Logo
>

Emiten Baru ini Sahamnya Naik 34 Persen

Ditulis oleh KabarBursa.com
Emiten Baru ini Sahamnya Naik 34 Persen

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Emiten PT Cipta Perdana Lancar Tbk (PART) mencatatkan perdana sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat, 5 Juli 2024.

    Pada pembukaan perdagangan, saham ini menguat ke Rp138 dan pada penutupan sesi I, PART melesat 34,29 persen ke Rp141.

    Selama sesi tersebut, sebanyak 313,90 juta saham ditransaksikan dengan frekuensi 31.579 kali, dan nilai transaksi mencapai Rp41,69 miliar.

    Harga rata-rata saham PART tercatat di Rp132,8.

    Terpantau di akhir sesi I, terdapat antrean jual di Rp141 yang menumpuk sejumlah 126,36 ribu lot saham. Sementara itu, antrean beli tertinggi berada di harga Rp140 dengan jumlah antrean 14,52 ribu lot saham.

    Cipta Perdana Lancar sebelumnya menggelar initial public offering (IPO) dengan masa penawaran umum pada 1-3 Juli 2024.

    Perseroan melepas sebanyak 680 juta saham di Rp105 per saham, sehingga total nilai penawaran umum mencapai Rp71,4 miliar. MNC Sekuritas bertindak sebagai lead underwriter, bersama penjamin emisi efek Erdhika Elit Sekuritas dan KB Valbury Sekuritas.

    Sejarah dan Perkembangan PART

    Cipta Perdana Lancar (PART) adalah perusahaan manufaktur yang fokus pada stamping dan assembling parts, didirikan pada tahun 2009. Perseroan ini berkembang dari usaha produsen komponen otomotif skala kecil milik Hamim sejak tahun 2007.

    Awalnya PT Cipta Perdana Lancar berfokus pada produksi sparepart otomotif, perseroan berhasil memperoleh sertifikasi ISO 9001 pada 2011 dan menjalin kemitraan strategis dengan Yayasan Dharma Bakti Astra, anggota Astra Group.

    Pada 2016, perusahaan mengambil langkah signifikan dengan menjadi pemasok tier ke-2 dalam segmen kendaraan roda empat, kemudian memperluas posisinya sebagai pemasok tier ke-1 untuk Panasonic dan PT Mesin Isuzu Indonesia pada 2018. Ekspansi perusahaan berlanjut pada 2020 dengan akuisisi PT Usbersa Mitra Logam yang memungkinkan ekspansi pabrik. Puncaknya terjadi pada 2022 dengan pembangunan pabrik dan kantor utama baru seluas 23.603 m2.

    Mengantisipasi permintaan yang terus meningkat, perusahaan juga melanjutkan investasi pada 2023 dengan pembelian empat mesin stamping baru untuk meningkatkan kapasitas produksi dalam memenuhi kebutuhan pelanggan.

    Saat ini, Cipta Perdana Lancar fokus bergerak di bidang manufaktur komponen suku cadang otomotif, elektronik, dan sanitasi. Perusahaan ini beralamat di Tangerang, Banten, dan terus berupaya meningkatkan kualitas dan kapasitas produksinya untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan internasional.

    BEI Catat 24 Calon Emiten Antri IPO

    Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 24 perusahaan yang tengah bersiap untuk melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO). Dari jumlah tersebut, sebanyak enam perusahaan memiliki aset dalam skala besar, yakni di atas Rp250 miliar.

    Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, menjelaskan bahwa dari 24 perusahaan yang berada dalam pipeline IPO, 15 di antaranya memiliki aset skala menengah dengan nilai antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar. Sementara itu, terdapat tiga perusahaan dengan aset skala kecil di bawah Rp50 miliar.

    "Pipeline IPO ini mencakup berbagai sektor industri," ujar Nyoman dalam konferensi pers di Gedung BEI, Rabu, 3 Juli 2024.

    Rinciannya, terdapat 2 perusahaan dari sektor konsumer siklikal, 8 perusahaan dari sektor konsumer non siklikal, 1 perusahaan dari sektor energi, dan 2 perusahaan dari sektor keuangan. Selain itu, ada juga 3 perusahaan dari sektor kesehatan, 4 perusahaan dari sektor industri, 1 perusahaan dari sektor properti dan real estate, 2 perusahaan dari sektor teknologi, serta 1 perusahaan dari sektor transportasi dan logistik.

    Menurut Nyoman, hingga 5 Juli 2024, sebanyak 27 perusahaan telah berhasil mencatatkan sahamnya di BEI dengan total dana yang dihimpun mencapai Rp4,05 triliun.

    Selain itu, terdapat 12 perusahaan yang telah melakukan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue dengan total nilai Rp32,57 triliun.

    Lebih lanjut, Nyoman mengungkapkan bahwa terdapat 24 perusahaan dalam pipeline rights issue di BEI, mencakup berbagai sektor sebagai berikut:

    • 1 perusahaan dari sektor bahan baku.
    • 8 perusahaan dari sektor konsumer siklikal.
    • 4 perusahaan dari sektor konsumer non siklikal.
    • 4 perusahaan dari sektor energi.
    • 5 perusahaan dari sektor finansial.
    • 1 perusahaan dari sektor infrastruktur.
    • 1 perusahaan dari sektor transportasi dan logistik.

    “Dengan semakin banyaknya perusahaan yang masuk ke bursa, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perekonomian nasional dan meningkatkan likuiditas pasar saham di Indonesia,” ucap Nyoman.

    Emiten ini Menangkan Tender Pertamina USD5,4 Juta

    PT Sunindo Pratama Tbk (SUNI) berhasil mengamankan dua tender dari PT Pertamina EP senilai total USD5,4 juta. Kemenangan ini merupakan kabar gembira bagi SUNI dan investornya.

    Tender pertama dengan nilai USD3,79 juta mencakup pengadaan casing low grade 7 inch. Sedangkan tender kedua senilai USD1,61 juta untuk pengadaan casing low grade (TFC Tahap II). Dengan asumsi kurs tengah Jisdor Bank Indonesia pada 3 Juli 2024 sebesar Rp16.387 per USD, nilai tender tersebut setara dengan Rp26,36 miliar.

    Direktur Utama SUNI, Willy Johan Chandra, mengungkapkan bahwa SUNI diumumkan sebagai pemenang pada 26 Juni untuk tender pertama dan pada 3 Juli 2024 untuk tender kedua.

    Transaksi ini diharapkan memberikan kontribusi positif terhadap kinerja operasional dan keuangan perusahaan pada 2024 dan 2025, serta langsung meningkatkan pendapatan usaha SUNI dari segmen penjualan.

    “Kami akan terus berupaya meningkatkan volume penjualan OCTG tubing, casing, wellhead, serta christmas tree untuk memenuhi kebutuhan eksplorasi dan eksploitasi migas ke depannya,” kata Willy dalam keterangan tertulis, Jumat, 5 Juli 2024.

    Willy menuturkan, peluang SUNI masih sangat besar karena Indonesia menjadi captive market untuk produk seamless pipes/OCTG tubing, yang memberikan peluang untuk menjamin keberlangsungan usaha.

    Sebagai produsen pipa lokal, SUNI diklaim memiliki potensi kuat untuk tumbuh secara berkelanjutan. Potensi ini didukung oleh regulasi pemerintah yang mengatur standar TKDN untuk mengurangi ketergantungan pada produk impor, serta kebutuhan energi yang akan terus meningkat di masa depan.

    Sementara itu, Direktur Keuangan  PT Sunindo Pratama Tbk, Freddy Soejandy, mengatakan kinerja operasional tahun ini sesuai dengan rencana dan target perusahaan.

    “Perseroan optimistis bahwa kinerja operasional SUNI dapat mencapai target 2024 yang telah ditetapkan. Kinerja operasional yang baik ini mendukung SUNI untuk mencapai pertumbuhan kinerja keuangan yang berkelanjutan pada tahun 2024,” jelasnya.

    Freddy menambahkan, OCTG tubing dan casing merupakan indikator utama yang memberikan kontribusi terbesar pada kinerja keuangan SUNI. Selain itu, volume penjualan wellhead juga turut meningkatkan kinerja SUNI.

    “Semua kinerja operasional ini akan mendukung pencapaian kinerja keuangan SUNI dari segmen penjualan,” kata Freddy.

    Hingga Juni 2024, SUNI berhasil menjual 10,1 ribu ton OCTG tubing, meningkat signifikan sebesar 65,1 persen YoY dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pencapaian volume penjualan OCTG tubing mencapai 50,3 persen dari target 2024. Volume penjualan OCTG casing juga meningkat 418 kali hingga Juni 2024 menjadi 5,5 ribu ton, mencapai 62,5 persen dari target tahun ini.

    Penjualan wellhead dan christmas tree, yaitu peralatan yang terpasang di atas sumur migas saat fase produksi, mencapai 27 unit hingga Juni 2024, bertambah 10 unit dari bulan sebelumnya, dan mencapai 27,6 persen dari target 2024.

    Menurut data RTI Business, saham SUNI hingga pukul 11.26 WIB menjelang penutupan perdagangan sesi I hari ini melemah 0,81 persen menjadi Rp490. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi