KABARBURSA.COM - Kepala Biro Fasilitasi Kebijakan Energi dan Persidangan Dewan Energi Nasional (DEN) Yunus Saefulhak mengatakan industri kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) di Indonesia baru pada tingkat produk setengah jadi.
"Jadi intermediate product (produk setengah Jadi) itu berarti baru selesai mungkin dengan bahan baku, dalam arti nikel, iron atau nikel, mangan, kobalt, tapi belum diteruskan," katanya dalam diseminasi kajian CORE Indonesia di Jakarta, 14 Maret 2024.
Menurut Yunus, Indonesia seharusnya bisa meneruskan tahap itu menjadi final product. Bentuknya ialah baterai yang akan membuka industri EV.
Ia mencatat bahwa perlu adanya transfer teknologi dari luar ke dalam. Namun ia mengingatkan untuk tidak ketergantungan terhadap teknologi yang akan dipakai dalam industri baterai.
Dalam kajian yang dilakukan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Yunus menuturkan, badan tersebut telah merumuskan sebuah formula tentang baterai nickel manganese cobalt atau NMC dalam Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB).
"Tentunya ini bisa dibesarkan menjadi industri baterai yang dalam rangka mendukung tentunya KBLBB atau bahan baku daripada baterai ini," jelasnya.
Oleh karena itu, Yunus menegaskan bahwa kontribusi tersebut akan memberikan nilai tambah (adding value) yang besar bagi jalan industri baterai itu.
"Saran dari kami tentunya selesaikan yang sekarang ini masih di tingkat intermediate product itu menjadi final product ya," pungkasnya. (ari/prm)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.