KABARBURSA.COM - Pemerintah berupaya melakukan penghematan anggaran hingga Rp306 triliun untuk menjaga defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 agar tidak melewati batas 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Direktur Riset Bright Institute, Muhammad Andri Perdana, menilai langkah ini belum cukup untuk mengimbangi potensi defisit yang melebar, terutama akibat kebijakan Presiden terpilih Prabowo Subianto dalam mempercepat program makan bergizi gratis (MBG).
“Penghematan ini tentu tidak cukup untuk menutupi defisit APBN, karena jika sesuai dengan rencana APBN 2025 saja, maka defisit berada di level Rp616 triliun atau 2,52 persen dari PDB. Dan penghematan memang tujuannya bukan untuk mengurangi defisit APBN, namun lebih ke membatasi agar defisitnya tidak semakin melebar dan melewati batas UU (3 persen dari PDB),” ujar Andri kepada Kabarbursa.com di Jakarta, Selasa 4 Februari 2025.
Pemerintah menganggarkan tambahan Rp100 triliun untuk mempercepat implementasi MBG bagi 82,9 juta penerima pada akhir 2025. Namun, Andri meragukan angka tersebut cukup untuk merealisasikan target tersebut.
“Saya berani mengatakan angka Rp100 triliun tersebut mengada-ngada. Untuk memenuhi target 17 juta penerima secara bertahap dari Januari hingga September saja, anggaran yang diperlukan mencapai Rp71 triliun, dan itupun diperkirakan hanya akan cukup sampai bulan Juni. Untuk memenuhi target 82,9 juta penerima, dengan implementasi seperti sekarang ini, anggaran yang dibutuhkan tidak akan kurang dari Rp400 triliun,” jelasnya.
Dengan demikian, meskipun pemerintah berhasil menghemat Rp306 triliun, bukan berarti anggaran tersebut bisa sepenuhnya dialokasikan ke program prioritas. Andri menegaskan bahwa sebagian besar dana itu akan digunakan untuk menutup potensi kekurangan penerimaan pajak yang diprediksi tidak mencapai target di 2025, sebagaimana terjadi di 2024.
“Jadi dari penghematan Rp306 triliun ini, sekitar setengahnya sejatinya berfungsi untuk menambah potensi kekurangan pendapatan perpajakan dan hanya setengahnya, atau sekitar Rp150 triliun, yang sejatinya merupakan dana ‘segar’ hasil realokasi yang bisa digunakan untuk menambah anggaran program prioritas quick win Prabowo, seperti MBG,” kata Andri.
Tiga Tantangan Utama
Kepala Badan Gizi Nasional (BAGIZI) Dadan Hindayana, mengungkapkan tiga tantangan utama yang tengah dihadapi dalam pelaksanaan program MBG (Makan Gizi Gratis) pada Januari 2025. Salah satu tantangan tersebut adalah ketidakmerataan kualitas makanan yang disalurkan.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.