Logo
>

Dana Asing Rp3,3 Triliun Dorong IHSG Hari ini Konsolidasi

Analis pun menilai fase konsolidasi sehat jelang pengujian resistance 8.620.

Ditulis oleh Desty Luthfiani
Dana Asing Rp3,3 Triliun Dorong IHSG Hari ini Konsolidasi
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada awal pekan hari ini, Senin, 10 November 2025, naik 40,50 poin atau setara 0,48 persen ke level 8.435,09. (Foto: KabarBursa/Desty Luthfiani)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada awal pekan hari ini, Senin, 10 November 2025, naik 40,50 poin atau setara 0,48 persen ke level 8.435,09. 

    Sepanjang sesi perdagangan, indeks sempat menyentuh level tertinggi di 8.446,30 sebelum terkoreksi tipis ke level terendah 8.425,18. Total volume transaksi mencapai 42,48 juta lot dengan nilai perdagangan sebesar Rp1,22 triliun dari 195.690 kali transaksi di seluruh pasar.

    Saham-saham dengan kenaikan tertinggi pada sesi ini antara lain PT Chemstar Indonesia Tbk (CHEM) yang melesat 26,45 persen ke harga 153, disusul PT Pelayaran Jaya Hidup Baru Tbk (PJHB) naik 24,27 persen ke 640, PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk (GMTD) naik 19,64 persen ke 3.290, PT Pakuan Tbk (UANG) naik 17,51 persen ke 2.550, dan PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA) naik 16,67 persen ke 980.

    Sementara itu, deretan saham yang mengalami koreksi terdalam antara lain PT Radana Bhaskara Finance Tbk (HDFA) turun 6,74 persen ke 180, PT Tira Austenite Tbk (TIRA) turun 6,51 persen ke 1.580, PT Kedaung Indah Can Tbk (KICI) turun 5,30 persen ke 250, PT Berkah Prima Perkasa Tbk (BLUE) turun 5,00 persen ke 2.470, serta PT Cipta Multi Medika Internasional Tbk (MMIX) turun 4,96 persen ke 230.

    Dari sisi sektoral, penguatan terbesar dicatat oleh sektor teknologi yang melonjak 2,74 persen, diikuti properti yang naik 2,08 persen dan sektor bahan dasar (basic industry) yang menguat 0,72 persen. 

    Sektor energi naik 0,65 persen, keuangan naik 0,22 persen, infrastruktur naik 0,43 persen, transportasi naik 0,40 persen, industri naik 0,07 persen, barang konsumen non-siklikal naik 0,27 persen, dan barang konsumen siklikal naik 0,03 persen. Hanya sektor kesehatan yang melemah tipis 0,03 persen.

    Menurut analis Indo Premier Sekuritas, strategi buy on weakness masih relevan diterapkan, terutama pada saham-saham berfundamental kuat di sektor perbankan, konsumsi, dan infrastruktur. 

    Ketiga sektor tersebut dinilai memiliki daya tahan tinggi terhadap volatilitas eksternal, dengan dukungan dari aliran dana asing dan stabilitas makroekonomi domestik. 

    Analis menambahkan, sentimen positif dari laporan keuangan kuartal ketiga dan ekspektasi penurunan suku bunga global turut memperkuat optimisme pelaku pasar di awal pekan ini.

    IPOT memperkirakan, IHSG akan memasuki fase konsolidasi terbatas pada pekan perdagangan 10 hingga 14 November 2025 setelah pekan sebelumnya menembus rekor tertinggi di level 8.394. 

    Aksi beli bersih investor asing senilai Rp3,3 triliun dan data ekonomi domestik yang solid menjadi pendorong utama reli IHSG di tengah tekanan pasar global.

    Kinerja kuat pasar saham Indonesia kontras dengan bursa Wall Street yang terkoreksi akibat kekhawatiran terhadap valuasi tinggi saham-saham teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI). 

    “Pasar Indonesia menunjukkan resiliensi yang kuat. Investor asing melihat valuasi yang atraktif didukung pertumbuhan PDB 5,04 persen dan inflasi terkendali di 2,86 persen,” ujar Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Hari Rachmansyah, di Jakarta, Senin, 10 November 2025.

    Menurut data Indo Premier Sekuritas, aliran dana asing pekan lalu banyak masuk ke sektor perbankan dan telekomunikasi. Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatat akumulasi asing terbesar mencapai Rp1,2 triliun, disusul oleh PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) sebesar Rp814 miliar. 

    “Sentimen rebalancing indeks MSCI menjadi salah satu pendorong utama masuknya dana asing, selain fundamental ekonomi domestik yang tetap solid,” jelas Hari.

    Meski demikian, Hari mengatakan memasuki pekan ini  IHSG diperkirakan bergerak sideways di kisaran support 8.260 dan resistance 8.620. 

    Pasar global cenderung berhati-hati menghadapi ketidakpastian arah kebijakan The Fed dan rilis data ekonomi Amerika Serikat yang berpotensi memicu volatilitas. 

    Dari dalam negeri, pelaku pasar juga akan mencermati kebijakan pemerintah terkait pengawasan rokok ilegal serta cukai hasil tembakau yang dapat memengaruhi sektor konsumer.

    Selain faktor makro, pasar juga menanti dua katalis domestik yang dinilai mampu menggerakkan sentimen positif, yaitu rencana IPO Superbank yang dikabarkan berlangsung pada November ini, serta isu merger antara GRAB dan GOTO yang disebut melibatkan Badan Pengelola Investasi Dana Anagata Nusantara (Danantara) sebagai mitra strategis. 

    “Kedua isu ini berpotensi menjadi penggerak pasar positif, terutama untuk sektor teknologi dan finansial digital,” tambah Hari.

    Secara teknikal, posisi IHSG yang bertahan di atas level psikologis 8.300 mengindikasikan tren bullish jangka menengah masih terjaga. Namun potensi koreksi jangka pendek tetap terbuka seiring aksi ambil untung investor setelah reli kuat pekan lalu. 

    Analis merekomendasikan strategi akumulasi terbatas pada saham-saham berfundamental kuat di sektor perbankan, telekomunikasi, dan infrastruktur yang diuntungkan oleh stabilitas makroekonomi dan ekspansi investasi publik.

    Dengan kondisi ekonomi domestik yang solid, laju inflasi terkendali, dan prospek arus dana asing yang berlanjut, IHSG berpeluang menguji resistance di 8.620 dan berpotensi menembus level baru di 8.700 menjelang akhir November 2025 apabila sentimen global tetap kondusif. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Desty Luthfiani

    Desty Luthfiani seorang jurnalis muda yang bergabung dengan KabarBursa.com sejak Desember 2024 lalu. Perempuan yang akrab dengan sapaan Desty ini sudah berkecimpung di dunia jurnalistik cukup lama. Dimulai sejak mengenyam pendidikan di salah satu Universitas negeri di Surakarta dengan fokus komunikasi jurnalistik. Perempuan asal Jawa Tengah dulu juga aktif dalam kegiatan organisasi teater kampus, radio kampus dan pers mahasiswa jurusan. Selain itu dia juga sempat mendirikan komunitas peduli budaya dengan konten-konten kebudayaan bernama "Mata Budaya". 

    Karir jurnalisnya dimulai saat Desty menjalani magang pendidikan di Times Indonesia biro Yogyakarta pada 2019-2020. Kemudian dilanjutkan magang pendidikan lagi di media lokal Solopos pada 2020. Dilanjutkan bekerja di beberapa media maenstream yang terverifikasi dewan pers.

    Ia pernah ditempatkan di desk hukum kriminal, ekonomi dan nasional politik. Sekarang fokus penulisan di KabarBursa.com mengulas informasi seputar ekonomi dan pasar modal.

    Motivasi yang diilhami Desty yakni "do anything what i want artinya melakukan segala sesuatu yang disuka. Melakukan segala sesuatu semaksimal mungkin, berpegang teguh pada kebenaran dan menjadi bermanfaat untuk Republik".