KABARBURSA.COM - Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa, menembus level Rp1.443.000 per gram pada Senin, 16 September 2024. Kenaikan signifikan ini sejalan dengan pergerakan harga emas dunia yang juga terus merangkak naik. Lantas, apa yang sebenarnya mendorong kenaikan harga emas yang begitu pesat?
Prospek Pemangkasan Suku Bunga
Ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) menjadi salah satu faktor utama yang mendorong kenaikan harga emas. Data ekonomi AS terbaru menunjukkan tanda-tanda pelambatan inflasi dan stabilitas pasar tenaga kerja, memberikan ruang bagi The Fed untuk melonggarkan kebijakan moneter.
Pemangkasan suku bunga umumnya akan melemahkan nilai dolar AS. Hal ini membuat emas, yang dihargai dalam dolar AS, menjadi lebih menarik bagi investor global. Selain itu, suku bunga yang lebih rendah juga cenderung mendorong investor untuk mencari aset-aset yang lebih berisiko, seperti saham. Namun, dalam situasi ketidakpastian, emas seringkali menjadi pilihan yang lebih aman.
Selain faktor moneter, ketidakpastian geopolitik dan ekonomi global juga turut mendorong permintaan emas. Ketegangan geopolitik yang terus berlanjut, serta kekhawatiran akan resesi global, membuat investor semakin mencari aset-aset safe-haven seperti emas.
Pandemi COVID-19 yang belum sepenuhnya berakhir, ditambah dengan konflik geopolitik yang terjadi di berbagai belahan dunia, telah menciptakan ketidakstabilan yang signifikan di pasar keuangan. Dalam kondisi seperti ini, emas seringkali dianggap sebagai aset lindung nilai yang efektif.
Inflasi dan Devaluasi Mata Uang
Inflasi yang tinggi juga dapat mendorong kenaikan harga emas. Ketika nilai uang suatu negara mengalami penurunan akibat inflasi, investor cenderung membeli emas untuk melindungi nilai kekayaan mereka.
Di beberapa negara berkembang, devaluasi mata uang juga dapat mendorong permintaan emas sebagai aset lindung nilai. Hal ini dikarenakan emas dianggap sebagai aset yang lebih stabil dibandingkan dengan mata uang domestik.
Dalam beberapa tahun terakhir, emas semakin populer sebagai salah satu komponen dalam portofolio investasi. Investor semakin menyadari pentingnya diversifikasi aset untuk mengurangi risiko. Emas, dengan sifatnya yang unik sebagai aset safe-haven, dapat membantu menstabilkan portofolio investasi di tengah volatilitas pasar.
Selain faktor fundamental, analisis teknis dan sentimen pasar juga memainkan peran penting dalam pergerakan harga emas. Para trader seringkali menggunakan berbagai indikator teknis untuk memprediksi arah pergerakan harga emas.
Sentimen pasar yang positif terhadap emas juga dapat mendorong kenaikan harga. Misalnya, jika media massa terus memberitakan tentang kenaikan harga emas, hal ini dapat memicu minat investor untuk membeli emas.
Prospek Emas di Masa Depan
Meskipun harga emas telah mencapai rekor tertinggi, masih ada potensi kenaikan lebih lanjut. Namun, investor perlu tetap waspada terhadap berbagai risiko yang dapat mempengaruhi harga emas, seperti perubahan kebijakan moneter oleh bank sentral utama, perkembangan ekonomi global, dan gejolak geopolitik.
Faktor-faktor yang Perlu Diperhatikan:
- Kebijakan The Fed: Keputusan The Fed mengenai suku bunga akan terus menjadi faktor penentu utama pergerakan harga emas.
- Inflasi Global: Perkembangan inflasi global akan mempengaruhi daya tarik emas sebagai aset lindung nilai.
- Dolar AS: Pelemahan dolar AS umumnya akan mendukung kenaikan harga emas.
- Permintaan Fisik Emas: Permintaan emas fisik dari perhiasan dan industri juga akan mempengaruhi harga emas.
Kenaikan harga emas yang pesat dalam beberapa waktu terakhir didorong oleh berbagai faktor, termasuk ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed, ketidakpastian geopolitik, inflasi, dan meningkatnya minat investor terhadap emas sebagai aset safe-haven. Meskipun demikian, investor perlu melakukan analisis yang cermat sebelum memutuskan untuk berinvestasi dalam emas.
Saham ANTM Turun
Meskipun harga Logam Mulia sedang mencetak rekor kembali, namun tidak dengan perdagangan sahamnya. Pada penutupan perdagangan bursa, Jumat, 13 September 2024, saham ANTM ditutup turun sebesar -0,74 persen atau turun -10 poin dari perdagangan sebelumnya yang menyentuh level Rp3.345 menjadi Rp3.335.
Walaupun begitu, saham ANTM masih menarik untuk dikoleksi, karena ANTM menunjukkan beberapa indikator positif seperti rasio PE yang kompetitif, pertumbuhan pendapatan yang kuat, dan dividen yield yang tinggi. Namun, ada beberapa area risiko, seperti rasio utang, arus kas bebas negatif, dan penurunan harga saham yang signifikan.
Jadi, penurunan perdagangan saham tidak begitu mempengaruhi kenaikan maupun penurunan harga jual Logam Mulia di pasar.(*)