KABARBURSA.COM - Manajemen PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) resmi mengumumkan pengunduran diri Alexander Ramlie dari jabatannya sebagai Direktur Utama perusahaan.
Pengunduran diri tersebut disampaikan manajemen Amman melalui keterbukaan informasi yang disiarkan pada Minggu, 15 Juni 2025.
Corporate Secretary Amman, Vemmy Febrianti mengatakan, manajemen telah menerima surat pengunduran diri Alexander Ramlie pada Sabtu, 14 Juni 2025. Keputusan ini diambil Ramlie karena ia direncanakan bakal diangkat sebagai Komisaris Amman.
"Pengunduran diri tersebut diajukan sehubungan dengan rencana pengangkatan beliau sebagai Komisaris Perseroan," ujar dia dalam keterangannya dikutip, Senin, 16 Juni 2025.
Selanjutnya, kata Vemmy, Perseroan akan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan meminta persetujuan dari pemegang saham Perseroan atas pengunduran diri Alexander Ramlie sebagai Direktur Utama Perseroan dan pengangkatan sebagai Komisaris Perseroan.
"Mata Acara terkait hal ini akan diajukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan (RUPST) yang dijadwalkan pada hari Senin, 16 Juni 2025," ungkapnya.
Selain itu, Vemmy menyampaikan di dalam RUPST itu, akan diusulkan pula pengangkatan Arief Widyawan Sidarto sebagai Direktur Utama sebagai pengganti dari Alexander Ramlie.
Kinerja AMMN Kuartal I 2025
Mengutip keterangan resmi, Amman membukukan kinerja tertekan pada kuartal I 2025. Pada periode ini, perusahaan mencatat rugi bersih sebesar USD138 juta dan EBITDA yang negatif senilai USD42 juta.
Produksi tembaga perusahaan menurun 62 persen dibandingkan tahun lalu menjadi 37 juta pon. Penurunan produksi turut dialami emas sebesar 81 persen dibandingkan tahun lalu menjadi 32.340 ons.
Selain itu, produksi konsentrat juga ikut turun sebesar 55 persen dibandingkan tahun lalu menjadi 79.741 metrik ton kering.
Alexander Ramlie, mengatakan 2025 merupakan tahun transformasional bagi Amman karena menjadi produsen tembaga dan emas yang terintegrasi penuh dari pertambangan-hingga-peleburan.
"Secara paralel, kami juga telah beralih ke penambangan Fase 8, yang biasanya dimulai dengan bijih berkadar rendah pada lingkaran luar tambang kami," ujar dia dalam keterangan resmi pada 30 April 2025.
Selain tantangan operasional, dikatakan, Amman juga sedang menghadapi tantangan regulasi. Pengenalan skema royalti progresif baru-baru oleh pemerintah mengakibatkan perubahan yang signifikan, denganpeningkatan tarif yang akan mempengaruhi bisnis kami serta sektor mineral dan pertambangan di Indonesia.
"Kami akan meningkatkan efisiensi operasional dan produktivitas untuk memitigasi dampak peraturan ini," ungkapnya.
Meskipun menghadapi berbagai tantangan, Alexander memastikan visi jangka panjang perusahaan tetap jelas. Ia mengatakan Amman memasuki fase baru ini dengan tekad dan fondasi kuat.
"Kami berhasil melewati badai sebelumnya dan akan melampaui berbagai tantangan dengan ketahanan, fokus, dan komitmen yang teguh untuk memberikan nilai yang berkelanjutan," kata Alexander.
Sementara itu Direktur Keuangan Amman, Arief Sidarto optimis yakin dengan prospek keuangan perusahaan. Dengan smelter yang kini telah beroperasi dan secara bertahap meningkatkan kapasitas produksi, ia berharap kinerja keuangan akanmeningkat pada kuartal-kuartal mendatang.
"Kami tetap fokus untuk memberikan nilai jangka panjang melalui keunggulan operasional, pelaksanaan strategis, dan disiplin keuangan. Tahun ini adalah tahun transformasi tetapi juga merupakan tahun penuh peluang. Kami yakin dengan jalan yang akan kami tempuh dan optimistis tentang masa depan," tandasnya.(*)