KABARBURSA.COM - Harga emas dunia melonjak pada Selasa, 5 November 2024. Musababnya, para investor khawatir perihal ketidakpastian politik menjelang hasil pemilihan presiden Amerika Serikat (Pilpres AS). Survei terbaru menunjukkan persaingan ketat antara mantan Presiden Donald Trump dari Partai Republik dan Wakil Presiden Kamala Harris dari Partai Demokrat, yang memicu kekhawatiran atas potensi hasil Pilpres yang diperebutkan.
Mengutip Consumer News and Business Channel Internasional, harga emas spot naik 0,2 persen menjadi USD2.740,96 per ons pada pukul 18:52 GMT. Sementara itu, kontrak berjangka emas AS menguat 0,1 persen menjadi USD2.749,70 per ons.
Menurut Daniel Pavilonis, Senior Market Strategist di RJO Futures, ketidakpastian Pilpres AS, yang meliputi kemungkinan perubahan kebijakan ekonomi dan tarif, telah mendorong harga emas. “Jika hasil Pilpres AS berjalan kurang mulus, ini bisa menciptakan kecemasan besar bagi investor,” ujarnya.
Selain kursi presiden, kendali atas Kongres AS juga menjadi isu penting sehingga ketegangan semakin meningkat jika hasil pemilu tidak segera jelas. Situasi ini berpotensi memicu gejolak di pasar dan mendorong permintaan emas sebagai aset aman.
Dalam laporan Commerzbank, disebutkan ketidakpastian hasil Pilpres AS yang berlarut-larut selama beberapa hari atau bahkan minggu dapat memberi dorongan bagi harga emas.
Trump juga sempat menyatakan dirinya hanya bisa kalah jika terjadi kecurangan besar, sebagaimana pernyataannya pada Pilpres AS 2020. Jika persaingan di negara-negara bagian utama sangat tipis, pemenang Pilpres mungkin baru akan diumumkan beberapa hari kemudian.
Sementara itu, Chief Market Analyst Exinity Group Han Tan memperkirakan harga emas dapat menyentuh USD2.800 setelah ketegangan politik mereda. Selain Pilpres, pasar juga menunggu keputusan The Fed pada Kamis, 7 November 2024, dengan ekspektasi penurunan suku bunga sebesar 0,25 persen, menyusul pemangkasan besar pada September.
Emas, yang sering dipandang sebagai aset lindung nilai di tengah ketidakpastian, cenderung semakin dicari saat suku bunga rendah. Hingga kini, harga emas telah naik sekitar 33 persen sepanjang tahun ini.
Logam mulia lainnya juga menguat, dengan perak spot naik 0,4 persen menjadi USD 32,59 per ons dan platinum bertambah 1,5 persen ke USD 998,35 per ons. Sementara paladium turun tipis 0,2 persen menjadi USD 1.072,50. Di sisi lain, sektor jasa di China, konsumen logam terbesar di dunia, mencatat pertumbuhan tercepat dalam tiga bulan terakhir pada Oktober, menurut survei sektor swasta.
Bergerak Landai
Harga emas global sebelumnya bergerak lebih landai pada akhir perdagangan Senin, 4 November 2024. Investor tetap siaga menantikan hasil pemilihan presiden Amerika Serikat yang berlangsung keesokan harinya, serta rapat kebijakan Federal Reserve yang dijadwalkan akhir pekan ini.
Dilansir laman Reuters, emas spot naik 0,1 persen menjadi USD2.737,35 per ons, setelah mencapai rekor tertinggi USD2.790,15 pada hari Kamis, 31 Oktober 2024 lalu. Kontrak berjangka emas AS ditutup 0,1 persen lebih rendah di USD2.746,20.
Sementara itu, perak spot naik 0,1 persen menjadi USD32,47 per ons setelah menyentuh level terendah dalam lebih dari dua minggu di USD32,26 sebelumnya dalam sesi tersebut. Platinum turun 1 persen menjadi USD982,75 sementara paladium kehilangan 1,8 persen menjadi USD1.077,72.
Pemilihan presiden AS akan berlangsung pada Selasa, 5 November 2024, dengan jajak pendapat menunjukkan calon dari Partai Demokrat, Kamala Harris, dan calon dari Partai Republik, Donald Trump, bersaing ketat dalam balapan menuju Gedung Putih.
Jajak pendapat Reuters/Ipsos yang dilakukan bulan lalu menemukan kekhawatiran bahwa AS bisa mengalami pengulangan kerusuhan yang terjadi setelah kekalahan Trump dalam pemilihan 2020, ketika klaim palsunya bahwa kekalahannya disebabkan oleh penipuan mendorong ratusan orang menyerbu Capitol AS.
“Jika Trump menang, saya rasa, emas akan berjalan dengan baik di sini. Kami mungkin sedikit lebih khawatir tentang inflasi dengan semua tarif yang sedang dibicarakannya,” kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities.
Juga menjadi perhatian minggu ini adalah keputusan suku bunga Fed pada hari Kamis, dengan pasar secara luas mengantisipasi pemotongan seperempat poin.
Emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi dan politik dan cenderung berkembang ketika suku bunga rendah.
“Saya rasa penggerak harga emas minggu ini adalah pemilihan AS. Pemotongan suku bunga Fed tidak mungkin memicu banyak pergerakan, menurut pendapat saya, karena bank kemungkinan akan memberikan sinyal pemotongan lebih lanjut sejalan dengan ekspektasi pasar,” kata analis UBS Giovanni Staunovo.(*)