Logo
>

Elnusa (ELSA) Tertahan di Laba, Pasar Merespons dengan Koreksi

Laba bersih Elnusa turun 24 persen di Semester I 2025 meski pendapatan naik. Pasar merespons dengan koreksi, saham ELSA kini bergerak mendekati support teknikal penting.

Ditulis oleh Yunila Wati
Elnusa (ELSA) Tertahan di Laba, Pasar Merespons dengan Koreksi
Ilustrasi: Pekerja di Elnusa (Foto: Dok. Elnusa)

KABARBURSA.COM - PT Elnusa Tbk (ELSA) mencatatkan kinerja yang campur aduk sepanjang semester pertama 2025. Pendapatan perusahaan memang mengalami kenaikan, namun di sisi lain, laba bersih justru mengalami penyusutan yang cukup tajam. 

Tekanan biaya dan tingginya beban pajak jadi salah dua penyebab utama yang menekan margin keuntungan perusahaan jasa energi milik Pertamina ini.

Dalam laporan keuangan konsolidasi interim yang dirilis Rabu, 30 Juli 2025, Elnusa membukukan laba bersih sebesar Rp336,48 miliar, turun sekitar 24 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp442,98 miliar. 

Padahal dari sisi pendapatan, perusahaan justru mencatatkan pertumbuhan yang positif, naik menjadi Rp6,96 triliun dari Rp6,31 triliun di semester I 2024.

Kenaikan pendapatan ini turut mendorong laba kotor tumbuh menjadi Rp724,46 miliar, namun itu belum cukup menahan tekanan dari beban lain, terutama pajak, yang membuat laba akhir tergerus. Dampaknya terlihat pula pada laba per saham dasar yang turun dari Rp60,70 menjadi Rp46,10.

Sementara itu, kondisi neraca perusahaan relatif stabil. Total aset per 30 Juni 2025 tercatat Rp10,55 triliun, turun tipis dari posisi akhir tahun lalu yang berada di Rp10,62 triliun. Penurunan ini berasal dari sisi aset lancar. 

Di sisi lain, Elnusa berhasil memangkas liabilitas dari Rp5,72 triliun menjadi Rp5,59 triliun, dan mendorong kenaikan ekuitas menjadi Rp4,95 triliun, mengindikasikan manajemen permodalan yang tetap terjaga.

Direktur Utama Elnusa Bachtiar Soeria Atmadja, memastikan bahwa laporan keuangan disusun secara transparan dan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku. Hal ini juga ditegaskan oleh Direktur Keuangan, Stanley Iriawan, yang menyebut bahwa tidak ada informasi penting yang ditutupi atau dihilangkan dalam laporan keuangan interim tersebut.

Saham ELSA Tergelincir Tajam

Pasar merespons laporan ini dengan sikap yang cenderung berhati-hati. Dalam perdagangan hari ini, saham ELSA ditutup melemah 2,18 persen ke posisi Rp494. 

Meski sempat dibuka di Rp510 dan menyentuh level tertinggi harian di Rp515, tekanan jual yang meningkat di sesi kedua membuat harga tertekan hingga menyentuh Rp486, sebelum akhirnya menguat sedikit menjelang penutupan.

Volume transaksi tercatat cukup aktif, dengan 732 ribu lot berpindah tangan dan nilai transaksi mencapai Rp36,5 miliar. Rata-rata harga harian berada di Rp498, sedikit lebih tinggi dari harga penutupan, menandakan adanya aktivitas akumulasi meski belum cukup kuat untuk menahan tekanan koreksi.

Dengan batas auto rejection atas di Rp630 dan bawah di Rp430, ruang gerak ELSA masih cukup luas. Namun saat ini, saham ini tampaknya sedang mencari pijakan baru. Level support teknikal di kisaran Rp486–Rp490 menjadi area penting untuk menjaga peluang teknikal tetap terbuka. 

Jika level ini mampu bertahan, bukan tak mungkin ELSA kembali menguji level psikologis di atas Rp500, bahkan mencoba menembus resistance pendek di Rp515–Rp520.

Kondisi teknikal ELSA saat ini masih menunjukkan fase koreksi ringan setelah sebelumnya mencoba menguat. Dengan fundamental yang masih cukup solid dan pergerakan pasar yang belum menunjukkan arah tegas, investor tampaknya menunggu konfirmasi lanjutan sebelum mengambil posisi lebih agresif. 

Satu hal yang pasti, transparansi dan disiplin manajemen dalam mengelola keuangan tetap menjadi modal penting Elnusa untuk menjaga kepercayaan pasar di tengah tekanan kinerja semesteran.(*)

Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79