KABARBURSA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah pada perdagangan hari ini, Senin, 24 Maret 2025, turun 20,26 poin atau 0,32 persen ke level 6.237,92.
Sejak pembukaan, indeks bergerak dalam rentang 6.233,58 hingga 6.268,42. Total volume transaksi tercatat sebesar 3,07 juta lot dengan nilai perdagangan mencapai Rp347,19 miliar dari 27.610 transaksi.
Pada perdagangan hari ini beberapa saham mencatatkan kenaikan signifikan pada sesi awal dan masuk ke jajatan top gainers. KabarBursa.com merangkum lima peringkat saham terkuat pada perdagangan pagi ini. Saham PT Golden Flower Tbk (POLU), perusahaan tekstil yang bergerak di industri garmen ekspor, memimpin daftar top gainers dengan lonjakan 16,99 persen ke level Rp6.025 per saham.
Saham PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (HITS), perusahaan yang bergerak di sektor transportasi laut dan logistik energi, menguat 15,65 persen ke Rp266 per saham.
Saham PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), pengembang properti dan kawasan industri, naik 12,87 persen ke Rp965 per saham.
Saham PT Sat Nusapersada Tbk (PTSN), perusahaan manufaktur elektronik yang berbasis di Batam, mengalami kenaikan 12,12 persen ke Rp222 per saham.
Saham PT Agro Bahari Nusantara Tbk (UDNG), perusahaan di sektor pertanian dan perikanan, juga menguat 9,71 persen ke Rp113 per saham.
Di sisi lain, beberapa saham mengalami tekanan jual mereka masuk jajaran terkoreksi. Saham PT Aesler Grup Internasional Tbk (RONY), perusahaan arsitektur dan desain interior, mencatatkan koreksi terdalam dengan penurunan 18,91 persen ke Rp2.230 per saham.
Saham PT Fortune Indonesia Tbk (FORU), perusahaan periklanan dan komunikasi pemasaran, turun 14,81 persen ke Rp690 per saham.
Saham PT Indorama Synthetics Tbk (INDR), produsen tekstil dan petrokimia, melemah 13,96 persen ke Rp1.910 per saham.
Saham PT Perma Plasindo Tbk (BINO), produsen alat tulis dan perlengkapan kantor, terkoreksi 9,09 persen ke Rp160 per saham.
Saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), pengelola jaringan ritel Alfamart, turun 9,02 persen ke Rp1.765 per saham.
Pada awal perdagangan, sektor teknologi mencatatkan kenaikan 0,33 persen, didorong oleh pergerakan saham industri perangkat lunak dan layanan teknologi. Sektor ini menjadi salah satu penopang IHSG tidak anjlok.
Sektor infrastruktur juga menguat 0,73 persen, sementara sektor transportasi naik tipis 0,01 persen.
Di sisi lain, sektor kesehatan mengalami penurunan 0,77 persen, sektor industri turun 0,69 persen, dan sektor barang konsumsi non-siklikal melemah 0,89 persen.
Meskipun dibuka melemah, IHSG masih berpeluang mengalami pergerakan volatil seiring dengan perkembangan sentimen global dan laporan kinerja emiten.
Transaksi Naik, Modal Asing Kabur
Pasar modal Indonesia kembali menunjukkan paradoks. Di tengah lonjakan volume transaksi dan nilai perdagangan yang meroket selama sepekan terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru terus tertekan dan ditutup melemah signifikan.
Bahkan, investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih jumbo senilai Rp2,35 triliun hanya dalam satu hari perdagangan, Jumat, 21 Maret 2025.
Sekretaris Perusahaan BEI, Kautsar Primadi Nurahmad, mengatakan rata-rata nilai transaksi harian selama periode 17–21 Maret 2025 melonjak 61,83 persen menjadi Rp15,21 triliun dari Rp9,40 triliun di pekan sebelumnya.
Volume transaksi juga naik 18,63 persen menjadi 20,53 miliar saham, sementara frekuensi harian meningkat 11,15 persen menjadi 1,2 juta kali transaksi.
Namun, kenaikan ini tidak diiringi dengan penguatan indeks. IHSG justru terkoreksi 3,95 persen ke level 6.258,179. Kapitalisasi pasar ikut menyusut 3,68 persen menjadi Rp10.822 triliun.
“Perubahan turut dialami oleh kapitalisasi pasar Bursa, yaitu sebesar 3,68 persen menjadi Rp10.822 triliun dari Rp11.235 triliun pada sepekan sebelumnya," kata Kautsar dalam keterangannya, dikutip, Sabtu, 22 Maret 2025.
Investor asing, kata Kautsar, mencatatkan net sell Rp2,35 triliun pada Jumat. Sepanjang 2025, nilai jual bersih mereka telah mencapai Rp33,18 triliun.
IHSG sendiri ditutup turun tajam 123,49 poin atau 1,94 persen di akhir pekan lalu. Total volume transaksi tercatat 216,26 juta lot dengan nilai mencapai Rp21,55 triliun dari 1,27 juta transaksi.
Ancaman Libur Panjang dan Tarif Trump
Head of Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Liza Camelia Suryanata, menilai pergerakan IHSG masih berisiko dan berpotensi terkoreksi lebih dalam.
Meski secara teknikal masih bisa mengarah ke 6.800 atau bahkan 7.000, sentimen negatif dari dalam negeri terus membayangi. “Dan mesti didukung oleh faktor fundamental yang solid, bukannya tambahan issue dalam negeri yang kian membingungkan para investor,” ujarnya.
Ia memperingatkan, libur Lebaran yang dimulai sejak 21 Maret bisa menjadi katalis negatif tambahan. Potensi aksi jual portofolio menjelang libur panjang harus diantisipasi. Selain itu, tarif impor baru dari Amerika Serikat yang mulai berlaku 2 April 2025 berpotensi memicu gejolak global saat bursa Indonesia sedang tutup.
“Sehingga para investor atau trader pasar modal Indonesia tidak dapat mengambil tindakan reaktif, tinggal menunggu waktu market buka kembali tanggal 8 April dan pasrah menerima adjustment gerakan market,” kata Liza. (*)