KABARBURSA.COM-Meskipun indikator kinerja negara-negara mitra dagang utama menunjukkan tren ekspansif, ekspor Indonesia tengah mengalami pasang surut. Misalnya, China mencatatkan angka PMI Manufaktur sebesar 50,8.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), kinerja ekspor Indonesia ke China pada Januari 2024 menurun tajam menjadi US$ 4,57 miliar, mengalami penurunan sebesar 20,73 persen dibandingkan dengan Desember 2023 yang mencapai US$ 5,76 miliar. Jika dibandingkan dengan Januari 2023 yang mencapai US$ 5,24 miliar, terjadi penurunan sebesar 12,92 persen.
"Penurunan ekspor ke China utamanya disebabkan oleh menurunnya ekspor bahan bakar mineral, bijih logam, terak, abu, serta lemak dan minyak hewan nabati," ungkap Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Kamis 15 Februari 2024.
Tidak hanya ke China, penurunan ekspor juga terjadi ke India, dari US$ 1,83 miliar pada Desember 2023 menjadi US$ 1,78 miliar pada Januari 2024, mengalami penurunan sebesar 2,53 persen. Namun, jika dibandingkan dengan Januari 2023 yang mencapai US$ 1,35 miliar, terjadi kenaikan sebesar 31,8 persen.
Sementara itu, nilai ekspor Indonesia ke Amerika Serikat pada Januari 2024 mencapai US$ 1,99 miliar, mengalami penurunan sebesar 3,55 persen dari bulan sebelumnya. Namun, jika dibandingkan dengan Januari 2023 yang mencapai US$ 1,94 miliar, terjadi kenaikan sebesar 2,24 persen.
Pada Januari 2024, porsi ekspor Indonesia ke China menjadi yang tertinggi, sebesar 23,9 persen, diikuti oleh Amerika Serikat dengan porsi 10,41 persen, dan India 9,33 persen.
Ekspor ke negara-negara ASEAN juga mengalami penurunan, dari nilai US$ 3,26 miliar pada Januari 2024 menjadi US$ 3,35 miliar pada Desember 2023, dan bahkan turun lebih jauh dibandingkan dengan Januari 2023 yang mencapai US$ 3,94 miliar.
Sementara ekspor ke Eropa, meskipun porsinya tercatat sebesar 7,75 persen dari total ekspor, cenderung naik pada Januari 2024 dengan nilai US$ 1,48 miliar, dibandingkan dengan Desember 2023 yang hanya US$ 1,3 miliar. Namun, jika dibandingkan dengan Januari 2023, terjadi penurunan karena pada waktu itu nilainya mencapai US$ 1,77 miliar.
"Ekspor non-migas ke ASEAN turun baik secara bulanan maupun tahunan, sedangkan ekspor ke kawasan Uni Eropa meningkat secara bulanan tetapi turun secara tahunan," tegas Amalia.
Secara keseluruhan, nilai ekspor pada Januari 2024 hanya mencapai US$ 20,52 miliar, mengalami penurunan sebesar 8,34 persen dibandingkan dengan Desember 2023, dan turun 8,06 persen dibandingkan dengan Januari 2023.