KABARBURSA.COM - PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk (DEPO) mencatatkan penjualan sebesar Rp2,02 triliun pada kuartal III-2024, mengalami kenaikan 2,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Rata-rata nilai transaksi (basket size) perusahaan tercatat sebesar Rp1,35 juta per transaksi pada kuartal III-2024, atau meningkat 2,7 persen secara tahunan, sebagaimana diungkapkan dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta pada Jumat 15 November 2024.
Penjualan sektor daring juga mengalami pertumbuhan signifikan, dengan kontribusi sebesar Rp210,43 miliar pada kuartal III-2024, meningkat 12,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Saat ini, penjualan online menyumbang sekitar 10,3 persen dari total pendapatan perusahaan.
Di sisi lain, laba kotor perseroan pada periode yang sama tercatat sebesar Rp389,08 miliar, naik 7,1 persen dibandingkan tahun lalu, yang setara dengan 19,1 persen dari total penjualan.
Pada akhir 2024, perusahaan telah membuka dua gerai baru, masing-masing di Rungkut, Surabaya pada Oktober dan di Rempoa, Jakarta Selatan. Satu toko tambahan juga direncanakan akan dibuka di Depok pada Desember 2024. Dengan demikian, total jaringan toko Depo Bangunan kini mencapai 16 lokasi di seluruh Indonesia, memperluas jangkauan akses konsumen terhadap produk-produk unggulan perusahaan.
Selain itu, DEPO melaporkan pertumbuhan penjualan merek rumah (house brand) sebesar 65,8 persen dibandingkan kuartal III-2023, yang menyumbang 8,1 persen dari total penjualan.
Dalam rangka meningkatkan efisiensi operasional, perusahaan juga tengah melakukan modernisasi sistem pemesanan toko yang terintegrasi dengan ERP dan POS, dengan target implementasi penuh pada tahun 2025.
Sebagai bagian dari komitmennya terhadap tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), DEPO aktif mendukung berbagai inisiatif yang berkaitan dengan tata kelola perusahaan yang baik, pelestarian lingkungan, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal. Program CSR perusahaan mencakup penyediaan fasilitas komunitas seperti Posyandu dan kegiatan donor darah yang melibatkan seluruh karyawan.
Saham yang Melesat
Salah satu saham yang mencuri perhatian di tengah melemahnya IHSG adalah PT Carutkarda Depo Bangunan Tbk (DEPO) melejit 8,9 persen. Saham ini menjadi salah satu dari lima saham yang melesat signifikan pada perdagangan pagi hari ini. Kinerja positif DEPO memberikan optimisme bagi sebagian investor meskipun kondisi pasar secara umum cenderung variatif.
Berikut adalah analisis singkat mengenai kinerja saham DEPO berdasarkan data yang dikutip dari Stockbit:
- Harga Saham
- Harga penutupan terbaru: 330, mengalami kenaikan signifikan sebesar 13.79 persen atau +40 poin dibandingkan harga sebelumnya yang berada di 290. Kenaikan ini menunjukkan adanya sentimen positif di pasar yang mendorong harga saham DEPO naik tajam.
- Rentang Perdagangan
- Harga tertinggi (High): 338
- Harga terendah (Low): 300
- Saham DEPO diperdagangkan dalam rentang 300 hingga 338, yang menunjukkan volatilitas dalam perdagangan. Kenaikan tajam di tengah volatilitas ini mungkin dipengaruhi oleh minat beli yang tinggi.
- Volume dan Nilai Transaksi
- Volume: 170.000 lot (17 juta lembar saham)
- Nilai transaksi: Rp 5,5 miliar
- Volume perdagangan yang besar mencerminkan minat beli yang signifikan terhadap saham DEPO. Nilai transaksi yang mencapai Rp 5,5 miliar menunjukkan adanya partisipasi aktif dari investor.
- Indikator Kunci
- Average Price (Avg): 323, mendekati harga penutupan di 330. Ini menunjukkan bahwa mayoritas transaksi terjadi di sekitar harga ini, dan tren menguat ke arah 330.
- ARA (Auto Rejection Atas): 362, yang berarti batas maksimal kenaikan harga saham DEPO dalam satu hari perdagangan.
- ARB (Auto Rejection Bawah): 218, batas bawah yang tidak disentuh oleh saham DEPO, menandakan kuatnya tren kenaikan.
Saham DEPO menunjukkan performa yang sangat positif dengan kenaikan 13.79 persen dan perdagangan yang aktif. Kenaikan ini didukung oleh minat beli yang kuat, terlihat dari volume perdagangan yang besar dan harga yang mendekati batas atas. Namun, volatilitas tinggi juga menandakan adanya risiko koreksi dalam waktu dekat. Investor sebaiknya memperhatikan support di level 300 dan resistensi di sekitar 338-362 untuk perdagangan selanjutnya.
Valuasi DEPO
Current PE Ratio (TTM) 26.24, menunjukkan valuasi yang cukup tinggi dibandingkan IHSG yang memiliki median PE Ratio TTM sebesar 7.89. Ini mengindikasikan bahwa saham ini diperdagangkan dengan premium dibandingkan pasar.
Price to Sales (TTM) 0.82, artinya harga saham relatif murah dibandingkan pendapatan yang dihasilkan perusahaan. Price to Book Value: 1.77, menunjukkan harga saham hanya sedikit lebih tinggi dari nilai bukunya, yang umumnya dianggap wajar atau undervalued.
Price to Free Cash Flow (TTM) -7.85, menandakan adanya arus kas bebas negatif, yang bisa menjadi perhatian bagi investor karena menunjukkan perusahaan sedang mengalami masalah likuiditas.
Profitabilitas
Gross Profit Margin (Quarter) 19.99 persen, menandakan profitabilitas yang moderat. Biaya produksi relatif tinggi dibandingkan pendapatan. Net Profit Margin (Quarter) 2.56 persen, menunjukkan margin laba bersih yang sangat kecil. Artinya, perusahaan menghasilkan laba yang rendah dari total penjualannya.
Return on Equity (ROE TTM) 6.73 persen, menunjukkan efisiensi perusahaan dalam menggunakan modal pemegang saham untuk menghasilkan laba. Angka ini cukup rendah dibandingkan standar industri.
Pertumbuhan (Growth)
Revenue YoY Growth (Quarter) 2.38 persen, menandakan pertumbuhan pendapatan yang lambat. Net Income YoY Growth (Quarter) -11.61 persen, yang berarti laba bersih mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, menunjukkan potensi masalah dalam operasional perusahaan atau peningkatan biaya.
Saham ini saat ini dinilai dengan premium berdasarkan rasio PE yang tinggi, namun memiliki pertumbuhan laba bersih yang negatif dan arus kas bebas yang negatif. Meskipun perusahaan menunjukkan likuiditas yang baik dengan utang yang rendah, profitabilitas masih rendah.
Pertumbuhan pendapatan yang lambat dan volatilitas harga saham juga menjadi perhatian. Bagi investor, saham ini mungkin menarik untuk jangka panjang, tetapi ada risiko jangka pendek karena masalah arus kas dan pertumbuhan yang rendah.(*)