Logo
>

Dukungan Starlink di Indonesia: Tingkatkan Kesetaraan Akses

Ditulis oleh Pramirvan Datu
Dukungan Starlink di Indonesia: Tingkatkan Kesetaraan Akses

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Ketua Umum Komite Penyelarasan Teknologi Informasi dan Komunikasi (KPTIK), Dedi Yudianto, menyatakan bahwa kehadiran layanan penyedia jasa internet berbasis satelit Starlink di Indonesia dapat meningkatkan kesetaraan akses informasi antara desa dan kota.

    Menurut Dedi, anak-anak muda di daerah pedalaman dan pegunungan kini dapat menikmati layanan internet dengan lebih mudah, memungkinkan mereka untuk mengakses pendidikan online baik gratis maupun berbayar secara murah dan beragam.

    Dedi menekankan bahwa kehadiran Starlink memberikan kesempatan yang sama kepada anak-anak di daerah terpencil seperti yang dinikmati oleh anak-anak di perkotaan.

    Ini juga membuka peluang bagi mereka untuk fokus bekerja di desa dengan penghasilan yang kompetitif tanpa harus menanggung biaya hidup yang tinggi seperti di kota-kota besar. Selain itu, kondisi ini juga dapat meningkatkan minat migrasi kembali ke desa.

    Menurut Dedi, era digital saat ini memudahkan siapa pun untuk bekerja dan belajar dari mana saja, asalkan tersedia internet yang bagus dan listrik. Ini membuka peluang besar bagi konten kreator dan pebisnis online untuk memanfaatkan pemasaran online. Pekerja dan pengusaha juga dapat memanfaatkan layanan Starlink yang menawarkan internet berkecepatan tinggi.

    Dedi menambahkan bahwa jika layanan Starlink tersedia dengan harga terjangkau, hal ini dapat mengubah pola pekerjaan yang sudah berjalan dengan baik. Kehadiran Starlink juga diharapkan dapat memberikan koreksi nyata bagi para operator fiber optik dan wireless yang memiliki kapasitas infrastruktur besar tetapi bandwidth yang kecil.

    Sebagai CEO Cybers Group, Dedi menyarankan para pelaku bisnis di sektor telekomunikasi untuk meningkatkan layanan mereka agar masyarakat dapat menikmati internet yang cepat dan terjangkau dengan kapasitas besar.

    Hal ini penting bagi masyarakat yang membutuhkan layanan internet untuk usaha dan pekerjaan mereka agar mendapatkan manfaat yang maksimal.

    00000

    Pemerintah tidak ingin bergantung dengan pengusaha pemilik Starlink, Elon Musk. Untuk itu mereka berencana mengembangkan satelit Low Earth Orbit atau LEO seperti yang dilakukan Starlink.

    Kementerian Komunikasi dan Informatika mengajukan pendaftaran penggunaan slot orbit atau foling satelit NGSO untuk orbit equatorial.

    Sebuah riset yang dilakukan oleh Algo Research menyimpulkan bahwa kehadiran Starlink di Indonesia memiliki potensi untuk mengancam beberapa operator telekomunikasi lokal, seperti PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT XL Axiata Tbk (EXCL), hingga PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (ISAT).

    Teknologi Canggih

    Menurut lembaga riset independen yang berbasis di Jakarta ini, layanan Starlink dianggap kompetitif karena menggunakan teknologi yang lebih canggih dibandingkan dengan peladen internet lainnya di Indonesia.

    Salah satu keunggulan yang ditawarkan oleh Starlink adalah internet berbasis satelit orbit rendah (LEO). Dengan teknologi ini, Starlink dapat meningkatkan koneksi internetnya secara signifikan, yang pada akhirnya dapat mengungguli layanan satelit lainnya dalam hal kecepatan dan stabilitas koneksi.

    Selain itu, internet berbasis satelit LEO juga memungkinkan Starlink untuk menyediakan layanan internet di daerah-daerah terpencil, terutama di negara kepulauan seperti Indonesia.

    Algo Research menilai bahwa keunggulan ini menjadi ancaman serius bagi sejumlah perusahaan telekomunikasi lokal hingga infrastruktur telekomunikasi di Indonesia.

    Dalam riset terbarunya, Algo juga menegaskan bahwa kehadiran Starlink tidak boleh diabaikan, mengingat basis satelitnya yang efisien dan kemampuannya untuk menjangkau daerah-daerah terpencil dengan mudah, hal yang sulit dicapai oleh infrastruktur telekomunikasi konvensional.

    Namun, riset dari PT Trimegah Sekuritas menilai bahwa kehadiran Starlink tidak langsung membawa ancaman besar bagi industri telekomunikasi lokal.

    Menurut analis Richardson Raymond dan Sabrina, pasar utama Starlink seharusnya adalah segmen korporasi di Indonesia. Mereka juga menyoroti bahwa harga layanan internet Starlink masih lebih tinggi dibandingkan dengan penyedia layanan internet lainnya di Indonesia.

    Berdasarkan informasi resmi yang diberikan, biaya layanan internet Starlink dimulai dari Rp750.000 per bulan, dengan harga perangkat keras sekitar Rp7,8 juta.

    Biaya layanan Starlink yang lebih tinggi sekitar tiga kali lipat dari rata-rata pendapatan per pengguna (ARPU) bisnis internet rumahan berbasis serat optik (FTTH), yang berkisar sekitar Rp250.000, menurut Trimegah.

    Hambatan Infrastruktur

    Mereka juga menilai bahwa Starlink hanya akan menjadi tambahan untuk konektivitas serat optik dan layanan internet di daerah-daerah terpencil yang kekurangan akses dari penyedia lokal, karena hambatan infrastruktur yang tinggi.

    Starlink, perusahaan penyedia layanan internet milik SpaceX yang didirikan oleh Elon Musk, secara resmi memulai operasinya di Indonesia pada awal bulan ini.

    Peresmian dilakukan oleh Musk sendiri saat kunjungannya ke Bali pekan lalu, setelah perusahaan ini mendapatkan izin untuk menyelenggarakan layanan terminal aperture terminal (VSAT).

    Starlink juga telah mendapatkan izin sebagai penyedia layanan internet (ISP) yang bekerja sama dengan salah satu penyedia akses jaringan (NAP) di Indonesia dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.