KABAR BURSA -- Kondisi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat tidak hanya mengguncang pasar keuangan, namun juga memberikan dampak yang signifikan pada industri plastik di Indonesia. Salah satu dampak yang paling terasa adalah kenaikan harga bahan baku yang harus diimpor.
Direktur Pengembangan Bisnis Asosiasi Industri Olefin, Aromatik dan Plastik Indonesia (Inaplas), Budi Susanto Sadiman mengatakan pelemahan nilai tukar rupiah akan menyebabkan kenaikan harga bahan baku. Kenaikan ini tidak hanya berdampak pada harga bahan baku, tetapi juga pada harga jual produk plastik. "Yang berat adalah industrial petrokimia Hulu karena juga terpengaruh meningkatnya harga minyak mentah sehingga marginnya akan tergerus," ujarnya dikutip Selasa 16 April 2024.
Selain faktor nilai tukar, kenaikan harga produk plastik juga dipicu oleh peningkatan permintaan menjelang hari raya Lebaran. Harga produk plastik sudah mengalami kenaikan sekitar 20 persen sejak bulan Ramadan akibat lonjakan permintaan ini. Biasanya, harga akan kembali normal setelah dua minggu lebaran.
Tidak hanya itu, kenaikan harga juga disebabkan oleh faktor lain seperti kenaikan harga bahan baku dan harga minyak bumi yang melonjak. Inaplas menilai bahwa stabilitas harga produk plastik akan tergantung pada keseimbangan antara permintaan dan pasokan. “Kalau demand atau permintaan sedikit sedang suplai banyak akan menelan harga jual sampai margin minimal,” kata Budi.
Untuk mengatasi kondisi ini, Inaplas aktif melibatkan sektor perdagangan, terutama ritel, untuk menjaga daya beli masyarakat dan mengantisipasi kondisi pasar ke depan.