Logo
>

Emas Lanjutkan Kemilaunya, Naik 1,2 Persen

Ditulis oleh Yunila Wati
Emas Lanjutkan Kemilaunya, Naik 1,2 Persen

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Harga emas global terus melonjak lebih dari 1 persen pada Kamis, 19 September 2024, setelah Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat memulai siklus pelonggaran kebijakan moneternya. Langkah tersebut termasuk penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin, yang membawa logam mulia ini ke titik tertinggi sepanjang masa, mendekati level penting USD2.600 per ons.

    Kenaikan ini mempertegas posisi emas sebagai salah satu aset pelindung nilai terbaik di tengah ketidakpastian global.

    Hari ini, Jumat, 20 September 2024, harga emas spot dibuka meningkat 1,2 persen, mencapai USD2.590,47 per ons. Sementara, emas berjangka AS ditutup 0,6 persen lebih tinggi di level USD2.614,60 per ons. Begitu dilaporkan Reuters dari Bengaluru. Pencapaian tersebut hanya terpaut beberapa sen dari rekor tertinggi sepanjang masa USD2.599,92, yang dicapai pada Rabu, 18 September 2024.

    Rekor baru ini muncul setelah The Fed menurunkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin menjadi 4,75 - 5,00 persen. Penurunan suku bunga ini memperkuat ekspektasi pasar akan kebijakan moneter yang lebih longgar dalam beberapa bulan mendatang.

    Dalam proyeksi ke depannya, The Fed memperkirakan bahwa suku bunga akan dipangkas lagi sebesar 50 basis poin pada akhir tahun 2024, 100 basis poin pada 2025, dan setengah poin persentase di tahun 2026.

    Faktor Pendorong Kenaikan Harga Emas

    Beberapa faktor makroekonomi mendukung reli harga emas yang terus berlanjut sepanjang tahun ini. Chief Operating Officer Allegiance Gold Alex Ebkarian, menjelaskan bahwa kombinasi dari defisit fiskal dan perdagangan AS, risiko geopolitik, serta nilai dolar yang melemah, memberikan dorongan kuat bagi harga emas.

    "Pasar memperhitungkan penurunan suku bunga yang lebih besar dan lebih banyak karena kita memiliki defisit fiskal dan perdagangan, dan itu akan semakin melemahkan nilai dolar secara keseluruhan," kata Ebkarian.

    “Jika kita menggabungkan risiko geopolitik dengan defisit yang ada, bersama dengan lingkungan imbal hasil rendah dan dolar yang lebih lemah, kombinasi dari semua ini adalah yang mengarah pada reli emas," lanjut dia.

    Selain itu, kebijakan moneter yang lebih longgar dari bank sentral global, ditambah dengan permintaan kuat dari bank sentral serta kekhawatiran geopolitik, telah mendorong harga emas ke rekor tertinggi sepanjang tahun ini. Logam mulia ini terus dianggap sebagai aset aman selama ketidakpastian politik dan ekonomi.

    Kinerja Emas Sepanjang Tahun

    Kenaikan harga emas sepanjang tahun 2024 telah menjadi salah satu yang paling signifikan dalam sejarah baru-baru ini. Emas mencatat kenaikan sekitar 24 persen sepanjang tahun ini, dengan logam mulia ini mencapai rekor tertinggi beberapa kali dalam enam bulan terakhir.

    Lingkungan suku bunga rendah yang didorong oleh pelonggaran moneter menjadi faktor utama di balik lonjakan tersebut.

    Lingkungan suku bunga rendah umumnya menguntungkan bagi emas, karena menurunkan biaya kesempatan (opportunity cost) dalam memegang aset tanpa bunga seperti emas batangan. Dengan imbal hasil obligasi yang rendah dan dolar yang terdepresiasi, investor semakin mencari alternatif yang lebih stabil seperti emas untuk melindungi nilai aset mereka dari ketidakpastian pasar.

    Menurut pandangan UBS, reli harga emas ini kemungkinan akan berlanjut dalam beberapa bulan ke depan. UBS memproyeksikan bahwa harga emas bisa mencapai USD2.700 per ons pada pertengahan 2025, didorong oleh sejumlah faktor risiko jangka pendek yang mendukung permintaan.

    Selain itu, UBS memperkirakan bahwa permintaan untuk Exchange Traded Funds (ETF) emas akan meningkat dalam beberapa bulan mendatang, memberikan dorongan lebih lanjut terhadap harga emas.

    “Kami mengantisipasi permintaan ETF emas yang lebih besar akan meningkat dalam beberapa bulan mendatang,” kata UBS.

    Logam Mulia Lainnya Mengikuti Tren Positif

    Tidak hanya emas, logam mulia lainnya juga menunjukkan kenaikan yang signifikan. Harga perak spot melonjak 3,5 persen menjadi USD31,11 per ons, didorong oleh sentimen yang sama yang mendukung harga emas. UBS menambahkan bahwa perak kemungkinan akan terus diuntungkan dari lingkungan harga emas yang menguntungkan.

    Selain itu, harga platinum naik 2,3 persen menjadi USD990,45 per ons, sementara paladium melonjak 2,6 persen ke posisi USD1.089,25 per ons. Kenaikan harga logam mulia ini menunjukkan bahwa investor sedang mencari aset-aset aman dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi dan geopolitik.

    Reli harga emas global yang mencapai titik tertinggi sepanjang masa mencerminkan dampak dari kebijakan moneter longgar yang diterapkan oleh The Fed, melemahnya nilai dolar, serta meningkatnya ketidakpastian geopolitik.

    Dengan proyeksi penurunan suku bunga lebih lanjut dan permintaan yang kuat dari bank sentral, harga emas diperkirakan akan terus meningkat, bahkan berpotensi menembus level USD2.700 per ons pada 2025. Emas tetap menjadi pilihan utama bagi para investor yang mencari perlindungan terhadap risiko ekonomi dan geopolitik global.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79