Logo
>

Ekspor CPO Juni 2024 Meningkat, Apa Kabar Kinerja Sahamnya?

Ditulis oleh KabarBursa.com
Ekspor CPO Juni 2024 Meningkat, Apa Kabar Kinerja Sahamnya?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis hari ini, 15 Juli 2024, komoditas Crude Palm Oil (CPO) mengalami peningkatan ekspor pada bulan Juni 2024. Ekspor CPO per Juni 2024, meningkat 100,70 persen dari yang sebelumnya 1,08 persen menjadi 2,18 persen.

    “Nilai ekspor CPO dan turunannya mengalami peningkatan signifikan secara bulanan dan menurun secara tahunan (5,92 persen),” kata Pelaksana (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti dalam acara konferensi pers secara hybrid, Senin 15 Juli 2024.

    Sejalan dengan peningkatan ekspor, beberapa emiten yang bergerak di industri CPO mengalami tren pertumbuhan yang cukup signifikan dalam sebulan terakhir. Sebut saja PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG), dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP).

    Berdasarkan data perdagangan RTI Business yang dikutip per Senin, 15 Juli 2024, AALI mencatat pertumbuhan hingga 4,00 persen dalam sebulan dengan harga saham rata-rata Rp5.250 hingga Rp5.975 per lembar saham.

    Dalam satu bulan terakhir, volume transaksi AALI mencapai 21,3 juta dengan saham yang diperdagangkan hingga Rp118,4 miliar Adapun AALI mencatat frekuensi perdagangan mencapai 17,540.

    Berdasarkan data perdagangan Stockbit, AALI juga mencatat revenue sebesar Rp4,800 miliar dengan gross profit Rp582 miliar. AALI juga mencatat Earnings Before Interest Taxes Depreciation and Amortization (EBITDA) Rp2,714 miliar dengan net income Rp231 miliar.

    Sementara itu, TAPG juga mencatat pertumbuhan saham serupa hingga 2,68 persen dalam sebulan dengan harga saham rata-rata Rp550 hingga Rp580 per lembar saham. Dalam satu bulan terakhir, volume transaksi TAPG mencapai 151.7 juta dengan saham yang diperdagangkan hingga Rp84.1 miliar. Adapun TAPG mencatat frekuensi perdagangan mencapai 14,558.

    TAPG mencatat revenue sebesar Rp1,912 miliar dengan gross profit Rp529 miliar. TAPG juga mencatat EBITDA sebesar Rp2,058 miliar dengan net income Rp361 miliar.

    LSIP juga mencatat pertumbuhan yang cukup signifikan hingga 3,80 persen dalam sebulan dengan harga saham rata-rata Rp750 hingga Rp840 per lembar saham. Dalam satu bulan terakhir, volume transaksi LSIP mencapai 204.1 juta dengan saham yang diperdagangkan hingga Rp163.9 miliar. Adapun LSIP mencatat frekuensi perdagangan mencapai 30,192.

    LSIP mencatat revenue sebesar Rp879 miliar dengan gross profit Rp257 miliar. LSIP juga mencatat EBITDA sebesar Rp1,319 miliar dengan net income Rp269 miliar.

    Kinerja Ekspor CPO Kalahkan Batubara, Besi dan Baja

    Berdasarkan data BPS, CPO masuk dalam komoditas unggulan ekspor Indonesia ke beberapa negara tujuan. Selain CPO, batubara serta besi dan baja masuk dalam sektor unggulan komoditas ekspor dengan total share dari ketiganya hingga 34,52 persen dari total ekspor non-migas Indonesia di bulan Juni 2024.

    CPO sendiri mengalami peningkatan nilai ekspor yang signifikan di periode Juni 2024. Secara bulanan, ekspor CPO meningkat 100,70 persen dari yang sebelumnya sebesar 1,08 persen di Mei 2024 menjadi 2,18 persen di bulan Juni.

    Sementara batubara, besi dan baja, mengalami penurunan baik secara bulanan maupun tahunan menurut data BPS. Nilai ekspor batubara sendiri turun 0,36 persen secara bulanan dan turun sebesar 6,68 persen secara tahunan.

    Sedangkan nilai ekspor besi dan baja, mengalami penurunan 4,32 persen secara bulanan dan turun sebesar 3,48 persen secara tahunan.

    Dia menuturkan, terdapat sedikitnya terdapat tiga besar negara kawasan utama ekspor non-migas Indonesia, yakni Tiongkok, Amerika Serikat (AS), dan India dengan share sebesar 43,13 persen dari total keseluruhan ekspor bulan Juni 2024.

    Secara rinci, nilai ekspor non-migas Indonesia ke Tiongkok sebesar USD4,65 miliar atau turun 1,72 persen jika dibandingkan dengan Mei 2024. Sementara nilai ekspor ke AS, tercatat sebesar USD1,97 miliar atau turun 9,99 persen di bandingkan Mei 2024. Pun begitu juga ekspor ke India sebesar USD1,84 milia atau turun 5,28 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

    Meski begitu, secara tahunan nilai ekspor ketiga negara tersebut mengalami peningkatan. Ekspor non-migas ke Tiongkok pada Juni 2024 sebesar 4,65 persen dari 4,58 persen di periode Juni 2023, ke AS sebesar 1,97 persen dari 1,95 persen, dan India 1,84 persen dari 1,67 persen di Juni 2023.

    Kinerja Ekspor Keseluruhan

    • Nilai: Hingga Juni 2024, nilai ekspor Indonesia mencapai USD120,84 miliar. Angka ini turun 6,65 persen dibandingkan periode Januari-Juni 2023.
    • Nonmigas: Mayoritas ekspor Indonesia adalah nonmigas, dengan nilai mencapai USD116,65 miliar.
    • Komoditas utama: Komoditas ekspor utama Indonesia adalah batu bara, CPO, nikel, dan produk elektronik.
    • Negara tujuan: Negara tujuan ekspor utama Indonesia adalah China, Amerika Serikat, Jepang, dan ASEAN. (and/*)
    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi