KABARBURSA.COM - Harga emas kembali menorehkan sejarah baru. Pada Selasa 14 Oktober 2025, logam mulia itu menanjak ke level tertinggi sepanjang masa, didorong meningkatnya ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga Federal Reserve dan kekhawatiran atas memanasnya hubungan dagang Amerika Serikat–China. Kenaikan tajam ini ikut mendorong harga perak serta logam mulia lainnya menembus rekor serupa.
Emas spot menguat 1,7 persen ke posisi rekor USD4.179,48 per ons pada pukul 12.21 WIB, sementara emas berjangka AS kontrak Desember naik 1,3 persen ke USD4.187,50, menurut laporan Reuters dari Bengaluru. Dengan lonjakan ini, emas telah terbang sekitar 57 persen sepanjang 2025, sekaligus menembus ambang psikologis USD4.100 yang baru disentuh sehari sebelumnya.
Penguatan emas kali ini dipicu kombinasi faktor: ketidakpastian geopolitik global, sinyal pelonggaran moneter, pembelian agresif oleh bank sentral dunia, serta derasnya aliran dana ke instrumen exchange-traded fund (ETF) berbasis emas.
Lembaga keuangan besar mulai memperbarui proyeksinya. Bank of America dan Société Générale memperkirakan harga emas dapat menembus USD5.000 per ons pada 2026, sementara Standard Chartered menaikkan proyeksi tahun depan menjadi USD4.488.
Tak hanya emas yang bersinar. Harga perak spot melesat 2,2 persen ke USD53,60 per ons, terdorong faktor yang sama serta ketatnya pasokan fisik di pasar global.
“Reli ini bukan semata akibat ketegangan dagang. Ekspektasi bahwa The Fed akan terus menurunkan suku bunga—yang berarti biaya pendanaan lebih murah dan opportunity cost menurun—menjadi bahan bakar utama penguatan harga emas,” ujar Kelvin Wong, Analis Pasar Senior OANDA.
Presiden Federal Reserve Philadelphia, Anna Paulson, menambahkan bahwa meningkatnya risiko di pasar tenaga kerja memperkuat alasan untuk melanjutkan pelonggaran suku bunga acuan.
Pasar kini menantikan pidato Chairman Fed Jerome Powell dalam pertemuan tahunan National Association for Business Economics (NABE) pada Selasa malam. Ucapan Powell dinilai akan menjadi sinyal penting arah kebijakan moneter ke depan.
Menurut data pelaku pasar, peluang The Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin mencapai 99 persen untuk Oktober dan 94 persen untuk Desember. Dalam rezim suku bunga rendah, logam kuning tanpa imbal hasil justru tampil paling memikat.
Sementara di ranah geopolitik, Presiden AS Donald Trump dijadwalkan bertemu Presiden China Xi Jinping di Korea Selatan pada akhir Oktober, menurut Menteri Keuangan AS Scott Bessent. Namun, ketegangan meningkat setelah China memperluas kontrol ekspor logam tanah jarang (rare-earth) pekan lalu.
Sebagai respons, Trump mengancam memberlakukan tarif 100 persen atas produk China dan pembatasan ekspor perangkat lunak buatan AS, efektif per 1 November. Situasi kian genting dengan shutdown pemerintah federal AS yang telah memasuki hari ke-13 dan mulai menekan aktivitas ekonomi nasional.
Dalam lanskap global yang penuh ketidakpastian ini, logam mulia lain juga ikut mencatat kenaikan tajam. Platinum naik 1,9 persen ke USD1.677,00 per ons, sedangkan paladium melesat 2,1persen ke USD1.505,75, mencerminkan pergeseran modal besar-besaran ke aset lindung nilai.
Harga Emas Antam Sentuh Rekor
Kenaikan emas global turut berimbas ke pasar domestik. Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) kembali mencetak rekor tertinggi pada perdagangan Selasa 14 Oktober 2025.
Harga jual emas Antam melonjak Rp29.000 menjadi Rp2.360.000 per gram, level tertinggi sepanjang sejarah. Harga buyback atau pembelian kembali oleh Antam juga naik Rp29.000 menjadi Rp2.209.000 per gram.
Sehari sebelumnya, kemarin, harga emas Antam sempat naik Rp6.000 di pagi hari menjadi Rp2.305.000 per gram, lalu meroket Rp26.000 di sore hari ke Rp2.331.000 per gram.
Kenaikan ini menegaskan lonjakan minat terhadap logam mulia, baik di pasar global maupun domestik. Investor kembali menjadikan emas sebagai benteng nilai di tengah ketidakpastian ekonomi dunia yang kian tebal.
Berikut daftar harga emas Antam pagi ini:
0,5 gram: Rp1.230.000
1 gram: Rp2.360.000
5 gram: Rp11.604.000
10 gram: Rp23.130.000
25 gram: Rp57.662.500
50 gram: Rp115.205.000
100 gram: Rp230.290.000
250 gram: Rp575.337.500
500 gram: Rp1.150.375.000
1.000 gram: Rp2.300.600.000 (*)