KABARBURSA.COM - Doni Mora, Direktur PT ITSEC Asia Tbk. (CYBR), telah mengurangi kepemilikan sahamnya pada tanggal 20 dan 23 September 2024.
Dalam pernyataannya pada Selasa 24 September 2024, Doni Mora mengungkapkan bahwa ia telah menjual sebanyak 657.900 lembar saham CYBR dengan harga antara Rp370 hingga Rp380 per saham.
Tujuan dari transaksi tersebut adalah untuk melakukan investasi lain, dan saham yang dimiliki Doni Mora secara langsung berkurang. Setelah penjualan ini, kepemilikan saham Doni Mora di PT ITSEC Asia Tbk. turun menjadi 3,84 juta lembar saham, atau setara dengan 0,060 persen, dari sebelumnya 4,5 juta lembar saham, yang setara dengan 0,070 persen.
Perusahaan Bergerak Keamanan Siber
PT ITSEC Asia Tbk (CYBR), perusahaan yang bergerak di bidang keamanan siber, menargetkan 1.000 pengguna untuk produk terbarunya, IntelliBron, pada tahun 2024.
Angka ini diproyeksikan akan melonjak signifikan hingga mencapai 20.000 pengguna di tahun berikutnya.
IntelliBron dirancang sebagai solusi keamanan siber terintegrasi yang menyasar usaha kecil dan menengah (UKM), yang sering kali kesulitan mengakses perlindungan siber berkualitas tinggi karena keterbatasan biaya.
“IntelliBron memang kami kembangkan untuk menjangkau UKM,” ungkap Joseph Edi Hut Lumban Gaol, Presiden Direktur ITSEC Asia, dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu 21 Agustus 2024 kemarin.
Menurut Joseph, IntelliBron merupakan manifestasi komitmen perusahaan dalam menyediakan layanan keamanan informasi yang dapat diakses lebih luas, termasuk oleh pelaku usaha dengan skala terbatas.
“Banyak software keamanan saat ini harganya sangat tinggi, membuatnya sulit dijangkau oleh perusahaan kecil-menengah,” jelasnya.
Untuk memperluas jangkauan pasar, ITSEC Asia telah menggandeng mitra strategis seperti PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan Hypernet Technologies. CYBR juga menunjuk DEFEND IT360 sebagai bagian dari tim pemasaran produk ini. Kolaborasi ini bertujuan memperkuat ekosistem keamanan siber yang telah dibangun ISP seperti XL Axiata.
“Pelanggan ISP saat ini hanya berlangganan konektivitas saja. Sekarang, mereka bisa menawarkan IntelliBron sebagai layanan tambahan untuk mengamankan jaringan mereka. Biaya keamanan bisa ditambahkan ke dalam biaya langganan mereka,” kata Joseph.
Tantangan siber semakin menjadi ancaman serius, dengan kerugian global yang diprediksi mencapai USD9,2 triliun pada tahun ini, menurut data Statista Market Insights. Angka tersebut diperkirakan akan terus membengkak hingga USD15,6 triliun pada 2029.
Catatan Kinerja 2024
PT ITSEC Asia Tbk, perusahaan yang bergerak di bidang keamanan siber, mencatatkan kinerja yang gemilang pada kuartal pertama 2024 dengan pendapatan sebesar Rp49,02 miliar, melonjak 74 persen secara tahunan.
Presiden Direktur PT ITSEC Asia Tbk, Joseph Lumban Gaol, menuturkan bahwa lonjakan pendapatan tersebut didorong oleh performa seluruh entitas ITSEC yang beroperasi di Indonesia, Singapura, dan Australia.
“Ketiga wilayah menunjukkan peningkatan penjualan. Namun, kontribusi terbesar datang dari Indonesia,” ungkap Joseph dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Paparan Publik ITSEC yang digelar di Jakarta, 30 Mei 2024.
Joseph menguraikan bahwa di Indonesia, bisnis ITSEC mengalami pertumbuhan pendapatan signifikan hingga 114 persen, mencapai Rp29,19 miliar. Sementara itu, secara keseluruhan, pendapatan grup sepanjang 2023 naik 11,6 persen secara tahunan menjadi Rp208,75 miliar.
Melihat tren ini, Joseph optimistis bahwa ITSEC Asia dapat terus meningkatkan pendapatannya hingga akhir tahun 2024. Pihaknya menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 30 hingga 40 persen secara year on year (yoy) dari realisasi pendapatan tahun 2023 yang mencapai Rp208,757 miliar.
“Kontribusi terbesar selama ini datang dari sektor perbankan Indonesia yang menyumbang sekitar 30 persen dari pendapatan keamanan siber. Kami telah bekerja sama dengan bank-bank besar. Sektor lain yang berkontribusi adalah telekomunikasi, minyak dan gas, e-commerce, serta sektor pemerintah,” terang Joseph.
Untuk memacu pendapatan pada tahun 2024, serangkaian strategi telah disiapkan. Joseph menyebut bahwa ITSEC Asia telah mengalokasikan modal kerja sekitar Rp48 miliar untuk tahun ini.
“Dari jumlah tersebut, Rp4,8 miliar atau 10 persen dialokasikan untuk belanja modal, sedangkan 90 persen atau Rp43,2 miliar digunakan untuk belanja operasional,” tambahnya.
Meskipun pendapatan terus tumbuh, ITSEC Asia masih mencatatkan kerugian bersih sebesar Rp14,21 miliar pada kuartal pertama 2024. Namun, angka tersebut menurun dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp11,25 miliar.
Pada akhir 2023, total aset perseroan melonjak 23,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya, menjadi Rp209,91 miliar. Pada periode yang sama, ekuitas perseroan juga menunjukkan peningkatan signifikan, mencapai Rp95,71 miliar, jauh lebih baik dibandingkan dengan ekuitas negatif sebesar Rp37,74 miliar di akhir 2022.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.