Logo
>

Emiten Batu Bara Grup Bakrie dan Salim Siap RUPST, Kapan?

Ditulis oleh Syahrianto
Emiten Batu Bara Grup Bakrie dan Salim Siap RUPST, Kapan?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Perusahaan pertambangan batu bara yang dimiliki oleh Grup Bakrie dan Grup Salim, yaitu PT Bumi Resources Tbk (BUMI), akan segera menyelenggarakan rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST).

    BUMI akan mengadakan RUPST untuk tahun buku 2023 pada hari Jumat, 28 Juni 2024. Acara tersebut dijadwalkan akan dilaksanakan di Jakarta, dimulai pukul 10:00 WIB hingga selesai. RUPST BUMI tahun 2024 akan memiliki lima agenda utama yang akan dibahas.

    Pertama, persetujuan atas laporan pertanggungjawaban direksi atas jalannya perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2023.

    Kedua, pengesahan neraca dan perhitungan laba atau rugi untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2023.

    Ketiga, penunjukan akuntan publik untuk melakukan audit atas laporan keuangan perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2024. Keempat, perubahan dan/atau penetapan kembali susunan Direksi dan Dewan Komisaris perseroan. 

    Kelima, memberikan kewenangan kepada Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan untuk menerbitkan saham-saham baru sehubungan dengan konversi Obligasi Wajib Konversi (OWK) yang diterbitkan oleh perseroan sebagaimana telah mendapatkan persetujuan oleh Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada 7 Februari 2017 dan 14 Januari 2022.

    Untuk diketahui, BUMI telah membatalkan rencana rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB), yang membahas agenda kuasi reorganisasi. Bumi Resources membatalkan rencana RUPSLB yang sebelumnya dijadwalkan berlangsung pada 28 Juni 2024 dibatalkan. Namun, rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) akan tetap berlangsung sesuai rencana.

    Sebagai pengingat, BUMI bermaksud melakukan rencana kuasi reorganisasi dengan cara mengeliminasi akumulasi rugi dengan menggunakan posisi agio saham yang merupakan selisih lebih antara setoran modal dengan nilai nominal saham. Sebagai langkah selanjutnya, BUMI akan melakukan restrukturisasi terhadap modal melalui rencana kuasi reorganisasi, yaitu dengan cara mengeliminasi akumulasi rugi dengan saldo agio saham.

    "Sebagai informasi tambahan, tujuan BUMI untuk melaksanakan rencana kuasi reorganisasi adalah untuk memperbaiki saldo laba perseroan agar perseroan dapat melakukan pembagian dividen tunai ke pemegang saham," tulis manajemen.

    Selain itu, lanjut manajemen, apabila kuasi reorganisasi tidak dilakukan sekarang, maka akan sulit bagi BUMI untuk membagikan dividen dalam waktu dekat, sekalipun dari sisi keuangan BUMI memiliki prospek keuangan yang baik.

    Kinerja Apik BUMI

    Kinerja operasional PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menunjukkan tren positif sepanjang kuartal pertama tahun ini, yang membuat perusahaan optimistis dalam mencapai target bisnisnya.

    Dalam periode tersebut, BUMI berhasil mencatatkan produksi sebesar 19,5 juta ton, naik 21 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya mencapai 16,1 juta ton. Produksi tersebut didominasi oleh kontribusi dari PT Kaltim Prima Coal (KPC) sebesar 14,5 juta ton dan PT Arutmin Indonesia sebesar 5,1 juta ton.

    Dalam rencana distribusi, sebanyak 70 persen dari total produksi tersebut diarahkan untuk pasar ekspor, sedangkan 30 persen sisanya dialokasikan untuk pasar domestik. Hal ini mengartikan bahwa sekitar 13,64 juta ton batu bara akan didistribusikan ke pasar internasional.

    BUMI menetapkan target produksi batu bara sebesar 80 juta ton untuk tahun ini, dengan mayoritas, yaitu 70 persen, ditujukan untuk pasar ekspor. Namun, capaian target ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor, seperti dinamika pasokan dan permintaan global, fluktuasi harga komoditas, biaya operasional, dan efisiensi modal kerja.

    Salah satu faktor yang cukup signifikan adalah kelebihan pasokan global, yang dapat memengaruhi kinerja perusahaan dalam pasar ekspor.

    Meskipun demikian, sektor ekspor batu bara tetap menunjukkan perkembangan yang positif pada April 2024. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa nilai ekspor batu bara pada bulan April 2024 mencapai USD 2,61 miliar. Meskipun terjadi penurunan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, ekspor batu bara tetap menjadi kontributor signifikan dalam penerimaan devisa negara, mencapai 14,27 persen dari total nilai ekspor.

    Kinerja Emiten Batu Bara

    Prospek kinerja emiten batu bara hingga pertengahan tahun ini belum menunjukkan kebangkitan yang signifikan. Dari segi harga saham, pergerakannya bervariasi, meskipun mayoritas berada dalam tren penurunan.

    Emiten batu bara dengan kapitalisasi pasar terbesar, PT Bayan Resources Tbk (BYAN), masih termasuk dalam saham laggard yang menggerus indeks. Beberapa saham batu bara mengalami penurunan setelah momentum pembagian dividen, seperti PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

    Emiten besar lainnya, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), mengalami penurunan harga saham dalam empat perdagangan berturut-turut. PT Harum Energy Tbk (HRUM) dan PT Indika Energy Tbk (INDY) juga mengalami tren penurunan minggu ini.

    Meskipun harga saham turun, 2024 ini, PT Adaro Energy berhasil mencatatkan peningkatan pendapatan operasional yang signifikan sepanjang tahun 2024. Pendapatan utama didorong oleh divisi pertambangan batu bara, yang terus menjadi penyumbang terbesar bagi total pendapatan perusahaan.

    Selain itu, PT United Tractors Tbk (UNTR) dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) masih berusaha untuk kembali naik. Sebaliknya, PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) menunjukkan performa yang cukup baik didorong oleh momentum pembagian dividen dan dividen interim.

    Pada tahun 2024, United Tractors (UNTR) memperkirakan akan mengalami beberapa dinamika dalam kinerjanya. Untuk tahun ini, UNTR telah menetapkan belanja modal (capex) sebesar Rp 21 triliun, yang sebagian besar akan dialokasikan untuk segmen kontraktor penambangan dan pertambangan batu bara, serta segmen pertambangan emas​.

    Dari sisi penjualan, UNTR menargetkan penjualan batu bara sebesar 12 juta ton, meningkat dari estimasi penjualan tahun 2023 yang mencapai sekitar 11 juta ton. Selain itu, penjualan emas ditargetkan sebesar 235.000 ounce, naik dari estimasi penjualan 2023 sebesar 175.000 ounce​. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.