Logo
>

Proyeksi IHSG Pekan Depan, Cermati Tiga Saham ini

IHSG masih bullish terjaga di atas MA60 nya. Disebutkan, harga membentuk pola ascending triangle dengan neckline di level 8.320

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Proyeksi IHSG Pekan Depan, Cermati Tiga Saham ini
Papan pantau IHSG di Bursa Efek Indonesia Foto: KabarBursa.com/Desty Luthfiani.

KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG memiliki dua skenario dalam perdagangan pekan depan periode 10-14 November 2025.

BRI Danareksa Sekuritas menyampaikan, IHSG masih bullish terjaga di atas MA60 nya. Disebutkan, harga membentuk pola ascending triangle dengan neckline di level 8.320.

"Selama berada diatas neckline, trend penguatan diproyeksi berlanjut hingga level 8.500 - 8.544" tulis mereka dalam risetnya, Minggu, 9 November 2025.

BRI Danareksa juka memiliki sekenario bearish indeks untuk pekan depan. Pasalnya jika dilihat dari indikator bollinger bands & stochastic, IHSG telah mencapai signal overbought.

"Di mana signal tersebut berpotensi untuk jenuh beli karena kenaikan cukup masif. Pelemahan bisa terjadi menuju level 8.183 dan 7.960," sebut BRI Danareksa.

BRI Danareksa kemudian membeberkan sentimen yang harus dicermati di pekan depan, salah satunya ialah rilis data ekonomi pada 10 November 2025. Menurutnya, pasar menantikan dua indikator utama yakni consumer confidence dan retail sales.

Dikatakan, konsensus memperkirakan indeks kepercayaan konsumen tetap di level 115,5 pada Oktober, sementara penjualan ritel diproyeksikan tumbuh 3,2 persen year on year (yoy), sedikit melambat dari 3,5 persen pada Agustus.

"Stabilnya indeks kepercayaan konsumen menandakan optimisme masyarakat terhadap kondisi ekonomi masih terjaga, meski pertumbuhan penjualan ritel menunjukkan tanda perlambatan daya beli," tulis BRI Danareksa.

Bagi pasar saham, BRI Danareksa menyebut hasil rilis ini akan menjadi penentu arah sentimen domestik. Jika data melebihi ekspektasi, IHSG berpotensi menguat karena menggambarkan permintaan domestik yang solid.

"Namun, jika melemah, sektor konsumsi bisa menjadi sumber tekanan bagi pasar," tulisnya.

BRI Danareksa kemudian membeberkan sejumlah saham yang layak dipantau pada pekan depan. Saham-saham itu di antaranya PT Astra International Tbk (ASII), PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA), dan PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL).

Simak detail rekomendasinya:
 

- ASII
ASII menjadi salah satu emiten dengan akumulasi asing yang masif sebulan ini. BRI Danareksa menyebut, net foreign buy selamabsebulan mencapai Rp 1,52 triliun.

"Emiten ini juga sedang melakukan aksi korporasi berupa buyback senilai Rp2 triliun dengan jangka waktu di 3 November 2025 - 30 Januari 2026," bebernya.

Trading Plan
Buy On Breakout > 6450
R1 : 6675
R2 : 7000
SL :

ESSA
Meskipun kinerja keuangan kuartal III 2025 cenderung melemah, namun ESSA justru terbebas dari utang dan juga berpotensi memperbaiki kinerja dengan pemulihan harga komoditas ammonia pada akhir tahun nanti

Secara teknikal, BRI Danareksa menyampaikan harga baru saja break dari fase konsolidasi dengan resistance di 635 dan garis MA60nya.

Trading Plan
Buy : 640 - 650
R1 : 680
R2 : 750
SL :

GJTL
Sebulan terakhir, BRI Danareksa mencatat investor asing sangat masif untuk mengakumulasi saham GJTL dengan net foreign buy sebesar Rp10,65 miliar (teguler)

"Secara teknikal, GJTL berhasil untuk menembus resistance pentingnya pada 1.065 dan membentuk pola cup and handle dengan volume yang meningkat," tulis BRI Danareksa.

Trading Plan
Buy : 1065 - 1080
R1 : 1115
R2 : 1145
SL :

Data Perdagangan Pekan ini

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat selama periode 3—7 November 2025 data perdagangan saham ditutup bervariasi. Peningkatan tertinggi tercatat pada kapitalisasi pasar BEI.

"Sebesar 3,09 persen menjadi Rp15.316 triliun dari Rp14.857 triliun pada sepekan sebelumnya," ujar Sekretaris Perusahaan BEI, Kautsar Permadi dalam keterangannya.

Peningkatan turut dialami oleh Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), yaitu sebesar 2,83 persen dengan ditutup pada level 8.394,590, naik dari posisi 8.163,875 pada pekan lalu.

"Hal tersebut, menjadikan rekor tertinggi IHSG sepanjang sejarah," kata Kautsar.

Akan tetapi, Kautsar menyampaikan rata-rata frekuensi transaksi harian mengalami penurunan sebesar 6,85 persen menjadi 2,16 juta kali transaksi, dari 2,32 juta kali transaksi pada pekan lalu.

Lebih jauh Kautsar membeberlan, rata-rata volume transaksi harian bursa pada pekan ini turut mengalami penyusutan sebesar 14,37 persen.

"Menjadi 27,06 miliar lembar saham, dari 31,61 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya," ujarnya.

Kemudian, rata-rata nilai transaksi harian BEI turut berubah sebesar 22,46 persen menjadi Rp17,54 triliun, dari Rp22,63 triliun pada pekan sebelumnya.

"Adapun investor asing hari ini (Jumat, 7 November 2025) mencatatkan nilai beli bersih Rp920,24 miliar dan sepanjang tahun 2025 ini, dan investor asing mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp38,33 triliun," pungkas Kautsar. 




 

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Hutama Prayoga

Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.