Logo
>

Ekonomi Asia Dibuat Khawatir, ini yang Terjadi di China

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Ekonomi Asia Dibuat Khawatir, ini yang Terjadi di China

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Ekonomi Asia sedang dihadapkan oleh kekhawatiran perlambatan ekonomi setelah data menunjukkan beberapa kondisi yang perlu disoroti di negara China.

    NH Korindo Sekuritas Indonesia (NHKSI) dalam risetnya memaparkan rilis akhir pekan lalu menunjukan produksi industri dan penjualan eceran China turun lebih rendah dari yang diharapkan pada bulan Agustus.

    Tak hanya itu, NHKSI Research juga mencatat pengangguran di sana juga meningkat, sementara harga rumah turun selama satu bulan berturut-turut. Kondisi ini menjadi kekhawatiran sendiri bagi ekonomi Asia.

    "Data tersebut meningkatkan kekhawatiran atas perlambatan berkepanjangan di ekonomi terbesar Asia, yang selanjutnya melemahkan sentimen terhadap negara dan pasar regional," tulis NHKSI Research kepada Kabar Bursa, Selasa, 17 September 2024.

    NHKSI Research menyebut beberapa negara di Asia masih akan menutup pasar keuangannya pada hari ini karena public holiday sejak Senin kemarin (di antaranya adalah China & Korea Selatan).

    "Oleh karena itu perhatian para pelaku pasar akan lebih terpusat ke Eropa, di mana ada laporan ZEW Economic Sentiment (Sept) untuk Jerman & Eurozone," tulis NHKSI.

    Dari Negeri Paman Sam, saham-saham di Amerika Serikat diperdagangkan bervariasi pada Senin, 16 September 2024 waktu setempat. NHKSI melihat, hal ini dikarenakan para investor bersiap menjelang Fomc Meeting pada minggu ini.

    "Di mana bank sentral AS tersebut kemungkinan akan memulai siklus pemotongan suku bunga pertama dalam 4,5 tahun," tulis NHKSI.

    Harap-harap Cemas Pasar Domestik

    Diberitakan sebelumnya, Phintraco Sekuritas meramal kondisi pasar domestik pekan ini, akan dipengaruhi sentimen pemangkasan suku bunga. Pasar domestik dinilai tengah wait and see terhadap keputusan Federal Open Market Committee (FOMC) dan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI).

    “Dari domestik, nampaknya pasar juga cenderung wait and see terhadap respon RDG BI atas keputusan FOMC pada 17-18 September 2024 ini,” tulis analisis Research Phintraco Sekuritas, Valdy K, Selasa, 17 September 2024.

    Adapun RDG BI sendiri dijadwalkan berlangsung pada tanggal 17 hingga 18 September 2024. Meski begitu, BI diyakini masih akan menahan suku bunga acuannya. Di sisi lain, pelaku pasar berharap dapat titik cerah pemangkasan suku bunga.

    “Pasar berharap ada petunjuk mengenai peluang pemangkasan suku bunga acuan di 4Q24,” jelasnya.

    Dalam analisanya, Valdy menilai sentimen pekan ini akan sangat sensitif terhadap saham-saham perbankan, properti, dan otomotif. Ketiga sentimen tersebut, diperkirakan mengalami fluktuasi akibat sentimen FOMC dan RDG BI.

    “Saham-saham bank atau yang sensitif terhadap perubahan suku bunga, seperti properti dan automotive diperkirakan mengalami peningkatan aktivitas (fluktuasi) sebagai respons FOMC dan antisipasi RDG BI tersebut,” ungkapnya.

    Di sisi data domestik, tulis Valdy, pasar juga mengantisipasi data neraca perdagangan bulan Agustus 2024. Pertumbuhan nilai ekspor dan impor diperkirakan kembali melambat di Agustus 2024.

    Menghijau Pekan Lalu

    Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat rekor pada sepekan periode 9–13 September 2024. Indeks ini sukses mencetak ini rekor baru sebesar 0,18 persen ke level 7.812,131 dari rekor sebelumnya pada level 7.798,154 pada Kamis, 12 September 2024.

    Tak hanya itu, kapitalisasi pasar juga mencetak rekor tertinggi senilai Rp13.390 triliun pada Jumat, 13 September 2024, naik 4,46 persen mengalahkan rekor yang dihasilkan pada hari sebelumnya yakni Rp13.384 triliun.

    Menurut data sepekan yang dikutip dari keterangan resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian bursa sebesar 40,10 persen menjadi Rp14,98 triliun dari Rp10,69 triliun pada pekan sebelumnya.

    “Kemudian, rata-rata volume transaksi harian Bursa mengalami kenaikan sebesar 10,79 persen menjadi 23,34 miliar lembar saham dari 21,97 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya,” tulis BEI dalam keterangannya dikutip, Sabtu, 14 September 2024.

    Menurut BEI, rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa selama sepekan ini juga mengalami peningkatan sebesar 1,66 persen menjadi sebanyak 1,14 juta kali transaksi dari 1,12 juta kali transaksi sepekan sebelumnya.

    Pun dengan kapitalisasi pasar Bursa yang mengalami peningkatan senilai 1,31 persen menjadi Rp13.390 triliun dari Rp13.217 triliun pada pekan lalu.

    “Kemudian, peningkatan turut dialami oleh IHSG selama sepekan sebesar 1,17 persen menjadi berada pada level 7.812,131 dari 7.721,846 pada pekan lalu,” tulis BEI.

    Adapun BEI juga mencatat pergerakan investor asing per kemarin sebesar Rp17, 95 triliun secara nilai bersih. Total, investor asing telah mencatat nilai bersih hingga Rp51,40 triliun sepanjang 2024.

    Selain itu, terdapat pula satu pencatatan obligasi dalam satu pekan periode 9-13 September 2024. Sementara emosi obligasi dan sukuk yang telah tercatat ialah 106 emosi dan 64 emiten sebesar Rp89, 69 triliun sepanjang 2024.

    “Dengan pencatatan tersebut, maka total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 587 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp462,16 triliun dan USD60,12 juta, yang diterbitkan oleh 132 emiten,” tulis BEI.

    Terakhir, BEI juga melaporkan jika Surat Berharga Negara (SBN) yang tercatat di BEI kini berjumlah 186 seri dengan nilai nominal Rp6.182,86 triliun dan USD502,10 juta. Selain itu, di BEI telah tercatat sebanyak 9 emisi EBA dengan nilai Rp2,93 triliun. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.