KABARBURSA.COM - BRICS, blok ekonomi yang terdiri dari Brazil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan, baru-baru ini menyambut anggota baru seperti Mesir, Etiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab. Kini, ekspansi BRICS dilaporkan tengah melirik negara-negara Asia Tenggara seperti Malaysia dan Indonesia, yang menawarkan peluang ekonomi baru bagi kawasan ini. Octa, broker dengan lisensi global, memaparkan bagaimana keanggotaan BRICS dapat mengubah lanskap ekonomi Malaysia dan Indonesia melalui penguatan kemitraan perdagangan, kolaborasi teknologi, serta peningkatan ketahanan ekonomi.
Peluang Ekonomi Besar Bagi Malaysia
Sebagai negara dengan posisi strategis di Asia Tenggara, Malaysia menunjukkan minat untuk bergabung dengan BRICS. Dengan pertumbuhan PDB mencapai 5,9 persen pada kuartal kedua 2024, negara ini berpotensi meningkatkan volume perdagangan, khususnya di sektor teknologi dan energi terbarukan. Mengingat BRICS menguasai hampir 30 persen PDB global, bergabung dengan blok ini dapat membuka akses pasar yang lebih luas bagi Malaysia, mendorong pertumbuhan industri ekspor seperti elektronik dan semikonduktor.
Sebagai pusat produksi semikonduktor, Malaysia dapat memperkuat perannya dalam rantai pasok global melalui kolaborasi dengan anggota BRICS. Mengingat nilai pasar semikonduktor diproyeksikan mencapai USD 803 miliar pada 2030, kemitraan dengan negara-negara seperti Tiongkok dan India akan membuka peluang ventura bersama di sektor teknologi, semakin memperkuat posisi Malaysia di panggung internasional.
Peluang Ekonomi Indonesia dalam BRICS
Indonesia, sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara, juga proaktif menunjukkan ketertarikan pada keanggotaan BRICS. Dengan pertumbuhan PDB sebesar 5,05 persen dan inflasi stabil di angka 1,8 persen pada September 2024, Indonesia siap memperluas jaringannya di pasar global. Bergabung dengan BRICS dapat memperkuat akses Indonesia ke jaringan perdagangan yang lebih luas, sekaligus menarik investasi di sektor-sektor utama seperti manufaktur, energi, dan pertanian.
Peran Indonesia sebagai pusat manufaktur akan mendapat dorongan besar dari investasi Tiongkok, yang mencapai lebih dari USD40 miliar dalam lima tahun terakhir. Jika bergabung dengan BRICS, peluang kerjasama di sektor ini akan semakin meningkat, mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan infrastruktur yang lebih besar.
Kar Yong Ang, analis pasar di Octa, mengungkapkan BRICS memberikan peluang strategis bagi Indonesia untuk memperluas pengaruhnya di perdagangan global. “Dengan hubungan yang lebih kuat bersama negara-negara BRICS, Indonesia dapat mempercepat pengembangan infrastruktur dan energi, meningkatkan posisi ekonominya di kawasan,” jelasnya.
Kerjasama Regional dan Peluang Baru
Keikutsertaan Malaysia dan Indonesia dalam BRICS akan memberikan dampak signifikan bagi kerjasama regional di Asia Tenggara. Integrasi antara BRICS dan ASEAN dapat mendorong penyelarasan kebijakan ekonomi dan perdagangan hingga memperkuat pendekatan kolaboratif terhadap pembangunan ekonomi. Melalui sinergi inisiatif BRICS dengan agenda regional ASEAN, kedua negara ini dapat meningkatkan arus perdagangan dan investasi di sektor teknologi, manufaktur, serta energi hijau.
Sebagai contoh, sektor energi terbarukan yang terus berkembang di Indonesia, dengan target 23 persen energi terbarukan pada 2025, bisa mendapatkan dorongan dari kemitraan dengan BRICS. Malaysia juga dapat menarik minat investasi dari negara-negara BRICS yang ingin memperluas pasar teknologi dan energi di Asia Tenggara.
Transformasi Ekonomi Asia Tenggara Melalui BRICS
Keanggotaan Malaysia dan Indonesia di BRICS mewakili peluang besar bagi transformasi ekonomi Asia Tenggara. Bagi kedua negara ini, bergabung dengan BRICS berarti memperluas jaringan perdagangan, memperkuat kemitraan teknologi, dan membuka peluang investasi baru. Langkah ini menjanjikan pertumbuhan berkelanjutan dan memperkuat posisi wilayah ini dalam perdagangan global.
Dengan perluasan BRICS yang sedang berlangsung, Octa menekankan pentingnya pemahaman akan perkembangan ini bagi para trader dan investor. Sebagai broker global yang telah beroperasi sejak 2011, Octa menyediakan berbagai layanan yang membantu klien memahami tren ekonomi global dan memanfaatkan peluang baru di kawasan Asia Tenggara. Melalui edukasi, artikel analisis, dan alat trading, Octa membantu investor menavigasi lanskap ekonomi yang terus berkembang.
Sebagai bagian dari tanggung jawab sosialnya, Octa terlibat dalam berbagai inisiatif amal, mulai dari peningkatan infrastruktur pendidikan hingga proyek bantuan untuk masyarakat. Pengakuan atas komitmennya juga datang melalui penghargaan seperti ‘Broker Teraman Indonesia 2022’ dan ‘Broker Paling Tepercaya Asia 2023’.
BRICS Tambah 13 Negara Mitra, Termasuk Indonesia
BRICS sebelumnya mengumumkan penambahan 13 negara mitra baru, termasuk Indonesia, dalam langkah yang memperluas jangkauan dan pengaruh global aliansi tersebut. Pengumuman ini disampaikan pada KTT BRICS di Kazan, Rusia, Kamis, 24 Oktober 2024.
Negara-negara yang baru bergabung sebagai mitra antara lain Indonesia, Malaysia, Thailand, Turki, Vietnam, Aljazair, Belarus, Bolivia, Kuba, Kazakhstan, Nigeria, Uganda, dan Uzbekistan. Meskipun belum menjadi anggota penuh, status kemitraan ini membuka peluang kolaborasi di berbagai sektor seperti perdagangan, investasi, infrastruktur, dan kebijakan politik.
Ekspansi ini merupakan bagian dari strategi BRICS untuk memperkuat pengaruhnya di luar lima anggota awalnya—Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan. Tujuannya adalah menciptakan kerangka ekonomi global yang lebih inklusif dan beragam, serta menyediakan alternatif bagi lembaga keuangan yang didominasi Barat seperti IMF dan Bank Dunia.
Dilansir dari Bernama, Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan ekspansi ini menandai era baru bagi BRICS dalam membangun tatanan global yang lebih inklusif. "Dengan bergabungnya negara-negara mitra baru ini, kita berkomitmen untuk menciptakan dunia multipolar yang bermanfaat bagi semua kawasan, bukan hanya Barat," ujarnya di KTT tersebut.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.