencerminkan penyesuaian valuasi awal terhadap kehadiran investor institusional asing, bukan konfirmasi tren naik baru.
Tekanan jual yang masih tinggi menunjukkan bahwa sebagian pelaku pasar belum sepenuhnya yakin bahwa perubahan struktur kepemilikan ini akan segera diterjemahkan menjadi perbaikan kinerja atau aksi strategis dalam waktu dekat.
Dalam konteks ini, saham BACA sedang berada di fase transisi. Di satu sisi, fondasi kepemilikan menjadi lebih kuat dengan hadirnya Bank of Singapore, yang berpotensi meningkatkan persepsi tata kelola dan kredibilitas jangka panjang.
Di sisi lain, pasar harian masih dibayangi sikap wait and see, di mana setiap kenaikan harga dimanfaatkan untuk distribusi ringan.
Kesimpulannya, arus dana asing yang masuk ke BACA menjadi sinyal struktural yang penting, tetapi belum cukup untuk langsung menghapus tekanan jual di pasar reguler. Harga saat ini mencerminkan keseimbangan baru antara optimisme jangka menengah dan kehati-hatian jangka pendek. (*)