Logo
>

Emiten Anaknya Tommy Soeharto Melantai di BEI

Ditulis oleh KabarBursa.com
Emiten Anaknya Tommy Soeharto Melantai di BEI

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Hari pertama pekan ini, Senin, 8 Juli 2024, sedikitnya tiga emiten baru melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Ketiga emiten tersebut adalah PT Superior Prima Sukses Tbk (BLES), PT Indo American Seafoods Tbk (ISEA), dan PT Intra GolfLink Resorts Tbk (GOLF).

    Direktur PT Bursa Efek Indonesia, Kristian Manullang, menyambut antusias atas pencapaian tiga emiten tersebut. Dia menjelaskan, BLES tercatat sebagai perusahaan ke-28 yang melantai di lantai bursa.

    “ISEA di urutan ke-29 dan GOLF ke-30 untuk tahun 2024. Mereka juga menjadi perusahaan tercatat saham ke-930, 931, dan 932 di BEI saat ini,” kata Kristian, Senin, 8 Juli 2024.

    BLES, yang bergerak di bidang industri bata ringan dan semen mortar, menawarkan 1,31 miliar saham dengan harga Rp183 per lembar saham, mengumpulkan potensi dana sebesar Rp264 miliar.

    ISEA menerbitkan 290 juta lembar saham baru dengan harga penawaran awal antara Rp220 hingga Rp250 per lembar saham, yang berarti potensi dana segar yang dikumpulkan mencapai Rp72,5 miliar.

    Sementara itu, GOLF mengeluarkan 1,95 miliar lembar saham baru dengan harga Rp200 per lembar saham. GOLF menarik perhatian karena merupakan perusahaan milik Darma Mangkuluhur Hutomo, cucu dari mantan presiden Soeharto atau anak dari Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto.

    Di awal perdagangan, ketiga saham ini mencatat kenaikan yang signifikan. Saham BLES naik 34,43 persen menjadi Rp246 per lembar saham, ISEA naik 16 persen menjadi Rp290 per lembar saham, dan GOLF melonjak 35 persen mencapai Rp 270 per lembar saham, bahkan menyentuh auto reject atas (ARA).

    Dengan demikian, masuknya BLES, ISEA, dan GOLF ke dalam pasar saham BEI memberikan kontribusi positif dalam dinamika pasar modal Indonesia pada hari Senin, 8 Juli 2024.

    Enam Perusahaan Antre Melantai di Bursa

    Sementara itu, BEI mencatat bahwa ada 6 perusahaan jumbo yang tengah antre untuk melakukan penawaran umum saham (Initial Public Offering atau IPO). Kriteria yang mereka penuhi adalah memiliki aset di atas Rp250 miliar.

    Hingga tanggal 5 Juli 2024, sebanyak 27 perusahaan telah mencatatkan saham mereka di BEI, yang berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp4,05 triliun melalui aksi korporasi tersebut.

    Saat ini, terdapat 24 perusahaan yang berada dalam proses untuk mencatatkan saham mereka di BEI. Tiga perusahaan di antarnya dengan aset skala kecil, yaitu asetnya di bawah Rp50 miliar.

    Sementara, 15 perusahaan dengan aset skala menengah, dengan aset antara Rp50 miliar sampai Rp250 miliar. Dan, enam perusahaan dengan aset skala besar, yaitu di atas Rp250 miliar.

    Klasifikasi ini mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 53/POJK.04/2017.

    Dari segi sektor industri, perincian perusahaan yang tengah dalam pipeline pencatatan saham BEI adalah sebagai berikut:

    • Consumer cyclicals: 2 perusahaan
    • Consumer non cyclicals: 8 perusahaan
    • Energy: 1 perusahaan
    • Financials: 2 perusahaan
    • Healthcare: 3 perusahaan
    • Industrials: 4 perusahaan
    • Properties & real estate: 1 perusahaan
    • Technology: 2 perusahaan
    • Transportation & logistic: 1 perusahaan

    Demikianlah gambaran mengenai prospek pencatatan saham di BEI serta distribusi sektoral dari perusahaan-perusahaan yang tengah dalam proses IPO pada periode tersebut.

    Perusahaan Anak Tommy Soeharto IPO

    Diberitakan sebelumnya, PT Intra GolfLink Resorts Tbk (GOLF) berencana melakukan penawaran umum saham perdana (IPO) dengan menerbitkan hingga 3.100.000.000 saham baru, atau setara dengan 15,02 persen dari total modal yang ditempatkan dan disetor penuh.

    Saham baru tersebut akan ditawarkan dengan harga berkisar antara Rp200 hingga Rp230 per saham, memungkinkan perseroan untuk memperoleh dana segar maksimal sebesar Rp713 miliar dari IPO ini.

    Komisaris Utama Intra GolfLink Resorts, Darma Mangkuluhur Hutomo, menyatakan bahwa perusahaan akan mencatatkan diri sebagai perusahaan golf pertama yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

    “Kami antusias untuk melaksanakan IPO dan menjadi perusahaan golf pertama yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia,” ujar anak dari Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto ini dalam konferensi pers di Hotel Artotel Suites Mangkuluhur, Jakarta, pada Rabu, 19 Juni 2024.

    “Kami yakin bahwa dengan fasilitas unggulan dan layanan prima yang kami miliki, lapangan golf kami akan menjadi tujuan favorit bagi para pecinta golf dari seluruh dunia, serta berkontribusi pada pertumbuhan pariwisata dan ekonomi Indonesia,” sambungnya.

    Proses penawaran awal (bookbuilding) akan berlangsung dari 20 hingga 25 Juni 2024, sementara penawaran umum dijadwalkan pada 2-4 Juli 2024.

    Intra GolfLink Resorts menargetkan pencatatan saham perdananya di BEI dengan kode saham ‘GOLF’ pada 8 Juli 2024.

    Mayoritas dana hasil IPO ini akan digunakan untuk mendanai ekspansi melalui anak usaha. Rinciannya, sebesar 87,53 persen akan dialokasikan sebagai setoran modal ke PT New Kuta Golf and Ocean View (NKG), yang mengelola bisnis golf dan hotel di Bali.

    Sekitar 5,34 persen dana akan digunakan untuk setoran modal kepada anak usaha lain, yaitu PT Sentul Golf Utama (SGU), dan 7,13 persen sisanya untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan.

    NKG berencana menggunakan dana setoran modal tersebut untuk membiayai pembangunan hotel bintang enam, ‘Luxury Boutique Hotel’, di Hole 15-Th Cliff Hanger, kawasan Pecatu Indah Resort, Jimbaran, Bali.

    Selain itu, dana tersebut juga akan digunakan untuk membeli lahan seluas 11.332 m² di depan hotel untuk pembangunan fasilitas pendukung.

    NKG juga akan mengembangkan proyek “New Kuta Golf Villa” beserta fasilitas pendukung di lokasi yang sama. Hal ini diharapkan akan meningkatkan prospek bisnis perseroan di masa depan, seiring dengan meningkatnya jumlah pemain golf di Indonesia, serta minat wisatawan golf dari mancanegara.

    “Potensi bisnis golf di Indonesia sangat besar, terutama dengan adanya dukungan dari sektor pariwisata. Kami melihat minat yang terus meningkat baik dari pemain lokal maupun turis internasional yang tertarik menikmati pengalaman bermain golf di tengah keindahan alam Indonesia,” tutur Dwi Febri Astuti, Direktur Utama Intra GolfLink Resorts.

    Peningkatan jumlah pegolf telah berdampak positif terhadap kinerja IGR, khususnya setelah pandemi COVID-19.

    Pada tahun 2022, perseroan berhasil membalikkan keadaan dari rugi bersih Rp32,04 juta menjadi laba bersih Rp25,53 miliar. Sepanjang tahun lalu, laba bersih perseroan kembali melonjak hingga 136 persen year on year (yoy).

    Keuntungan tersebut diperoleh dari hasil penjualan bersih yang juga naik, yaitu sebesar 59 persen pada tahun 2022 dan 53 persen pada tahun 2023 yoy.

    Perseroan optimistis tingkat profitabilitas akan terus tumbuh seiring dengan ekspansi dan perkembangan pariwisata golf di masa mendatang.

    PT KB Valbury Sekuritas, PT Samuel Sekuritas Indonesia, PT Semesta Indovest Sekuritas, dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek (joint lead underwriter).

    Modal Rp1,2 Triliun bikin Lapangan Golf

    Perusahaan Darma Mangkuluhur Hutomo, yang merupakan anak perusahaan milik Tommy Soeharto, berencana mengalokasikan dana sebesar Rp1,2 triliun untuk pembangunan sebuah lapangan golf di Sentul, Bogor, Jawa Barat.

    Proyek ini akan direalisasikan melalui PT Intra GolfLink Resorts. Komisaris IGR melihat adanya peningkatan jumlah pemain golf yang mengunjungi tiga lapangan golf yang mereka kelola, yaitu Palm Hills Golf Club Bogor, New Kuta Golf Bali, dan Black Rocks Golf Belitung.

    “Mengacu pada komitmen kami untuk menjaga dan mengembangkan ekosistem gaya hidup dalam dunia golf ini, kami bersedia untuk berinvestasi dalam skala besar demi meningkatkan kinerja bisnis IGR di masa depan,” ucap anak Darma dalam keterangan tertulis, Selasa, 6 Februari 2024.

    IGR mencatat bahwa jumlah pengunjung lapangan golf mereka meningkat dari 88.331 pegolf pada tahun 2020 menjadi 124.020 orang pada akhir 2023. Darma juga mencatat bahwa rata-rata pengunjung yang datang ke lapangan mereka adalah pegolf muda.

    Perusahaan juga mengutip data dari Persatuan Golf Indonesia (PGI) yang menunjukkan peningkatan jumlah pemain golf di Indonesia setelah pandemi Covid-19. PGI mencatat peningkatan rata-rata sekitar 40 persen dibandingkan sebelum pandemi.

    Oleh karena itu, Darma dan IGR memutuskan untuk mengalokasikan dana besar untuk pembangunan lapangan golf baru di Sentul, Bogor. Lapangan golf baru ini akan berdiri di atas lahan seluas 70 hektar dan akan menggantikan Palm Hills Golf Bogor yang sudah beroperasi sejak tahun 1993.

    Darma menyebutkan bahwa lokasi lapangan baru tersebut berjarak sekitar 9 kilometer dari Palm Hills Golf. IGR akan mengusung konsep ‘Golf and Active Lifestyle Ecosystem’, di mana selain lapangan golf, juga akan dibangun 13 cluster perumahan di atas lahan tersebut hingga tahun 2027.

    Selain di Sentul, IGR juga berencana untuk mengembangkan aset perusahaan di Bali. Mereka akan membangun hotel mewah boutique baru dan merevitalisasi hotel serta villa di sekitar New Kuta Golf Bali. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi